Iklan_1

Education & Financial Konsulting

Education & Financial Konsulting
Education & Financial Konsulting

Agrobisnis & Pariwisata

Agrobisnis & Pariwisata
Agrobisnis & Pariwisata

Digital & Network Development

Digital & Network Development
Digital & Network Development

PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT PEMANFAATAN BUAH ASAM MENJADI PRODUK MINUMAN KUNYIT ASAM SERBUK DALAM UPAYA MENINGKATKAN EKONOMI DESA KALIMATI KECAMATAN JAPARA KABUPATEN KUNINGAN

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

TIM PENGUSUL :

Uyu Wahyudin (Ketua) NIDN : 0403027306

Yogi Iskandar (Sekretaris) NIDN : 0416018904

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA KUNINGAN

KUNINGAN

2019

 

 

 

 

RINGKASAN

 Potensi sumber daya lokal di setiap daerah begitu beragam dan berbeda satu wilayah dengan wilayah lainnya.  Untuk itu maka upaya membangkitkan kemandirian dan kedaulatan pangan berbasis tanaman lokal di tingkat wilayah perlu di lakukan, tak terkecuali di Desa Kalimati Kecamatan Japara kabupaten Kuningan.

Desa Kalimati memiliki potensi tanaman lokal yang dapat di kembangkan dalam pengelolaanya yakni buah asam jawa, yang pohonnya tersebar di beberapa sudut desa di Desa kalimati maupun desa sekitarnya. Hasil panen buah Asam mencapai 7 ton pada umumnya di gunakan masyarakat Desa Kalimati sebagai bumbu dapur dan dijual ke pengepul untuk  di bawa ke kota dalam bentuk barang mentah dengan harga yang relatif rendah. Sehingga keuntungan yang didapatkan oleh petani relatih kecil bahkan belum mampu dioftimalkan dengan baik. Padahal potensi pengolahan asam jawa sangat bagus untuk dikembangan menjadi produk dengan harga jual yang relatif lebih menguntungkan dibandingkan dengan penjualan dalam bentuk bahan baku. 

Sebagai upaya peningakatan ekonomi masyarakat perlu dilakukan pelatihan pengelolaan buah asam tersebut sehingga memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dan menjadi sumber pendapatan masyarakat desa. Salah satu upaya yang akan di lakukan dalam kegiatan pemberdayaan kepada masyarakat ini adalah pengelolaan buah asam menjadi minuman kunyit asam Serbuk.

Upaya diversifikasinya adalah dengan mencampurkan asam dan kunyit sehingga menjadi minuman kunyit asam instan.   Keunggulan produk ini diantara nya adalah: memanfaatkan bahan mentah yang melimpah, memiliki beberapa khasiat sebagai obat tradisional, dapat dinikmati menjadi minuman yang menyegarkan, tahan lama dan memiliki nilai jual yang tinggi sehingga dapat menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat.

Kandungan gizi yang terdapat pada buah asam jawa diantaranya adalah karbohidrat, protein dengan kandungan asam amino esensial yang cukup tinggi, serat, beberapa mineral seperti kalsium, kalium, mangan, magnesium, potassium, dan besi. Buah asam jawa juga mengandung beberapa senyawa fitokimia diantaranya merupakan senyawa bioaktif seperti komponen fenolik, tannin, kardiak glukosida, flavonoid, terpenoid, steroid (Ishaku et al., 2016), β-karoten, likopen, (Da Silva et al., 2014), aldehih dan butanediol (Jadhav et al., 2010). Beberapa asam organik juga ditemukan pada buah asam jawa, yaitu asam tartarat, asam malat, asam suksinat, asam asetat, asam format, dan asam sitrat (Saideswara dan Mathew, 2012).

Minuman kunyit asam instan merupakan minuman yang terbuat dari bahan baku utama berupa sari dari rimpang kunyit (curcuma domestica), daging buah asam jawa (tamarindus indica) dan gula. Minuman kunyit asam dapat dikategorikan sebagai jamu atau minuman herbal yang memiliki manfaat kesehatan. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan senyawa atau komponen fungsional pada kunyit, seperti kurkuminoid dan minyak atsiri (Muniroh, dkk 2010, Rezki dkk 2015).

Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam membuat produk minuman kunyit asam Serbuk sehingga dapat di produksi oleh masyarakat sendiri dan dapat di pasarkan secara luas, sehingga pada gilirannya akan dapat meningkatkan sumber pendapatan masyarakat desa Kalimati.

Dari hasil pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan adanya perubahan perilaku warga masyarakat dalam pemanfaatan buah asam menjadi lebih memiliki nilai ekonomi tinggi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa kalimati. Luaran yang ditargetkan dari pengabdian masyarakat ini adalah dimuat dalam jurnal nasional ber ISSN. jurnal sinta2 Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian  eISSN : 2541-082 | pISSN : 2541-082 terakreditasi nasional

 

Kata kunci:  asam, kunyit asam serbuk, nilai ekonomi, kesejahteraan masyarakat.


 

A.  Pendahuluan

Asam jawa merupakan tumbuhan tropis yang dapat tumbuh secara baik dengan ketinggian 1000 dpl baik di tanah liat maupun tanah berpasir. Pohonnya yang rindang menjadikan pohon asam jawa sebagai pohon penaung untuk berteduh di tepi jalan.

Asam jawa dengan bahasa latin Tamarindus Indica L, merupakan sejenis buah yang rasanya masam. Umumnya oleh masyarakat di Indonesia digunakan sebagai bumbu atau bahan penambah rasa asam dalam makanan. Selain sebagai bumbu dapur, asam jawa juga dapat digunakan sebagai campuran jamu tradisional, menghilangkan bau amis ikan, sebagai bahan sirup, selai dan gula-gula.

Permasalahan utama yang dihadapi oleh masyarakat, terutama masyarakat Desa Kalimati Kecamatan Japara Kabupaten Kuningan, adalah kurangnya pengetahuan masyarakat dalam pengolahan buah asam menjadi bentuk lain (diversifikasi) terutama menjadikan buah asam sebagai minuman kesehatan.  Selama ini masyarakat Desa kalimati hanya menggunakan buah asam sebagai bumbu dapur. Pengolahan buah asam jawa menjadi minuman kesehatan berbentuk minuman kunyit asam Serbuk adalah salah satu upaya diversifikasi pangan yang dipandang sangat tepat.

Desa kalimati merupakan desa wilayah kecamatan Japara kabupaten Kuningan berada di daerah terpencil perbatasan antara kabupaten kuningan dan cirebon di mana sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani dan sebagian kecil sebagai pedagang. Hal ini menjadi salah satu landasan berpikir pada pelaksanaan pengadian masyarakat sebagai langkah pemerataan pendidikan melalui pengolahan buah asam jawa serta sebagai salah satu upaya perguruan tinggi untuk membantu pemerintah dalam pemerataan prekonomian masyarakat.

Potensi asam jawa di Desa Kalimati sangat banyak dan tersebar di bebarapa sudut desa dan di pinggir-pinggir jalan raya menuju desa hasil panen mencapai 7 ton, akan tetapi masyarakat desa kalimati hanya memanfaatkan buah asam jawa sebagai bumbu dapur dan dijual ke pengepul untuk  di bawa ke kota dalam bentuk barang mentah dengan harga yang relatif rendah. Sehingga keuntungan yang didapatkan oleh petani relatih kecil bahkan belum mampu dioftimalkan dengan baik. Padahal potensi pengolahan asam jawa sangat bagus untuk dikembangan menjadi produk dengan harga jual yang relatif lebih menguntungkan dibandingkan dengan penjualan dalam bentuk bahan baku.

Hal tersebut dikarenakan masyarakat desa kalimati belum memiliki pengatahuan serta kemampuan untuk mengolah asam jawa tersebut menjadi sebuah produk yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi seperti sirup atau minuman kesehatan. Salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat untuk pengolahan agar dapat menghasil sebuah produk perlu adanya pelatihan keterampilan kepada masyarakat dalam mengolah buah asam menjadi minuman kunyit asam Serbuk. Diharapkan setelah memiliki keterampilan tersebut, masyarakat dapat mengolahnya sendiri menjadikan buah asam sebagai minuman intant.  Hasil produksi yang dihasilkannya dapat dijadikan sebagai usaha industri rumah tangga sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.

Metode pendekatan yang akan dilakukan dalam pemberdayaan kepada masyarakat ini adalah dengan melibatkan mitra secara bersama-sama melakukan seluruh rangkaian kegiatan, mempersiapkan bahan dan alat yang diperlukan, pelatihan dan workshop dari para ahli di bidangnya sebagai bagian dari upaya sosialisasi cara pembuatan minuman kunyit asam Serbuk.

            Hasil dari pemberdayaan masyarakat ini direncanakan di publish di Jurnal Sinta2 jurnal penelitian dan pengembangan pertanian eISSN: 2541-082| pISSN : 2541-082 terakreditasi nasional dan jika memungkinkan dengan waktu yang tersedia pada saat penyelesaian laporan dapat dibuatkan HAKI.

           

B.  Permasalahan Mitra

Berdasarkan observasi dan diskusi langsung dengan mitra didapatkan beberapa permasalahan yang dihadapi yaitu:

1. Rendahnya kualitas sumber daya manusia yang tersedia di Desa Kalimati

2. Pemanfaatan buah asam hanya di gunakan sebagai bumbu dapur dan atau di jual ke pasar dalam bentuk buah atau menjadi asam kawak.

3.  Mitra belum mengetahui cara pengolahan asam menjadi bentuk lain (diversifikasi) selain bumbu dapur dan asam kawak

4. Pengemasan masih sederhana.

C. Solusi Pemecahan Masalah

Solusi dalam pemacahan masalah dan upaya peningkatan ekonomi masyarakat melalui pengolahan buah asam jawa dapat dilakukan melalui langkah sebagai berkut:

1.      Tahap orientasi lapangan kegiatan,

2.      Tahap penyuluhan dan pelatihan; Pada tahap ini mitra dilatih dan diberikan penyuluhan tentang cara pemanfaatan dan pengolahan asam menjadi produk sirup untuk kesehatan.

3.      Tahap praktek dan pemantauan kelompok. Pada tahapan ini mitra di ajak secara bersama-sama mempraktekkan cara membuat dan mengolah asam menjadi sirup untuk kesehatan. Setiap anggota mitra secara aktif terlibat dari mulai mempersiapkan bahan, alat yang dibutuhkan, praktek pengolahan sendiri di bimbing oleh ahli dan dipastikan bahwa mitra memahami dan mampu kemudian mempraktekkan sendiri maupun dengan kelompoknya.

4.      Tahap Pembuatan nama dan label produk

D. Metode Pelaksanaan

Adapun metode pelaksanaan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut :

1.    Melaksanakan analisis permaslahan di lokasi pengabdian masyarakat

2.    Identifikasi masalah berdasarkan asas manfaat yang akan di rasakan masyarakat luas

 3.   Melakukan koordinasi dengan mitra

 4.   Menyusun proposal pengabdian

 5.   Pengajuan proposal pengabdian

 6.   Pengadaan alat dan bahan pengabdian dalam bentuk sewa

 7.   Pembuatan produk

 8.   Pembuatan kemasan dan design produk

 9.   Penyampaian pengetahuan produk kepada masyarakat dalam bentuk seminar maupun workshop

10. Penyusunan laporan pengabdian

11. Publikasi ilmiah

 

D.      Jadwal Kegiatan

No

Kegiatan

Bulan dan Tahun 2019 – 2020

8

9

10

11

12

1

2

3

4

5

6

7

1.

Pelaksanaan persiapan pengabdian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

Pelaksanaan pra pengabdian;

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3.

Sosialisasi dan penetapan lokasi pengabdian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4.

Pengadaan alat dan bahan Pengabdian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5.

pembuatan produk

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

6.

pembuatan kemasan dan design produk

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

7

Penyampaian pengetahuan produk kepada masyarakat dalam bentuk seminar maupun workshop

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

8

Penyusunan laporan pengabdian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

9

Publikasi hasil Pengabdian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

E.  Gambaran Iptek

Deskripsi asam

Asam jawa dengan nama latin Tamarindus indica L merupakan salah satu jenis tumbuhan tropis asal Afrika yang banyak tumbuh terutama di daerah tropis dan sub tropis, termasuk Indonesia. Berdasarkan klasifikasi ilmiah oleh USDA Plants (2017), taksonomi dari asam jawa adalah sebagai berikut :

 

Kingdom         : Plantae

Sub Kingdom : Tracheobionta

Superdivisi      : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)

Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas               : Dicotyledonae (Magnoliopsida)

Sub Kelas        : Rosidae

Ordo                : Fabales

Famili              : Fabaceae

Genus              : Tamarindus

Spesies            : Tamarindus indica (L.)

 

Gambar . Buah asam jawa (https://plants.usda.gov/java/largeImage?imageID=tain2_003_avp.tif)

 

Pohon asam jawa merupakan tumbuhan multiguna yang hampir keseluruhan bagian pohon asam jawa berpotensi untuk dapat dimanfaatkan. Akan tetapi, bagian dari pohon asam jawa yang paling umum dimanfaatkan adalah bagian buahnya. Buah asam jawa berbentuk polong dengan panjang sekitar 5-10 cm dan lebar 2 cm dan polongnya dapat berbentuk lonjong, melengkung ataupun lurus dengan ujung berbentuk bulat. Polong buah asam jawa memiliki epikarp atau lapisan terluar yang cukup keras dan bersisik yang umumnya berwarna coklat. Bagian dalam polong terkandung buah asam jawa yang memiliki tekstur tebal, agak keras akibat adanya biji namun memiliki bagian daging buah yang bertekstur lunak. (El-Siddig et al., 2006).

Kandungan gizi yang terdapat pada buah asam jawa diantaranya adalah karbohidrat, protein dengan kandungan asam amino esensial yang cukup tinggi, serat, beberapa mineral seperti kalsium, kalium, mangan, magnesium, potassium, dan besi. Buah asam jawa juga mengandung beberapa senyawa fitokimia diantaranya merupakan senyawa bioaktif seperti komponen fenolik, tannin, kardiak glukosida, flavonoid, terpenoid, steroid (Ishaku et al., 2016), β-karoten, likopen, (Da Silva et al., 2014), aldehih dan butanediol (Jadhav et al., 2010). Beberapa asam organik juga ditemukan pada buah asam jawa, yaitu asam tartarat, asam malat, asam suksinat, asam asetat, asam format, dan asam sitrat (Saideswara dan Mathew, 2012).

 

Tabel . Komposisi proksimat pada buah asam jawa

Komponen

Kandungan (%)

Abu

6,24

Lemak

6,24

Air

11,19

Karbohidrat

60,02

Protein

9,15

Serat

7,16

(Ishaku et al., 2016)

 

Keberadaan senyawa bioaktif pada buah asam jawa menjadi potensi penting yang menjadikan buah asam jawa sering dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia, terutama di bidang kesehatan. Beberapa penelitian menunjukan bahwa buah asam jawa mentah (Ugwuona dan Onweluxo, 2013) dan produk olahanya seperti ekstrak buah asam jawa (Martinello et al., 2006), asam jawa dalam bentuk jamu cair (Mulyani et al., 2014) dan produk bubuknya (Bhusari dan Kumar, 2014) terbukti memiliki efek kesehatan yang baik, yaitu sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan buah asam jawa dan olahanya dihasilkan dari senyawa fenolik, flavonoid dan vitamin C. Ekstrak buah asam jawa juga dilaporkan dapat bersifat sebagai antimikroba (Jadhav et al., 2010), antidiabetes (Maiti et al., 2005), hipolipidemik (Maiti et al., 2004), antikanker, analgesik atau antinyeri, dan antispasmodik atau antikram (Menezes et al., 2016).

 

Deskripsi kunyit

 

Kunyit atau disebut juga kunir (Curcuma longa Linn. atau Curcuma domestica Val.) merupakan jenis rempah-rempah yang umum dan sering dikonsumsi di Indonesia, baik digunakan sebagai bumbu masakan atau dimanfaatkan sebagai obat tradisional seperti jamu. Kunyit berasal dari Asia Tenggara dan tersebar luas sampai ke Australia dan Afrika. Klasifikasi ilmiah dari kunyit berdasarkan USDA Plants adalah sebagai berikut :

 

Kingdom         : Plantae

Sub Kingdom : Tracheobionta

Superdivisi      : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)

Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas               : Monocotyledonae (Liliopsida)

Sub Kelas        : Zingiberidae

Ordo                : Zingiberales

Famili              : Zingiberaceae

Genus              : Curcuma L.

Spesies            : Curcuma longa L.

 

Kunyit merupakan tanaman herbal perennial dengan panjang sekitar 60-90 cm dengan bunga berwarna kuning dan tidak memiliki buah melainkan berbentuk rimpang. Rimpang kunyit memiliki tekstur kasar, tersegmentasi atau memiliki garis dan serat pemisah, berwarna coklat kekuningan dengan bagian dalam yang berwarna orange dan akan terlihat menjadi kuning cerah ketika diolah menjadi produk bubuk. Rimpang kunyit umumnya berukuran panjang 2.5-7 cm, lebar 2.5 cm, dan tebal sekitar 3 cm dengan umbi kecil bercabang (rimpang sekunder). Bagian atas pada rimpang utama kunyit ditandai dengan bekas tumbuhnya daun sedangkan bagian bawahnya ditandai dengan bekas pertumbuhan rimpang sekunder atau rimpang cabang dan akar (Khalandar et al., 2018).

 

Gambar . Tanaman dan rimpang kunyit (https://www.edenproject.com/learn/for-everyone/plant-profiles/turmeric)

 

Kunyit menjadi tanaman biofarmaka kedua dengan luas panen tertinggi, yaitu sebesar 6.510,28 hektar pada tahun 2017. Produksi kunyit Indoensia juga mengalami peningkatan paling besar, yaitu sebesar 20.899 ton dari sebelumnya 107.770.473 ton pada tahun 2016 menjadi 128.338.949 ton pada tahun 2017 (BPS, 2018). Pemanfaatan kunyit di Indonesia sangat mungkin untuk dikembangkan dengan melihat tingginya produksi kunyit yang dihasilkan di Indonesia. Kunyit banyak dimanfaatkan sebagai rempah pada bumbu masakan dan juga dikembangkan sebagai obat tradisional karena kunyit diketahui memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan.

Rimpang kunyit banyak dimanfaatkan untuk aspek kesehatan karena kandungan beberapa senyawa bioaktif diantaranya adalah asam askorbat (vitamin C), kurkumin, β-karoten, steroid, flavonoid, terpenoid, kardiak glikosida, tannin, antraquinon, dan senyawa fenolik (Taoheed et al., 2017). Rimpang kunyit juga mengandung karbohidrat, protein, serat dan beberapa mineral seperti sodium, poatsium, magnesium, kalsium dan fosfor. ]Komposisi proksimat dan mineral pada rimpang kunyit disajikan pada tabel.

Tabel Proksimat dan mineral pada rimpang kunyit

Komponen

Kandungan (%)

Karbohidrat

16,37

Protein

1,83

Serat

1,95

Lemak

0,80

Abu

3,04

Air

76,02

Mineral

 

Sodium

0,01

Potassium

0,42

Magnesium

0,05

Kalsium

0,02

Fosfor

0,03

       (Taoheed t al., 2017).

 

Senyawa bioaktif utama pada rimpang kunyit yang memberikan banyak manfaat bagi kesehatan adalah kurkumin yang merupakan senyawa polifenol. Kandungan kurkumin pada rimpang kunyit berkisar antara 0,58 – 3,14 % (bk) (Tayyem et al., 2006). Kurkumin telah terbukti dapat bersifat sebagai antioksidan (Lestar et al., 2014; Mulyani et al., 2014), anti-inflamasi atau anti-peradangan (Lestari et al., 2014), antikanker (Vera-Ramirez et al., 2013; Wright et al., 2013), antimikroba (Ikpearna et al., 2014), meredakan sakit perut (Kosslera et al., 2012), stress, gangguan fungsi kognitif, epilepsi (Ahmad, 2013), diabetes dan gagal ginjal (Trujillo et al., 2013).

 

 

Minuman kunyit-asam serbuk

            Saat ini, konsumsi masyarakat mulai banyak beralih ke pangan fungsional yang termasuk didalamnya adalah minuman jamu tradisional. Jamu tradisional sudah lama dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan sampai saat ini prodok jamu tradisional masih banyak diminati masyarakat. Jamu kunyit-asam merupakan salah satu jenis jamu tradisional yang memiliki beberapa manfaat kesehatan seperti sebagai antioksidan (Mulyani et al., 2014) dan penurun kadar gula darah (Harsojuwono et al.,2018).

            Minuman jamu tradisional kunyit-asam dapat berupa minuman cair siap konsumsi atau dalam bentuk serbuk / bubuk. Minuman kunyit-asam dalam bentuk serbuk memiliki beberapa kelebihan diantaranya berkaitan dengan umur simpan yang lebih panjang daripada minuman segar, yaitu sampai 3 bulan meskipun tanpa bahan pengawet (Edria, D., 2010). Umur simpan produk kunyit-asam serbuk yang lebih panjang dapat meningkatkan efisiensi pemasaran sehingga dapat berpengaruh terhadap rasio keuntungan yang diperoleh. Selain itu, penanganan produk kunyit-asam serbuk juga lebih mudah termasuk dalam kemasan penyimpanan dan distribusi karena lebih tidak rentan tumpah atau bocor seperti produk minuman kunyit-asam cair.

            Produk kunyit-asam serbuk yang direncanakan pada proposal ini akan dipasarkan dalam kemasan kraft paper standing pouch yang kedap cahaya dan udara untuk menjaga kandungan senyawa antioksidan dan asam askorbat pada produk. Kemasan kraft paper standing pouch terdiri dari kertas sebagai pengemas utama dan plastic sebagai pengemas tambahan (Gambar). Kemasan produk kunyit-asam serbuk akan memuat label merk produk, yatu As-Kali, komposisi produk, khasiat singkat produk, nama produsen, cara penyajian produk, saran penyimpanan, dan tanggal kadaluarsa. Satu kemasan kunyit-asam serbuk berisi sekitar 150 gr serbuk kunyit-asam.

 

 

Gambar . Rencana kemasan yang akan digunakan untuk produk kunyit-asam serbuk (gambar kiri) dan rencana label merk produk (gambar kanan).

 

Pembuatan minuman kunyit-asam serbuk

Proses pembuatan minuman kunyit-asam serbuk terdiri dari beberapa tahapan, yaitu persiapan peralatan dan bahan, pengupasan dan pencucian, pemasakan, penghalusan atau penumbukan, pengayakan, penimbangan, dan pengemasan. Peralatan dan bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Peralatan

1.      Kompor

6.

Pisau dan sendok

2.      Blender atau alat penumbuk

7.

Timbangan

3.      Wajan

8.

Bahan pengemas

4.      Baskom atau alat penampung lainnya

9.

Saringan dan ayakan

5.      Pengaduk                             

 

 

 

Bahan

Bahan

 

Perbandingan

1.      Buah asam jawa

1 kg

2.      Rimpang kunyit

0,3 kg

3.      Gula pasir

0,5 kg

4.      Air

0,6 L

 

            Setelah peralatan dan bahan-bahan disiapkan, selanjutnya dilakukan pengupasan bagian kulit rimpang kunyit yang kotor dan sisa akar pada rimpang kunyit. Pengupasan juga dilakukan pada buah asam jawa yang harus dipisahkan dahulu dengan biji dan kulit atau polongnya. Selanjutnya adalah tahap pencucian rimpang kunyit dan buah asam jawa sampai bersih dan tidak terdapat kotoran. Rimpang kunyit yang sudah bersih kemudian dihancurkan dengan cara diblender atau ditumbuk dengan penambahan air sebanyak 600 mL sampai campuran bahan menjadi halus. Rimpang kunyit yang sudah halus kemudian disaring sehingga cairan kunyit terpisah dari ampas kasarnya. Penyaringan dilakukan berulang sampai cairan kunyit benar-benar terpisah.            

            Cairan kunyit hasil penyaringan kemudian dicampur dengan buah asam jawa dan dilakukan pemasakan dengan penambahan gula pasir. Pemasakan sebaiknya dilakukan dengan mengunakan api sedang untuk menjaga kandungan senyawa bioaktif yang terdapat pada kunyit dan asam agar tidak mengalami penurunan konsentrasi atau bahkan mengalami kerusakan. Selama pemasakan, campuran tersebut harus terus diaduk tanpa berhenti untuk menghindari terjadinya penggumpalan dan campuran menjadi hangus. Pemasakan diberhentikan sampai terbentuk adonan yang cukup kental dan mulai terbentuk serbuk-serbuk kristal. Setelah itu, pengadukan dilanjutkan sebentar selama proses pendinginan agar dapat diperoleh serbuk-serbuk kristal kunyit-asam yang lebih banyak dan merata.

            Serbuk kristal yang telah diperoleh selanjutnya dilakukan penghalusan dengan cara diblender atau ditumbuk agar diperoleh produk serbuk yang homogen. Tahap selanjutnya adalah penyaringan serbuk kunyit-asam untuk memisahkan butiran serbuk yang tidak seragam. Produk serbuk kunyit-asam yang diperoleh dari perbandingan bahan baku awal sebesar 1; 0,3; 0,5; 0,6 kurang lebih sekitar 450 gram serbuk instan. Tahap terakhir adalah penimbangan dan pengemasan produk serbuk kunyit-asam instan. Penimbangan serbuk kunyit-asam instan per satu kemasan adalah sebesar 150 gram yang dimasukan ke dalam kemasan kraft paper standing pouch berukuran 9 x 15 cm dengan ziplock.

 

 

F.   Daftar Pustaka

Ahmad, M. 2013. Protective effect of curcumin against lithium-pilocarpine induced status epilepticus cognitive dysfunction and oxidative stress in young rats. Saudi Journal of Biological Sciences 20:155-162.

Bhusari, S.N., dan Kumar, P. 2014. Antioxidant activities of spray dried tamarind pulp powder as affected by carrier type and their addition rate. International Conference on Food, Biological and Medical Sciences, 28-29. Bangkok (Thailand).

BPS (Badan Pusat Statistik). 2018. Statistik Tanaman Biofarmaka (Statistics of Medicinal Plants) Indonesia 2017. Badan Pusat Statistik, Jakarta Indonesia. Diperoleh dari http://bps.go.id/publication/2018/10/05/fb684e53549e5fa3fc174c8d/statistic-tanaman-biofarmaka-indonesia-2017.html

Da Silva, L.M.R., De Figueiredo, E.A.T., Ricardo N,M.P.S., Vieira, I.G.P., De Figueiredo, R.W., dan Gome, I.M.B.C.L. 2014. Quantification of bioactive compounds in pulps and by-products of tropical fruits from Brazil. Food Chemistry 143:398-404.

Dalimartha, Setiawan (2006), Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. 4. hal.9-13, Jakarta: Puspa Swara

Edria, D. 2010. Penentuan umur simpan minuman fungsional Cinna-Ale instan dengan Metode Arrhenius. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

El-Siddig, K., Gunasena, H.P.M., Prasad, B.A., Pushpakumara, D.K.N.G. Ramana, K.V.R., Vijayanand, P., dan Williams, J.T. 2006. Tamarind, Tamarindus indica. Southampton Centre for Underutilised Crops, Southampton, United Kingdom. Diperoleh dari http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.452.9515&rep=rep1&type=pdf

Harsojuwono, B.A., Mulyani, S., dan Puspawati, G.A.K.D. 2018. Potential of Turmeric-Tamarind beverage (Curcuma domestica Val. – Tmarindus indica L.) to decrease blood glucose in hyperglycemic mice. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences 9(2):222-230.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia 2: 903-907. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakart

Ikpearna, Ahamefula, Onwuka, G.I., dan Chibuzo, N. 2014. Nutritional composition of turmeric (Curcuma longa) and it’s antimicrobial properties. International Journal of Scientific & Engineering Research 5(10):1085-1089.

Ishaku, G.A., Ardo, B.P., Abubakar, H., dan Pengurta, F.A. 2016. Nutritional composition of Tamarindus indica fruit pulp. Journal of Chemistry and Chemical Sciences 6(8):695-699.

Jadhav, D.Y., Sahoo, A.K., Ghosh, J.S., Ranveer, R.C., dan Mali, A.M. 2010. Phytochemical detection and in vitro evaluation of tamarind fruit pulp for potential antimicrobial activity. International Journal of Tropical Medicine 5(3):68-72.

Khalandar, S.D., Adithya, T.N., Basha, S.J., Koshma, M., Subbareddy, U.V., dan Reddy, J.S. 2018. A current review on Curcuma longa L. plant. Inernational Journal of Pharmaceutical, Chemical and Biological Sciences 8(1):68-73.

Kompas.com - 23/03/2011, Asam Jawa: Manjur Untuk Masalah Perut

Kosslera, S., Nofzigera, C., Jakkab, M., Dossensa, S.S., dan Paulmichla, M. 2012. Curcumin effects cell survival and cell volume regulation in human renal and intestinal cells. Toxicology 292:123-135.

Lestari, M.L., dan Indrayanto, G. 2014. Curcumin Profiles Drug Substances, Excipients, and Related Methodology. 39:113-204.

Menezes, A.P.P., Trevisan, S.C.C., Barbalho, S.M., dan Guiguer, E.L. 2016. Tamarindus indica L. A plant with multiple medicinal purposes. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry 5(3):50-54.

Mulyani, S., Harsojuwono, B.A., dan Puspawati, G.A.K.D. 2014. Ppotensi minuman kunyit asam (Curcuma domestica Val. - Tamarindus indica L.) sebagai minuman kaya antioksidan. Agritech 34(1):65-71.

Muniroh L, Santi M, Triska SN, Rondius S, Minyak Atsiri Kunyit sebagai Anti Radang pada Penderita Gout Artritis dengan Diet Tinggi Purin, Makara, Kesehatan, 14 (2): 57-64

Saideswara, Y., dan Mathew, K.M. 2012. Tamarind. Handbook of herbs and spices (second edition), volume 2, hal. 512-533. Woodhead Publishing Series in Food Science, Technology and Nutrition. Diperoleh dari https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780857090409500266

Taoheed, A.A., Tolulope, A.A., Saidu, A.B., Odewumi, O.G., Sunday, R.M., dan Usman, M. 2017. Phytochemical properties, proximate and mineral composition of Curcuma longa Linn. and Zingiber officinale Rosc. : A comparative study. Journal of Scientific Reseacrh & Reports 13(4):1-7.

Tayyem, R.F., Heath, D.D., Al-Delaimy, W.K., dan Rock, C.L. 2006. Curcumin content of turmeric and curry powders. Nutrition and Cancer 55(2):126-131.

Trujillo, J., Chirino, Y.I., Molina-Jijon E., Anderica-omero, A.C. Tapia, E.T., dan edraza-Chaverri J. 2013. Renoprotective effect of the antioxidant curcumin : Recent findings. Mini Review Redox Biology 448-456.

Ugwuona, F.U., dan Onweluzo, J.C. 2013. Assessment of antioxidant properties of tamarind fruit pulp and its effect on storage stability of african bread fruit seed dhal and flour. Nigerian Journal of Nigerian Institute of Food Science and Technology 31(2):41-47.

USDA (United States Department of Agriculture). 2014. Curcuma longa L. common turmeric. Diperoleh dari dari https://plants.usda.gov/core/profile?symbol=CULO

USDA (United States Department of Agriculture). 2017. Tamarindus indica L. tamarind. Diperoleh dari https://plants.usda.gov/core/profile?symbol=TAIN2

Wahyudin, Uyu,  MM.,  Peran Penting Pedoman Etika  Bisnis Perusahaan Dalam Upaya Pencegahan Korupsi,  http://www.jurnal.syntaxliterate.co.id, Vol. 2 No. 12 (2017)

Venheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds), 1997, Sumber Daya Nabati Asia Tenggara: Buah-buahan yang di makan. PROSEA – Gramedia Jakarta

Vera-Ramirez, L., Perez-Lopez, P., Varela-Lopez, A, Ramiez-Tortsa, M., Battio, M., dan Quiles, J.L. 2013. Curcumin and liver disease. Biofactors 39:88-100.

Wright, L.E., Frye, J.B., Gorti, B., Timmermann B.N., dan Funk, J.L. 2013. Bioactivity of turmeric-derived curcuminoids and related metabolites in breast cancer. Current Pharmaceutical Design 19:6218-6225.

 

G. Peta Lokasi Sasaran

Jarak lokasi dari kampus menuju ke lokasi pengabdian sejauh 53 Km, hal ini karenan lokasi pengabdian merupakan daerah terpenci dan teringgal berada di perbatasan antara kabupaten kuningan dan cirebon.

 

 


 

 

 

 


Share Post:

Yogi Iskandar


Yogi Iskandar

Yogi Iskandar

Sponsor By:

SUBSCRIBER


SUBSCRIBER

Iklan_Foot