TIM PENGUSUL :
Uyu Wahyudin (Ketua) NIDN : 0403027306
Yogi Iskandar (Sekretaris) NIDN : 0416018904
UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA KUNINGAN
KUNINGAN
2019
RINGKASAN
Potensi sumber daya lokal di setiap daerah
begitu beragam dan berbeda satu wilayah dengan wilayah lainnya. Untuk itu maka upaya membangkitkan kemandirian
dan kedaulatan pangan berbasis tanaman lokal di tingkat wilayah perlu di
lakukan, tak terkecuali di Desa Kalimati Kecamatan Japara kabupaten Kuningan.
Desa Kalimati memiliki potensi
tanaman lokal yang dapat di kembangkan dalam pengelolaanya yakni buah asam
jawa, yang pohonnya tersebar di beberapa sudut desa di Desa kalimati maupun
desa sekitarnya. Hasil panen buah Asam mencapai 7 ton pada umumnya di gunakan masyarakat Desa
Kalimati sebagai bumbu dapur dan dijual ke pengepul untuk di bawa ke kota dalam bentuk barang mentah dengan harga yang relatif rendah. Sehingga keuntungan
yang didapatkan oleh petani relatih kecil bahkan belum mampu dioftimalkan
dengan baik. Padahal potensi pengolahan asam
jawa sangat bagus untuk dikembangan menjadi produk dengan harga jual yang
relatif lebih menguntungkan dibandingkan dengan penjualan dalam bentuk bahan
baku.
Sebagai upaya peningakatan
ekonomi masyarakat perlu
dilakukan pelatihan pengelolaan buah asam tersebut sehingga memiliki nilai
ekonomi yang lebih tinggi dan menjadi sumber pendapatan masyarakat desa. Salah
satu upaya yang akan di lakukan dalam kegiatan pemberdayaan kepada masyarakat
ini adalah pengelolaan buah asam menjadi minuman kunyit asam Serbuk.
Upaya diversifikasinya adalah
dengan mencampurkan asam dan kunyit sehingga menjadi minuman kunyit asam
instan. Keunggulan produk ini diantara
nya adalah: memanfaatkan bahan mentah yang melimpah, memiliki beberapa khasiat
sebagai obat tradisional, dapat dinikmati menjadi minuman yang menyegarkan,
tahan lama dan memiliki nilai jual yang tinggi sehingga dapat menjadi salah
satu sumber pendapatan masyarakat.
Kandungan gizi yang terdapat pada buah asam jawa diantaranya adalah
karbohidrat, protein dengan kandungan asam amino esensial yang cukup tinggi,
serat, beberapa mineral seperti kalsium, kalium, mangan, magnesium, potassium,
dan besi. Buah asam jawa juga mengandung beberapa senyawa fitokimia diantaranya
merupakan senyawa bioaktif seperti komponen fenolik, tannin, kardiak glukosida,
flavonoid, terpenoid, steroid (Ishaku et
al., 2016), β-karoten, likopen, (Da Silva et al., 2014), aldehih dan butanediol (Jadhav et al., 2010). Beberapa asam organik juga ditemukan pada buah asam
jawa, yaitu asam tartarat, asam malat, asam suksinat, asam asetat, asam format,
dan asam sitrat (Saideswara dan Mathew, 2012).
Minuman kunyit asam instan merupakan minuman yang
terbuat dari bahan baku utama berupa sari dari rimpang kunyit (curcuma domestica), daging buah asam
jawa (tamarindus indica) dan gula.
Minuman kunyit asam dapat dikategorikan sebagai jamu atau minuman herbal yang
memiliki manfaat kesehatan. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan senyawa
atau komponen fungsional pada kunyit, seperti kurkuminoid dan minyak atsiri
(Muniroh, dkk 2010, Rezki dkk 2015).
Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan masyarakat dalam membuat produk minuman kunyit asam Serbuk sehingga
dapat di produksi oleh masyarakat sendiri dan dapat di pasarkan secara luas,
sehingga pada gilirannya akan dapat meningkatkan sumber pendapatan masyarakat
desa Kalimati.
Dari hasil pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan
adanya perubahan perilaku warga masyarakat dalam pemanfaatan buah asam menjadi
lebih memiliki nilai ekonomi tinggi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di desa kalimati. Luaran yang ditargetkan dari pengabdian masyarakat
ini adalah dimuat dalam jurnal nasional ber ISSN. jurnal
sinta2 Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian eISSN : 2541-082 | pISSN : 2541-082 terakreditasi
nasional
Kata kunci: asam,
kunyit asam serbuk, nilai ekonomi, kesejahteraan masyarakat.
A. Pendahuluan
Asam jawa merupakan tumbuhan tropis yang dapat tumbuh
secara baik dengan ketinggian 1000 dpl baik di tanah liat maupun tanah
berpasir. Pohonnya yang rindang menjadikan pohon asam jawa sebagai pohon
penaung untuk berteduh di tepi jalan.
Asam jawa dengan bahasa latin Tamarindus Indica L,
merupakan sejenis buah yang rasanya masam. Umumnya oleh masyarakat di Indonesia
digunakan sebagai bumbu atau bahan penambah rasa asam dalam makanan. Selain
sebagai bumbu dapur, asam jawa juga dapat digunakan sebagai campuran jamu
tradisional, menghilangkan bau amis ikan, sebagai bahan sirup, selai dan
gula-gula.
Permasalahan utama yang dihadapi oleh masyarakat,
terutama masyarakat Desa Kalimati Kecamatan Japara Kabupaten Kuningan, adalah
kurangnya pengetahuan masyarakat dalam pengolahan buah asam menjadi bentuk lain
(diversifikasi) terutama menjadikan buah asam sebagai minuman kesehatan. Selama ini masyarakat Desa kalimati hanya
menggunakan buah asam sebagai bumbu dapur. Pengolahan buah asam jawa menjadi
minuman kesehatan berbentuk minuman kunyit asam Serbuk adalah salah satu upaya
diversifikasi pangan yang dipandang sangat tepat.
Desa kalimati merupakan desa wilayah kecamatan Japara
kabupaten Kuningan berada di daerah terpencil perbatasan antara kabupaten kuningan dan cirebon
di mana sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani dan sebagian kecil
sebagai pedagang. Hal ini menjadi salah satu landasan
berpikir pada pelaksanaan pengadian masyarakat sebagai langkah pemerataan
pendidikan melalui pengolahan buah asam jawa serta sebagai salah satu upaya
perguruan tinggi untuk membantu pemerintah dalam pemerataan prekonomian
masyarakat.
Potensi asam jawa di Desa Kalimati sangat banyak dan
tersebar di bebarapa sudut desa dan di pinggir-pinggir jalan raya menuju desa hasil panen mencapai 7 ton, akan tetapi masyarakat desa kalimati hanya memanfaatkan buah asam jawa sebagai bumbu dapur dan dijual ke
pengepul untuk di bawa ke
kota dalam bentuk barang mentah dengan harga yang relatif rendah. Sehingga keuntungan yang didapatkan
oleh petani relatih kecil bahkan belum mampu dioftimalkan dengan baik.
Padahal potensi
pengolahan asam jawa sangat bagus untuk dikembangan menjadi produk dengan harga
jual yang relatif lebih menguntungkan dibandingkan dengan penjualan dalam
bentuk bahan baku.
Hal tersebut dikarenakan masyarakat desa kalimati
belum memiliki pengatahuan serta kemampuan untuk mengolah asam jawa tersebut menjadi sebuah produk yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi seperti sirup
atau minuman kesehatan. Salah satu upaya untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat untuk pengolahan agar dapat menghasil sebuah
produk perlu adanya pelatihan keterampilan kepada masyarakat dalam
mengolah buah asam menjadi minuman kunyit asam Serbuk. Diharapkan setelah
memiliki keterampilan tersebut, masyarakat dapat mengolahnya sendiri menjadikan
buah asam sebagai minuman intant. Hasil
produksi yang dihasilkannya dapat dijadikan sebagai usaha industri rumah tangga
sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
Metode pendekatan yang akan dilakukan dalam
pemberdayaan kepada masyarakat ini adalah dengan melibatkan mitra secara
bersama-sama melakukan seluruh rangkaian kegiatan, mempersiapkan bahan dan alat
yang diperlukan, pelatihan dan workshop dari para ahli di bidangnya sebagai
bagian dari upaya sosialisasi cara pembuatan minuman kunyit asam Serbuk.
Hasil
dari pemberdayaan masyarakat ini direncanakan di publish di Jurnal Sinta2
jurnal penelitian dan pengembangan pertanian eISSN: 2541-082| pISSN : 2541-082
terakreditasi nasional dan jika memungkinkan dengan waktu yang tersedia pada
saat penyelesaian laporan dapat dibuatkan HAKI.
B. Permasalahan Mitra
Berdasarkan observasi dan diskusi
langsung dengan mitra didapatkan beberapa permasalahan yang dihadapi yaitu:
1.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia yang tersedia di Desa Kalimati
2. Pemanfaatan
buah asam hanya di gunakan sebagai bumbu dapur dan atau di jual ke pasar dalam
bentuk buah atau menjadi asam kawak.
3. Mitra belum mengetahui cara
pengolahan asam menjadi bentuk lain (diversifikasi) selain bumbu dapur dan asam
kawak
4.
Pengemasan masih sederhana.
C. Solusi Pemecahan Masalah
Solusi
dalam pemacahan masalah dan upaya peningkatan ekonomi masyarakat melalui
pengolahan buah asam jawa dapat dilakukan melalui langkah sebagai berkut:
1.
Tahap orientasi lapangan kegiatan,
2.
Tahap penyuluhan dan pelatihan; Pada tahap ini mitra dilatih dan diberikan
penyuluhan tentang cara pemanfaatan dan pengolahan asam menjadi produk sirup
untuk kesehatan.
3.
Tahap praktek dan pemantauan kelompok. Pada tahapan ini mitra di ajak
secara bersama-sama mempraktekkan cara membuat dan mengolah asam menjadi sirup
untuk kesehatan. Setiap anggota mitra secara aktif terlibat dari mulai
mempersiapkan bahan, alat yang dibutuhkan, praktek pengolahan sendiri di
bimbing oleh ahli dan dipastikan bahwa mitra memahami dan mampu kemudian
mempraktekkan sendiri maupun dengan kelompoknya.
4. Tahap Pembuatan nama dan label produk
D. Metode Pelaksanaan
Adapun
metode pelaksanaan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah
sebagai berikut :
1. Melaksanakan
analisis permaslahan di lokasi pengabdian masyarakat
2. Identifikasi masalah berdasarkan asas manfaat
yang akan di rasakan masyarakat luas
3. Melakukan
koordinasi dengan mitra
4. Menyusun
proposal pengabdian
5. Pengajuan
proposal pengabdian
6. Pengadaan
alat dan bahan pengabdian dalam bentuk sewa
7. Pembuatan
produk
8. Pembuatan
kemasan dan design produk
9. Penyampaian
pengetahuan produk kepada masyarakat dalam bentuk seminar maupun workshop
10. Penyusunan laporan pengabdian
11. Publikasi ilmiah
D. Jadwal Kegiatan
No |
Kegiatan |
Bulan dan Tahun 2019 – 2020 |
|||||||||||
8 |
9 |
10 |
11 |
12 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
||
1. |
Pelaksanaan persiapan pengabdian |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 |
Pelaksanaan pra pengabdian; |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3. |
Sosialisasi dan penetapan lokasi pengabdian |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4. |
Pengadaan alat dan bahan Pengabdian |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5. |
pembuatan produk |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6. |
pembuatan kemasan dan design produk |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7 |
Penyampaian pengetahuan produk kepada masyarakat
dalam bentuk seminar maupun workshop |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8 |
Penyusunan laporan pengabdian |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9 |
Publikasi hasil Pengabdian |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
E. Gambaran Iptek
Deskripsi asam
Asam jawa dengan nama latin Tamarindus
indica L merupakan salah satu jenis tumbuhan tropis asal Afrika yang banyak
tumbuh terutama di daerah tropis dan sub tropis, termasuk Indonesia.
Berdasarkan klasifikasi ilmiah oleh USDA Plants
(2017), taksonomi dari asam jawa adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
(Tumbuhan berbiji)
Divisi : Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
Kelas : Dicotyledonae
(Magnoliopsida)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Tamarindus
Spesies : Tamarindus indica (L.)
Gambar . Buah asam
jawa (https://plants.usda.gov/java/largeImage?imageID=tain2_003_avp.tif)
Pohon asam jawa merupakan tumbuhan multiguna yang hampir keseluruhan
bagian pohon asam jawa berpotensi untuk dapat dimanfaatkan. Akan tetapi, bagian
dari pohon asam jawa yang paling umum dimanfaatkan adalah bagian buahnya. Buah
asam jawa berbentuk polong dengan panjang sekitar 5-10 cm dan lebar 2 cm dan
polongnya dapat berbentuk lonjong, melengkung ataupun lurus dengan ujung
berbentuk bulat. Polong buah asam jawa memiliki epikarp atau lapisan terluar
yang cukup keras dan bersisik yang umumnya berwarna coklat. Bagian dalam polong
terkandung buah asam jawa yang memiliki tekstur tebal, agak keras akibat adanya
biji namun memiliki bagian daging buah yang bertekstur lunak. (El-Siddig et al., 2006).
Kandungan gizi yang terdapat pada buah asam jawa diantaranya adalah
karbohidrat, protein dengan kandungan asam amino esensial yang cukup tinggi,
serat, beberapa mineral seperti kalsium, kalium, mangan, magnesium, potassium,
dan besi. Buah asam jawa juga mengandung beberapa senyawa fitokimia diantaranya
merupakan senyawa bioaktif seperti komponen fenolik, tannin, kardiak glukosida,
flavonoid, terpenoid, steroid (Ishaku et
al., 2016), β-karoten, likopen, (Da Silva et al., 2014), aldehih dan butanediol (Jadhav et al., 2010). Beberapa asam organik juga ditemukan pada buah asam
jawa, yaitu asam tartarat, asam malat, asam suksinat, asam asetat, asam format,
dan asam sitrat (Saideswara dan Mathew, 2012).
Tabel . Komposisi proksimat pada buah
asam jawa
Komponen |
Kandungan
(%) |
Abu |
6,24 |
Lemak |
6,24 |
Air |
11,19 |
Karbohidrat |
60,02 |
Protein |
9,15 |
Serat |
7,16 |
(Ishaku et al., 2016)
Keberadaan senyawa bioaktif pada buah asam jawa menjadi potensi penting
yang menjadikan buah asam jawa sering dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia,
terutama di bidang kesehatan. Beberapa penelitian menunjukan bahwa buah asam
jawa mentah (Ugwuona dan Onweluxo, 2013) dan produk olahanya seperti ekstrak
buah asam jawa (Martinello et al., 2006),
asam jawa dalam bentuk jamu cair (Mulyani et
al., 2014) dan produk bubuknya (Bhusari dan Kumar, 2014) terbukti memiliki
efek kesehatan yang baik, yaitu sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan buah
asam jawa dan olahanya dihasilkan dari senyawa fenolik, flavonoid dan vitamin
C. Ekstrak buah asam jawa juga dilaporkan dapat bersifat sebagai antimikroba
(Jadhav et al., 2010), antidiabetes
(Maiti et al., 2005), hipolipidemik
(Maiti et al., 2004), antikanker,
analgesik atau antinyeri, dan antispasmodik atau antikram (Menezes et al., 2016).
Deskripsi kunyit
Kunyit atau disebut juga kunir (Curcuma
longa Linn. atau Curcuma domestica
Val.) merupakan jenis rempah-rempah yang umum dan sering dikonsumsi di
Indonesia, baik digunakan sebagai bumbu masakan atau dimanfaatkan sebagai obat
tradisional seperti jamu. Kunyit berasal dari Asia Tenggara dan tersebar luas
sampai ke Australia dan Afrika. Klasifikasi ilmiah dari kunyit berdasarkan USDA
Plants adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
(Tumbuhan berbiji)
Divisi : Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
Kelas :
Monocotyledonae (Liliopsida)
Sub Kelas : Zingiberidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma L.
Spesies : Curcuma longa L.
Kunyit merupakan tanaman herbal perennial dengan panjang sekitar 60-90 cm
dengan bunga berwarna kuning dan tidak memiliki buah melainkan berbentuk
rimpang. Rimpang kunyit memiliki tekstur kasar, tersegmentasi atau memiliki
garis dan serat pemisah, berwarna coklat kekuningan dengan bagian dalam yang
berwarna orange dan akan terlihat menjadi kuning cerah ketika diolah menjadi
produk bubuk. Rimpang kunyit umumnya berukuran panjang 2.5-7 cm, lebar 2.5 cm,
dan tebal sekitar 3 cm dengan umbi kecil bercabang (rimpang sekunder). Bagian
atas pada rimpang utama kunyit ditandai dengan bekas tumbuhnya daun sedangkan
bagian bawahnya ditandai dengan bekas pertumbuhan rimpang sekunder atau rimpang
cabang dan akar (Khalandar et al., 2018).
Gambar . Tanaman
dan rimpang kunyit (https://www.edenproject.com/learn/for-everyone/plant-profiles/turmeric)
Kunyit menjadi tanaman biofarmaka kedua dengan luas panen tertinggi,
yaitu sebesar 6.510,28 hektar pada tahun 2017. Produksi kunyit Indoensia juga
mengalami peningkatan paling besar, yaitu sebesar 20.899 ton dari sebelumnya
107.770.473 ton pada tahun 2016 menjadi 128.338.949 ton pada tahun 2017 (BPS,
2018). Pemanfaatan kunyit di Indonesia sangat mungkin untuk dikembangkan dengan
melihat tingginya produksi kunyit yang dihasilkan di Indonesia. Kunyit banyak
dimanfaatkan sebagai rempah pada bumbu masakan dan juga dikembangkan sebagai
obat tradisional karena kunyit diketahui memiliki kandungan gizi yang
bermanfaat bagi kesehatan.
Rimpang kunyit banyak dimanfaatkan untuk aspek kesehatan karena kandungan
beberapa senyawa bioaktif diantaranya adalah asam askorbat (vitamin C),
kurkumin, β-karoten, steroid, flavonoid, terpenoid, kardiak glikosida, tannin,
antraquinon, dan senyawa fenolik (Taoheed et
al., 2017). Rimpang kunyit juga mengandung karbohidrat, protein, serat dan
beberapa mineral seperti sodium, poatsium, magnesium, kalsium dan fosfor.
]Komposisi proksimat dan mineral pada rimpang kunyit disajikan pada tabel.
Tabel
Proksimat dan mineral pada rimpang kunyit
Komponen |
Kandungan
(%) |
Karbohidrat |
16,37 |
Protein |
1,83 |
Serat |
1,95 |
Lemak |
0,80 |
Abu |
3,04 |
Air |
76,02 |
Mineral |
|
Sodium |
0,01 |
Potassium |
0,42 |
Magnesium |
0,05 |
Kalsium |
0,02 |
Fosfor |
0,03 |
(Taoheed t al., 2017).
Senyawa bioaktif utama pada rimpang kunyit yang memberikan banyak manfaat
bagi kesehatan adalah kurkumin yang merupakan senyawa polifenol. Kandungan
kurkumin pada rimpang kunyit berkisar antara 0,58 – 3,14 % (bk) (Tayyem et al., 2006). Kurkumin telah terbukti
dapat bersifat sebagai antioksidan (Lestar et
al., 2014; Mulyani et al., 2014),
anti-inflamasi atau anti-peradangan (Lestari et al., 2014), antikanker (Vera-Ramirez et al., 2013; Wright et al., 2013),
antimikroba (Ikpearna et al., 2014),
meredakan sakit perut (Kosslera et al., 2012),
stress, gangguan fungsi kognitif, epilepsi (Ahmad, 2013), diabetes dan gagal
ginjal (Trujillo et al., 2013).
Minuman kunyit-asam
serbuk
Saat ini, konsumsi masyarakat mulai
banyak beralih ke pangan fungsional yang termasuk didalamnya adalah minuman
jamu tradisional. Jamu tradisional sudah lama dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia dan sampai saat ini prodok jamu tradisional masih banyak diminati
masyarakat. Jamu kunyit-asam merupakan salah satu jenis jamu tradisional yang
memiliki beberapa manfaat kesehatan seperti sebagai antioksidan (Mulyani et al., 2014) dan penurun kadar gula
darah (Harsojuwono et al.,2018).
Minuman jamu tradisional kunyit-asam
dapat berupa minuman cair siap konsumsi atau dalam bentuk serbuk / bubuk.
Minuman kunyit-asam dalam bentuk serbuk memiliki beberapa kelebihan diantaranya
berkaitan dengan umur simpan yang lebih panjang daripada minuman segar, yaitu
sampai 3 bulan meskipun tanpa bahan pengawet (Edria, D., 2010). Umur simpan
produk kunyit-asam serbuk yang lebih panjang dapat meningkatkan efisiensi
pemasaran sehingga dapat berpengaruh terhadap rasio keuntungan yang diperoleh.
Selain itu, penanganan produk kunyit-asam serbuk juga lebih mudah termasuk
dalam kemasan penyimpanan dan distribusi karena lebih tidak rentan tumpah atau
bocor seperti produk minuman kunyit-asam cair.
Produk kunyit-asam serbuk yang
direncanakan pada proposal ini akan dipasarkan dalam kemasan kraft paper standing pouch yang kedap
cahaya dan udara untuk menjaga kandungan senyawa antioksidan dan asam askorbat
pada produk. Kemasan kraft paper standing
pouch terdiri dari kertas sebagai pengemas utama dan plastic sebagai
pengemas tambahan (Gambar). Kemasan
produk kunyit-asam serbuk akan memuat label merk produk, yatu As-Kali, komposisi produk, khasiat
singkat produk, nama produsen, cara penyajian produk, saran penyimpanan, dan
tanggal kadaluarsa. Satu kemasan kunyit-asam serbuk berisi sekitar 150 gr
serbuk kunyit-asam.
Gambar
. Rencana kemasan yang akan digunakan untuk produk kunyit-asam serbuk (gambar
kiri) dan rencana label merk produk (gambar
kanan).
Pembuatan minuman kunyit-asam serbuk
Proses pembuatan minuman kunyit-asam serbuk terdiri dari beberapa
tahapan, yaitu persiapan peralatan dan bahan, pengupasan dan pencucian,
pemasakan, penghalusan atau penumbukan, pengayakan, penimbangan, dan
pengemasan. Peralatan dan bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Peralatan
1. Kompor |
6. |
Pisau dan sendok |
2. Blender atau alat penumbuk |
7. |
Timbangan |
3. Wajan |
8. |
Bahan pengemas |
4. Baskom atau alat penampung lainnya |
9. |
Saringan dan ayakan |
5. Pengaduk |
|
|
Bahan
Bahan |
Perbandingan |
1. Buah asam jawa |
1 kg |
2. Rimpang kunyit |
0,3 kg |
3. Gula pasir |
0,5 kg |
4. Air |
0,6 L |
Setelah
peralatan dan bahan-bahan disiapkan, selanjutnya dilakukan pengupasan bagian
kulit rimpang kunyit yang kotor dan sisa akar pada rimpang kunyit. Pengupasan
juga dilakukan pada buah asam jawa yang harus dipisahkan dahulu dengan biji dan
kulit atau polongnya. Selanjutnya adalah tahap pencucian rimpang kunyit dan
buah asam jawa sampai bersih dan tidak terdapat kotoran. Rimpang kunyit yang
sudah bersih kemudian dihancurkan dengan cara diblender atau ditumbuk dengan
penambahan air sebanyak 600 mL sampai campuran bahan menjadi halus. Rimpang
kunyit yang sudah halus kemudian disaring sehingga cairan kunyit terpisah dari
ampas kasarnya. Penyaringan dilakukan berulang sampai cairan kunyit benar-benar
terpisah.
Cairan kunyit hasil penyaringan
kemudian dicampur dengan buah asam jawa dan dilakukan pemasakan dengan
penambahan gula pasir. Pemasakan sebaiknya dilakukan dengan mengunakan api
sedang untuk menjaga kandungan senyawa bioaktif yang terdapat pada kunyit dan
asam agar tidak mengalami penurunan konsentrasi atau bahkan mengalami
kerusakan. Selama pemasakan, campuran tersebut harus terus diaduk tanpa
berhenti untuk menghindari terjadinya penggumpalan dan campuran menjadi hangus.
Pemasakan diberhentikan sampai terbentuk adonan yang cukup kental dan mulai terbentuk
serbuk-serbuk kristal. Setelah itu, pengadukan dilanjutkan sebentar selama
proses pendinginan agar dapat diperoleh serbuk-serbuk kristal kunyit-asam yang
lebih banyak dan merata.
Serbuk kristal yang telah diperoleh
selanjutnya dilakukan penghalusan dengan cara diblender atau ditumbuk agar
diperoleh produk serbuk yang homogen. Tahap selanjutnya adalah penyaringan
serbuk kunyit-asam untuk memisahkan butiran serbuk yang tidak seragam. Produk
serbuk kunyit-asam yang diperoleh dari perbandingan bahan baku awal sebesar 1;
0,3; 0,5; 0,6 kurang lebih sekitar 450 gram serbuk instan. Tahap terakhir
adalah penimbangan dan pengemasan produk serbuk kunyit-asam instan. Penimbangan
serbuk kunyit-asam instan per satu kemasan adalah sebesar 150 gram yang
dimasukan ke dalam kemasan kraft paper
standing pouch berukuran 9 x 15 cm dengan ziplock.
F. Daftar Pustaka
Ahmad, M. 2013. Protective effect of curcumin against
lithium-pilocarpine induced status epilepticus cognitive dysfunction and
oxidative stress in young rats. Saudi
Journal of Biological Sciences 20:155-162.
Bhusari, S.N., dan Kumar, P. 2014. Antioxidant
activities of spray dried tamarind pulp powder as affected by carrier type and
their addition rate. International
Conference on Food, Biological and Medical Sciences, 28-29. Bangkok
(Thailand).
BPS (Badan Pusat Statistik). 2018. Statistik Tanaman
Biofarmaka (Statistics of Medicinal
Plants) Indonesia 2017. Badan Pusat Statistik, Jakarta Indonesia. Diperoleh
dari http://bps.go.id/publication/2018/10/05/fb684e53549e5fa3fc174c8d/statistic-tanaman-biofarmaka-indonesia-2017.html
Da Silva, L.M.R., De
Figueiredo, E.A.T., Ricardo N,M.P.S., Vieira, I.G.P., De Figueiredo, R.W., dan
Gome, I.M.B.C.L. 2014. Quantification of bioactive compounds in pulps and
by-products of tropical fruits from Brazil. Food
Chemistry 143:398-404.
Dalimartha,
Setiawan (2006), Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. 4. hal.9-13,
Jakarta: Puspa Swara
Edria, D. 2010. Penentuan umur simpan minuman
fungsional Cinna-Ale instan dengan Metode Arrhenius. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
El-Siddig, K., Gunasena, H.P.M., Prasad, B.A.,
Pushpakumara, D.K.N.G. Ramana, K.V.R., Vijayanand, P., dan Williams, J.T. 2006.
Tamarind, Tamarindus indica. Southampton
Centre for Underutilised Crops, Southampton, United Kingdom. Diperoleh dari http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.452.9515&rep=rep1&type=pdf
Harsojuwono, B.A., Mulyani, S., dan Puspawati,
G.A.K.D. 2018. Potential of Turmeric-Tamarind beverage (Curcuma domestica Val. – Tmarindus
indica L.) to decrease blood glucose in hyperglycemic mice. Research Journal of Pharmaceutical,
Biological and Chemical Sciences 9(2):222-230.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna
Indonesia 2: 903-907. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakart
Ikpearna, Ahamefula, Onwuka, G.I., dan Chibuzo, N.
2014. Nutritional composition of turmeric (Curcuma
longa) and it’s antimicrobial properties. International Journal of Scientific & Engineering Research 5(10):1085-1089.
Ishaku, G.A., Ardo, B.P., Abubakar, H., dan Pengurta,
F.A. 2016. Nutritional composition of Tamarindus
indica fruit pulp. Journal of
Chemistry and Chemical Sciences 6(8):695-699.
Jadhav, D.Y., Sahoo, A.K., Ghosh, J.S., Ranveer,
R.C., dan Mali, A.M. 2010. Phytochemical detection and in vitro evaluation of tamarind fruit pulp for potential
antimicrobial activity. International
Journal of Tropical Medicine 5(3):68-72.
Khalandar, S.D., Adithya, T.N., Basha, S.J., Koshma,
M., Subbareddy, U.V., dan Reddy, J.S. 2018. A current review on Curcuma longa L. plant. Inernational Journal of Pharmaceutical, Chemical and Biological Sciences 8(1):68-73.
Kompas.com - 23/03/2011, Asam Jawa: Manjur Untuk Masalah
Perut
Kosslera, S., Nofzigera, C., Jakkab, M., Dossensa,
S.S., dan Paulmichla, M. 2012. Curcumin effects cell survival and cell volume
regulation in human renal and intestinal cells. Toxicology 292:123-135.
Lestari, M.L., dan Indrayanto, G. 2014. Curcumin Profiles Drug Substances,
Excipients, and Related Methodology. 39:113-204.
Menezes, A.P.P., Trevisan, S.C.C., Barbalho, S.M.,
dan Guiguer, E.L. 2016. Tamarindus indica
L. A plant with multiple medicinal purposes. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry 5(3):50-54.
Mulyani, S., Harsojuwono, B.A., dan Puspawati,
G.A.K.D. 2014. Ppotensi minuman kunyit asam (Curcuma domestica Val. - Tamarindus
indica L.) sebagai minuman kaya antioksidan. Agritech 34(1):65-71.
Muniroh L,
Santi M, Triska SN, Rondius S, Minyak Atsiri Kunyit sebagai Anti Radang pada
Penderita Gout Artritis dengan Diet Tinggi Purin, Makara, Kesehatan, 14 (2):
57-64
Saideswara, Y., dan Mathew, K.M. 2012. Tamarind. Handbook of herbs and spices
(second edition), volume 2, hal. 512-533. Woodhead Publishing Series in Food
Science, Technology and Nutrition. Diperoleh dari https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780857090409500266
Taoheed, A.A., Tolulope,
A.A., Saidu, A.B., Odewumi, O.G., Sunday, R.M., dan Usman, M. 2017.
Phytochemical properties, proximate and mineral composition of Curcuma longa Linn. and Zingiber officinale Rosc. : A
comparative study. Journal of Scientific
Reseacrh & Reports 13(4):1-7.
Tayyem, R.F., Heath, D.D.,
Al-Delaimy, W.K., dan Rock, C.L. 2006. Curcumin content of turmeric and curry
powders. Nutrition and Cancer 55(2):126-131.
Trujillo, J., Chirino, Y.I.,
Molina-Jijon E., Anderica-omero, A.C. Tapia, E.T., dan edraza-Chaverri J. 2013.
Renoprotective effect of the antioxidant curcumin : Recent findings. Mini Review Redox Biology 448-456.
Ugwuona, F.U., dan Onweluzo, J.C. 2013. Assessment of antioxidant properties of tamarind fruit
pulp and its effect on storage stability of african bread fruit seed dhal and
flour. Nigerian Journal of Nigerian
Institute of Food Science and Technology 31(2):41-47.
USDA (United States Department of Agriculture). 2014. Curcuma longa L. common turmeric.
Diperoleh dari dari https://plants.usda.gov/core/profile?symbol=CULO
USDA (United States Department of Agriculture). 2017. Tamarindus indica L. tamarind. Diperoleh
dari https://plants.usda.gov/core/profile?symbol=TAIN2
Wahyudin, Uyu, MM., Peran
Penting Pedoman Etika Bisnis Perusahaan
Dalam Upaya Pencegahan Korupsi, http://www.jurnal.syntaxliterate.co.id, Vol. 2 No. 12 (2017)
Venheij, E.W.M.
dan R.E. Coronel (eds), 1997, Sumber Daya Nabati Asia Tenggara: Buah-buahan
yang di makan. PROSEA – Gramedia Jakarta
Vera-Ramirez, L., Perez-Lopez, P., Varela-Lopez, A,
Ramiez-Tortsa, M., Battio, M., dan Quiles, J.L. 2013. Curcumin and liver
disease. Biofactors 39:88-100.
Wright, L.E., Frye, J.B., Gorti, B., Timmermann B.N.,
dan Funk, J.L. 2013. Bioactivity of turmeric-derived curcuminoids and related
metabolites in breast cancer. Current
Pharmaceutical Design 19:6218-6225.
G. Peta Lokasi Sasaran
Jarak
lokasi dari kampus menuju ke lokasi pengabdian sejauh 53 Km, hal ini karenan
lokasi pengabdian merupakan daerah terpenci dan teringgal berada di perbatasan
antara kabupaten kuningan dan cirebon.