A.
Pengertian Manajemen Pendidikan
Manajemen berasal dari bahasa latin dari kata “manus” yang artinya “tangan” dan “agere” yang berarti “ melakukan”. Kata-kata ini digabung menjadi “managere” yang bermakna menangani
sesuatu, mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti apa yang diinginkan dengan
mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada (Asmendri 2012: 1).
Manajemen menurut Terry (1986) adalah kemampuan mengarahkan dan
mencapai hasil yang diinginkan dengan tujuan dari usaha-usaha manusia dan
sumber lainnya. Menurut Harsey dan Blanchard (1988: 4)(Muhammad at.all, 2017)
manajemen adalah proses bekerja sama antara individu dan kelompok
serta sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan organisasi adalah sebagai
aktivitas manajerial. (Muhammad at.all, 2017) (Muhammad at.all, 2017)
Pendidikan (education)
secara semantik berasal dari bahasa yunani paidagogia
yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Pedagogos
adalah seorang nelayan atau bujang dalam zaman yunani kuno yang pekerjaannya menjemput dan mengantar anak-anak ke dan dari
sekolah. Selain itu, di rumahnya anak tersebut selalu dalam pengawasan dan
penjagaan para paedagogos. Istilah
ini berasal dari kata paedos yang
berarti anak, dan agogos yang berarti
saya membimbing atau memimpin. (Muhammad at.all, 2017)
Menurut Langeveld (1971: 5) pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,
perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan
anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup, cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri. (Muhammad at.all, 2017)
Manajemen pendidikan menurut Purwanto (1970:
9) adalah semua kegiatan sekolah dari yang meliputi usaha-usaha besar, seperti
mengenai perumusan policy, pengarahan
usaha-usaha besar, koordinasi, konsultasi, korespondensi, kontrol perlengkapan,
dan seterusnya sampai kepada usaha-usaha kecil dan sederhana, seperti menjaga
sekolah dan sebagainya. Menurut Usman (2004: 8) manajemen pendidikan adalah
seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensidirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Nawawi
(1983: 11) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan adalah ilmu terapan dalam
bidang pendidikan yang merupakan rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses
pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan
secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu
terutama lembaga pendidikan formal.(Muhammad at.all, 2017)
B.
Peran dan Fungsi Manajemen Pendidikan
Fungsi Manajemen terbagai atas
Fungsi perencanaan
Fungsi Pengorganisasian
Fungsi Penggerakan
Fungsi Pengawasan
Unsur manajemen terdiri dari “7M+1 I” menurut
Usman (2009) dan Henry Fayol 6 M yaitu sebagai berikut.
1.
Man
(Manusia), berperan sebagai man power
dalam organisasi atau perusahaan, diperlukan untuk memimpin, menggerakkan
karyawan/bawahan, serta memberikan tenaga dan pikiran untuk kemajuan dan kontinuitas
lembaga. Sumbangan tenaga manusia di sini dapat pula dinamakan sebagai
leadership atau kewirausahaan;
2.
Material
(Barang), material digunakan sebagai proses produksi dalam suatu perusahaan
atau organisasi, dapat terdiri dari bahan baku, bahan setengah jadi, atau
barang jadi;
3.
Machine (Mesin),
merupakan kebutuhan pokok dalam melancarkan jalannya suatu organisasi. Mesin
berupa peralatan yang digunakan oleh suatu instansi atau lembaga. Baik itu
peralatan yang modren maupun peratan yang masih bersifat konvensional;
4.
Money (Uang), Money/modal dibagi menjadi 2, yaitu
modal tetap berupa tanah, gedung/bangunan, mesin dan modal kerja berupa kas,
piutang
5.
Method
(Metode), pemilihan dan penggunaan metode yang tepat digunakan sebagai aturan
atau cara-cara tertentu yang bertujuan untuk menghindari terjadinya inefisiensi dan pemborosan. Dalam
lembaga pendidikan, metode pembelajaran yang dibentuk oleh seorang guru sangat
diperlukan dalam menerangkan pelajaran. Karena metode yang dipakai akan
memengaruhi peserta didik dalam memahami pelajaran;
6.
Market (Pasar),
adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk mengadakan transaksi, dalam
lembaga pendidikan market berupa tempat terjadinya interaksi antara pendidik
dengan peserta didik maupun dengan stakeholders yang ada dalam lingkup lembaga
tersebut.
7.
Minute (Waktu),
merupakan waktu yang dipergunakan dan dimanfatkan dalam pencapaian visi dan
misi suatu lembaga secara efektif dan efisien.
C.
Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
(Muhammad at.all, 2017) Menurut Fattah (2012: 123)
manajemen pendidikan pada dasarnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan
melalui pengolahan bidang-bidang pendidikan. Bidang garapan manajemen
pendidikan meliputi semua kegiatan yang menjadi saran penunjang proses belajar
mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Menurut
Baharuddin (2010: 55) ruang lingkup manajemen pendidikan antara lain sebagai
berikut.
1. Manajemen
Kurikulum
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien. Manajemen kurikulum merupakan sistem pengelolaan atau penataan
terhadap kurikulum secara kooperatif, komperhensif, sistemik dan sistematik
yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam rangka mewujudkan ketercapaian
tujuan kurikulum atau tujuan pendidikan.
Kegiatan manajemen kurikulum yang terpenting adalah (a) kegiatan yang
erat kaitannya dengan tugas guru; dan (b) kegiatan yang erat kaitannya dengan
proses pembelajaran dan pengajaran (Asmendri, 2012: 32).
2.
Manajemen Personalia
Manajemen
personalia adalah serangkaian proses kerja sama mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam bidang personalia dengan
mendayagunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien sehingga semua
personil sekolah menyumbang secara optimal bagi pencapaian tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan.
Personalia sekolah meliputi guru, dan pegawai lainnya. Personalia
sekolah dapat dibedakan atas tenaga kependidikan dan non kependidikan a) tenaga
kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan,
penilik, pengawas, peneliti, dan pengembang di bidang pendidikan pustakawan,
laboran, teknisi sumber belajar, dan pengajar; b) tenaga pendidik terdiri atas
pembimbing, pengajar dan pelatih; dan c) pengelola satuan pendidikan terdiri
atas Kepala Sekolah, direktur, ketua, rektor, dan pemimpin satuan pendidikan
luar sekolah.
3.
Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik merupakan upaya penataan peserta didik mulai
dari masuk sampai dengan mereka lulus sekolah, dengan cara memberikan layanan
sebaik mungkin pada peserta didik (Baharuddin, 2010: 67). Tujuan manajemen
peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan
tersebut menunjang proses pembelajaran sehingga dapat berjalan lancar, tertib
dan teratur serta dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan yang
ditetapkan. Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai wahana bagi peserta
didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik dari segi
individualitas, sosial, aspirasi, kebutuhan atau potensinya.
4. Manajemen
Sarana dan Prasarana
Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan bagaimana
mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efisien dan
efektif dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum,
proses kegiatan manajemen sarana dan prasarana meliputi perencanaan, pengadaan,
pengawasan, penyimpanan inventarisasi, penghapusan dan penataan. Proses ini
penting dilakukan agar pengadaan sarana dan prasarana tepat sasaran dan efektif
dalam penggunaannya.
5.
Manajemen Keuangan/Pembiayaan
Manajemen keuangan/pembiayaan adalah serangkaian kegiatan perencanaan,
melaksanakan dan mengavaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana
secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah (Mulyasa, 2005: 47).
Pengelolaan keuangan yang baik dalam lembaga akan meningkatkan efisiensi
penyelenggaraan pendidikan. Dengan tersedianya biaya, pencapaian tujuan
pendidikan yang lebih produktif, efektif, efisien dan relevan memungkinkan
kebutuhan akan segera terwujud.
6.
Adapun
sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah/madrasah, secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu a) pemerintah, baik pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah, yang bersifat umum atau khusus dan
diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan; b) orang tua atau peserta didik; dan
c) masyarakat baik mengikat maupun tidak.
7. Manajemen
Administrasi
Administarsi
secara etimologis berasal dari bahasa latin terdiri dari kata “ad dan “ministrate. Kata-kata tersebut dalam Bahasa Inggris memiliki arti
yang sama “ad = to”, “administrate = to serve/to conduct”, yang berarti
melayani, membantu atau mengarahkan (Purwanto, 2006: 1).
Administrasi
dalam perspektif manajemen dipandang mempunyai peran penting sebagai “prevoyange” atau kemampuan melihat masa
depan. Hal ini berarti administrasi dinilai mampu melihat keadaan masa yang
akan datang dan mempunyai kesiapanuntuk menghadapinya. Wujud dari hubungan
administrasi dengan manajemen pendidikan tampak pada aktivitas kepala sekolah
sebagai pembuat keputusan dan penanggung jawab penuh atas keputusan/kebijakan
yang dibuatnya. Purwanto (2006) mengklasifikasikan administrasi pendidikan
kedalam beberapa bagian yaitu a) administrasi tata laksana sekolah; b)
administrasi personalia guru dan pegawai sekolah; c) administrasi peserta
didik;
d)
administrasi supervisi pengajaran; e) administrasi pelaksanaan dan pembinaan
kurikulum; f) administrasi pendirian dan perencanaan infrastruktur sekolah; dan
g) hubungan sekolah dengan masyarakat.
8. Manajemen
Humas
Humas
merupakan fungsi manajemen yang diadakan untuk menilai dan menyimpulkan
sikap-sikap publik, menyesuaikan policy
dan prosedur instansi atau organisasi untuk mendapatkan pengertian dan dukungan masyarakat (Hassbullah, 2006: 124).
Kegiatan kehumasan di sekolah tidak hanya cukup menginformasikan fakta-fakta
tertentu dari sekolah, melainkan juga harus mengemukakan beberapa hal di
antaranya (Baharuddin, 2010: 90) a) melaporkan tentang pikiran-pikiran yang
berkembang dalam masyarakat tentang masalah pendidikan; b) membantu Kepala
Sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja sama; c) menyusun
rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan; dan d) membantu pemimpin karena
tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau
pihak yang memerlukannya (Asmendri, 2012: 96). Untuk melaksanakan tugas-tugas
tersebut, Humas yang efisien harus memerhatikan asas-asas berikut.
a) Obyektif
dan resmi, informasi yang dikeluarkan tidak boleh bertentangan dengan dengan
kebijaksanaan yang dijalankan. Pemberitaan yang disampaikan harus merupaka
suara resmi dari instansi atau lembaga yang bersangkutan;
c) Organisasi
yang tertib dan disiplin, humas akan berfungsi bilamana tugas-tugas organisasi
berjalan lancar dan efektif serta memiliki hubungan keluar dan kedalam yang
efektif pula; Informasi harus bersifat mendorong timbulnya keinginan untuk ikut
berpartisipasi atau ikut memberikan dukungan secara wajar pada masyarakat;
d) Kontinuitas,
informasi humas harus berusaha agar masyarakat memperoleh informasi secara
kontiniu sesuai dengan kebutuhan; dan
e) Respon
yang timbul dikalangan masyarakat merupakan umpan balik dari informasi yang
disampaikan harus mendapat perhatian sepenuhnya.
9. Manajemen
Layanan Khusus
Layanan
khusus adalah suatu usaha yang tidak secara langsung berkenaan dengan proses
belajar mengajar di kelas, tetapi secara khusus diberikan oleh pihak sekolah
kepada para siswanya agar mereka lebih optimal dalam melaksanakan proses
belajar (Asmendri, 2012: 108). Jenis layanan khusus di lembaga pendidikan
terdiri atas a) perpustakaan sekolah, perpustakaan pada sebuah sekolah dikelola
sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan utama membantu sekolah
untuk mencapai tujuan khusus dan tujuan pendiidkan pada umumnya; b) Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS), UKS merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat, yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan
peserta didik yang optimal; c) Kafetaria/Warung/Kantin, tujuan pengadaan kantin
sekolah adalah menyediakan tempat belanja makan yang terjamin kebersihannya dan
makan yang bergizi; d) Tempat Ibadah/Masjid; dan e) Unit Keamanan Sekolah (Security).
Referensi
Muhammad at.all, K.
(2017). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish Publisher.