Iklan_1

Education & Financial Konsulting

Education & Financial Konsulting
Education & Financial Konsulting

Agrobisnis & Pariwisata

Agrobisnis & Pariwisata
Agrobisnis & Pariwisata

Digital & Network Development

Digital & Network Development
Digital & Network Development
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA

Yogi Iskandar

10/24/2020

LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN DI INDONESIA Landasan historis pendidikan Nasional Indonesia tidak terlepas dari sejarah bangsa indonesia it...

SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA

  1. LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN DI INDONESIA

Landasan historis pendidikan Nasional Indonesia tidak terlepas dari sejarah bangsa indonesia itu sendiri. Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang sejak zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya bangsa lain yang menjajah serta menguasai bangsa Indonesia. Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia dalam perjalanan hidupnya berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang merdeka, mandiri serta memiliki suatu  prinsip yang tersimpul dalam  pandangan hidup serta  filsafat hidup bangsa. Pada akhirnya bangsa Indonesia menemukan jati dirinya, yang di dalamnya tersimpul ciri khas, sifat dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain. Para pendiri negara kita merumuskan negara kita dalam suatu rumusan yang sederhana namun mendalam, yang meliputi 5 prinsip (lima sila) yang kemudian diberi nama Pancasila.

Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara objektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal nilai-nilai Pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Konsekuensinya, Pancasila berkedudukan sebagai dasar filsafat negara serta ideologi bangsa dan negara, bukan sebagai suatu ideologi yang menguasai bangsa, namun justru nilai-nilai dari sila-sila Pancasila itu melekat dan berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri. Dengan kata lain, tinjauan landasan sejarah atau historis Pendidikan Nasional Indonesia merupakan pandangan ke masa lalu atau pandangan retrospektif. Pandangan ini melahirkan studi-studi historis tentang proses perjalanan pendidikan nasional Indonesia yang terjadi pada periode tertentu di masa yang lampau.

Setiap bidang kegiatan yang ingin dicapai manusia untuk maju, pada umumnya dikaitkan dengan bagaimana keadaan bidang tersebut pada masa yang lampau (Pidarta, 2007: 110). Demikian juga halnya dengan bidang pendidikan. Sejarah pendidikan merupakan bahan pembanding untuk memajukan pendidikan suatu bangsa. Sejarah telah memberi penerangan, contoh, dan teladan bagi manusia dan diharapkan akan dapat meningkatkan peradaban manusia itu sendiri di masa kini dan masa yang akan datang.

 

  1. SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA

Perjalanan sejarah pendidikan di Indonesia sangat panjang bahkan semenjak jauh sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945 sampai akhirnya sekarang setelah 69 Indonesia merdeka yang telah mewujudkan pola Pendidikan Nasional seperti sekarang. Dengan demikian setiap bidang kegiatan yang ingin dicapai manusia untuk maju, pada umumnya dikaitkan dengan bagaimana keadaan bidang tersebut pada masa lampau (Pidarta, 2007). Begitu juga dengan bidang pendidikan, sejarah pendidikan dapat dijadikan sebagai bahan pembanding untuk memajukan pendidikan itu sendiri. Sejarah pendidikan di Indonesia dimulai dari zaman kuno/ tradisional yang dimulai dengan zaman pengaruh Hindu dan Budha, zaman pengaruh Islam, zaman penjajahanan, sampai saat ini. Berikut ini adalah uraian dan rincian perjalanan sejarah pendidikan Indonesia:

  1. Zaman Pengaruh Hindu dan Budha (Purba)

Hinduisme dan Budhisme datang ke Indonesia sekitar abad ke-5. Hinduisme dan Budhisme merupakan dua agama yang berbeda, namun di Indonesia keduanya memiliki kecenderungan sinkretisme, yaitu keyakinan mempersatukan figur Syiwa dengan Budha sebagai satu sumber Yang Maha Tinggi. Motto pada lambang Negara Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika, secara etimologis berasal dari keyakinan tersebut (Mudyahardjo, 2008: 215).

Bila mengamati sejarah tentang borobudur merupakan warisan sejarah yang dapat digunakan sebagai perbandingan perkembangan pendidikan pada masa itu dengan masa sekarang. Borobudur adalah candi budha terbesar pada abad 9, yang berukuran 123 X 123 meter serta terdiri dari 1.460 relief dan 504 stupa. Borobudur setelah dibangun  3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini.

Berdasarkan keterangan di atas Borobudur merupakan tonggak sejarah terbesar bagi Indonesia, karena pada saat itu (abad 9) bisa dikatakan Indonesia menjadi negara number one. Jika ditinjau dari segi pembuatannya, maka akan muncul asumsi tentang jumlah tenaga yang digunakan (berhubungan dengan manajemen) dan arsitekturnya. Padahal pada masa itu sumber belajarnya hanya berupa orang, tidak seperti sekarang yang sumber belajarnya tidak hanya berupa orang, tetapi ada buku, TV, radio, HP, Tablet,  komputer (laptop), dan internet.

 

b. Zaman Pengaruh Islam (Tradisional)

Agama islam yang dibawa oleh pedagang dari Persia dan Gujarat ke Indonesia. Agama Islam mudah tersebar karena agama Islam dapat bersatu dengan kebudayaan Indonesia. Keduanya dapat saling membantu dan saling mempengaruhi. Agama Islam besar sekali pengaruhnya di dalam mendidik rakyat jelata. Berbeda dengan Agama Hindu dan Budha, Agama Islam menyiarkan Agamanya mulai dari bawah/dari rakyat biasa. Para Ulama sangat dekat dengan rakyat biasa, mereka bisa hidup bersama dengan rakyat biasa. Bentuk pendidikan yang Islam ada 3 macam, yaitu di Langgar, Pesantren, dan Madrasah. Bentuk itulah sebenarnya awal terbentuknya pembelajaran klasikal maupun individual di Indonesia.

 

 

1)      Langgar : Merupakan tempat pendidikan agama islam permulaan. Yang dipentingkan ialah membaca dan menulis huruf arab. Pengajaran berlangsung secara secara Individual, artinya seorang guru mengajar seorang anak.

2)      Pendidikan di pesantren : Tempat pengajaran Agama Islam yang lebih lanjut dan lebih mendalam ada di pesantren. Pengetahuan yang diberikan ada 3 bidang yaitu: agama; ilmu pengetahuan; keterampilan.

3)      Pendidikan Madrasah : Pada madrasah guru-guru diperkenankan menerima balasan jasa dalam bentuk uang (gaji). Lembaga pendidikan ini lebih menekankan pada pemberian ilmu pengetahuan umum disamping pelajaran agama. Pendidikan Madrasah diatur berjenjang sejajar dengan pendidikan dasar dan menengah seperti sekarang ini. Jenjang ini adalah :

Tingkat TK : Bustanul

Tingkat SD : Ibtidaiyah

Tingkat SMP : Tsanawiyah

Tingkat SMA : Aliyah

 

  1. Zaman Pengaruh Nasrani (Katholik dan Kristen)

Bangsa Portugis pada abad ke-16 bercita-cita menguasai perdagangan dan perniagaan Timur-Barat dengan cara menemukan jalan laut menuju dunia Timur serta menguasai bandar-bandar dan daerah-daerah strategis yang menjadi mata rantai perdagaan dan perniagaan (Mudyahardjo, 2008: 242). Di samping mencari kejayaan (glorious) dan kekayaan (gold), bangsa Portugis datang ke Timur (termasuk Indonesia) bermaksud pula menyebarkan agama yang mereka anut, yakni Katholik (gospel).

Pada akhirnya pedagang Portugis menetap di bagian timur Indonesia tempat rempah-rempah itu dihasilkan. Namun kekuasaan Portugis melemah akibat peperangan dengan raja-raja di Indonesia dan akhirnya dilenyapkan oleh Belanda pada tahun 1605 (Nasution, 2008: 4). Dalam setiap operasi perdagangan, mereka menyertakan para paderi misionaris Paderi yang terkenal di Maluku, sebagai salah satu pijakan Portugis dalam menjalankan misinya, adalah Franciscus Xaverius dari orde Jesuit. Orde ini didirikan oleh Ignatius Loyola (1491-1556) dan memiliki tujuan yaitu segala sesuatu untuk keagungan yang lebih besar dari Tuhan (Mudyahardjo, 2008: 243). Yang dicapai dengan tiga cara: memberi khotbah, memberi pelajaran, dan pengakuan. Orde ini juga mempunyai organisasi pendidikan yang seragam: sama di mana pun dan bebas untuk semua. Xaverius memandang pendidikan sebagai alat yang ampuh untuk penyebaran agama, Nasution dalam Rohmawati (2008).

Sedangkan pengaruh Kristen berasal dari orang-orang Belanda yang datang pertama kali tahun1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman dengan tujuan untuk mencari rempah-rempah. Untuk menghindari persaingan di antara mereka, pemerintah Belanda mendirikan suatu kongsi dagang yang disebut VOC (vreenigds Oost Indische Compagnie) atau Persekutuan Dagang Hindia Belanda tahun 1602 (Mudyahardjo, 2008: 245).

Sikap VOC terhadap pendidikan adalah membiarkan terselenggaranya Pendidikan Tradisional di Nusantara, mendukung diselenggarakannya sekolah-sekolah yang bertujuan menyebarkan agama Kristen. Kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh VOC terutama dipusatkan di bagian timur Indonesia di mana Katholik telah berakar dan di Batavia (Jakarta), pusat administrasi kolonial. Tujuannya untuk melenyapkan agama Katholik dengan menyebarkan agama Kristen Protestan, Calvinisme (Nasution, 2008: 4-5).

 

  1. Zaman Kolonial Belanda

Tujuan bangsa Belanda ke Indonesia juga sama dengan bangsa Spanyol dan Portugis. Belanda mendirikan sekolah-sekolah yang tidak hanya mengajarkan agama saja, tetapi juga mengajarkan pengetahuan umum. Sekolah-sekolah banyak didirikan di Pulau Ambon, Ternate, dan Bacan (Maluku). Bahasa pengantar yang dipergunakan adalah bahasa Melayu dan Belanda. Selain itu mereka juga mendirikan sekolah untuk calon pegawai VOC. Sekolah ini didirikan di Ambon dan Jakarta (rizal, 2008).

 

Secara umum, sistem pendidikan di Indonesia digambarkan sebagai berikut:

1)      Pendidikan dasar meliputi jenis sekolah dengan pengantar bahasa Belanda untuk anak Belanda , Indonesia dan Cina. Sekolah dengan pengantar bahasa daerah, dan sekolah peralihan.

2)      Pendidikan lanjutan yang meliputi pendidikan umum dan pendidikan kejuruan.

Menurut Nasution (1993) ada enam prinsip politik pendidikan kolonial Belanda di Indonesia, yaitu: Pertama, dualisme dalam pendidikan dengan adanya sekolah anak belanda dan untuk anak pribumi, untuk anak yang berada dan anak yang tidak berada. Kedua, gradualisme yang ekstrim dengan mengusahakan pendidikan rendah yang sederhana mungkin bagi anak Indonesia. Ketiga, prinsip konkordansi yang memaksa semua sekolah berorientasi barat mengikuti model sekolah di Netherland dan menghalangi penyesuaian dengan keadaan di Indonesia. Keempat, kontrol sentral yang ketat. Kelima, tidak adanya perencanaan pendidikan sistematis. Keenam, pedidikan pegawai sebagai tujuan utama sekolah.

Meskipun sekolah-sekolah telah banyak berdiri, tetapi secara vormal, sekolah-sekolah itu tidak didirikan atas nama VOC, tetapi didirikan oleh orang-orang dari kalangan agama, yaitu agama Kristen Protestan. Keuntungan besar dari sekolah ini adalah setelah kita mencapai kemerdekaan dimana kebutuhan akan pendidikan sangat diperlukan. Sebagian besar penduduk di Indonesia bagian timur sudah tidak mengalami tuna aksara. Ini karena telah lama penduduk Indonesia bagian timur telah mengenal pendidikan/sekolah (Rizal, 2008).

Sejak dijalankannya Politik Etis ini tampak kemajuan yang lebih pesat dalam bidang pendidikan selama beberapa dekade. Pendidikan yang berorientasi Barat ini meskipun masih bersifat terbatas untuk beberapa golongan saja, antara lain anak-anak Indonesia yang orang tuanya adalah pegawai pemerintah Belanda, telah menimbulkan elite intelektual baru (Rohmawati, 2008). Golongan baru inilah yang kemudian berjuang merintis kemerdekaan melalui pendidikan. Perjuangan yang masih bersifat kedaerahan berubah menjadi perjuangan bangsa sejak berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908 dan semakin meningkat dengan lahirnya Sumpah Pemuda tahun 1928 (Rohmawati, 2008). Setelah itu tokoh-tokoh pendidik mulai muncul tokoh yang berjuang di bidang pendidikan, antara lain :

1)      Mohammad Syafei dengan mendirikan INS (Indonesisch Nederlandse School) di Sumatera Barat pada tahun 1926. Sekolah ini bertujuan membina anak-anak ke arah hidup yang merdeka melalui pendidikan hidup mandiri. Model sekolahnya sendiri berupa asrama.

2)      Ki Hajar Dewantara yang merupakan pendiri Taman Siswa pada 3 Juli 1922. Semboyan Ki Hajar Dewantara yang sangat terkenal adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani yang artinya kurang lebih adalah yang di depan memberi contoh, yang ditengah membangun keinginan dan bekerja sama dan yang dibelakang memberikan daya semangat dan dorongan.

3)      Kyai Haji Ahmad Dahlan yaitu pendiri organisasi Islam bernama Muhammadiyah yang berdiri pada tahun 1912. Pendidikan Muhammadiyah oleh KHA Dahlan mempunyai tujuan yaitu lahirnya manusia-manusia baru yang mampu tampil sebagai “ulama-ulama intelek” yaitu seorang muslim yang memiliki keteguhan iman dan ilmu yang luas serta sehat jasmani dan rohani.

 

  1. Zaman Kolonial Jepang

Perjuangan bangsa Indonesia dalam masa penjajahan Jepang tetap berlanjut sampai cita-cita untuk merdeka tercapai. Walaupun bangsa Jepang menguras habis-habisan kekayaan alam Indonesia, bangsa Indonesia tidak pantang menyerah dan terus mengobarkan semangat di hati mereka (Rohmawati, 2008). Meskipun demikian, ada beberapa segi positif dari penjajahan Jepang di Indonesia. Di bidang pendidikan, Jepang telah menghapus dualisme pendidikan dari penjajah Belanda dan menggantikannya dengan pendidikan yang sama bagi semua orang. Selain itu, pemakaian bahasa Indonesia secara luas diinstruksikan oleh Jepang untuk di pakai di lembaga-lembaga pendidikan, di kantor-kantor, dan dalam pergaulan sehari-hari. Hal ini mempermudah bangsa Indonesia untuk merealisasi Indonesia merdeka. Pada tanggal 17 Agustus 1945 cita-cita bangsa Indonesia menjadi kenyataan ketika kemerdekaan Indonesia diproklamasikan kepada dunia (rohmawati, 2008).

Sistem pendidikan pada masa penjajahan Jepang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1)      Pendidikan/ Sekolah Rakyat, lama studi 6 tahun termasuk SR adalah Sekolah Pertama yang merupakan konversi dari Sekolah Dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi pada masa Belanda.

2)      Pendidikan Lanjutan, terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) dengan lama studi 3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dengan lama studi 3 tahun

3)      Sekolah guru, ada tiga macam sekolah guru :

·         Sekolah guru 2 tahun = Sjootoo Sihan Gakoo

·         Sekolah Guru Menengah 4 tahun = Guutoo Sihan Gakko

·         Sekolah Guru Tinggi 6 tahun = Kooto Sihan Gakko

 

  1. Zaman Kemerdekaan (Awal)

Setelah Indonesia merdeka, perjuangan bangsa Indonesia tidak berhenti sampai di sini karena gangguan-gangguan dari para penjajah yang ingin kembali menguasai Indonesia datang silih berganti sehingga bidang pendidikan pada saat itu bukanlah prioritas utama. Hal tersebut terjadi karena konsentrasi bangsa Indonesia adalah bagaimana mempertahankan kemerdekaan yang sudah diraih dengan perjuangan yang amat berat.

Tujuan pendidikan belum dirumuskan dalam suatu undang-undang yang mengatur pendidikan. Sistem persekolahan di Indonesia yang telah dipersatukan oleh penjajah Jepang terus disempurnakan. Namun dalam pelaksanaannya belum tercapai sesuai dengan yang diharapkan bahkan banyak pendidikan di daerah-daerah tidak dapat dilaksanakan karena faktor keamanan para pelajarnya. Di samping itu, banyak pelajar yang ikut serta berjuang mempertahankan kemerdekaan sehingga tidak dapat bersekolah.

 

 

  1. Zaman ‘Orde Lama’

Saat gangguan-gangguan itu mereda, pembangunan untuk mengisi kemerdekaan mulai digerakkan. Pembangunan dilaksanakan serentak di berbagai bidang, baik spiritual maupun material (Rohmawati: 2008). Setelah diadakan konsolidasi yang intensif, sistem pendidikan Indonesia terdiri atas: Pendidikan Rendah, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi. Dan pendidikan harus membimbing para siswanya agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Sesuai dengan dasar keadilan sosial, sekolah harus terbuka untuk tiap-tiap penduduk negara (Rahmawati; 2008).

Pendidikan Nasional zaman ‘Orde Lama’ adalah pendidikan yang diharapkan dapat membangun bangsa agar mandiri sehingga dapat menyelesaikan revolusinya baik di dalam maupun di luar; pendidikan yang secara spiritual membina bangsa yang ber-Pancasila dan melaksanakan UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Kepribadian Indonesia, dan merealisasikan ketiga kerangka tujuan Revolusi Indonesia sesuai dengan Manipol yaitu :

  • Membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia berwilayah dari Sabang sampai Merauke
  • Menyelenggarakan masyarakat Sosialis Indonesia yang adil dan makmur lahir-batin, melenyapkan kolonialisme,
  • Mengusahakan dunia baru, tanpa penjajahan, penindasan dan penghisapan, ke arah perdamaian, persahabatan nasional yang sejati dan abadi (Mudyahardjo, 2008: 403).

 

  1. Zaman ‘Orde Baru’

Orde Baru dimulai setelah penumpasan G-30S pada tahun 1965 dan ditandai oleh upaya melaksanakan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Haluan penyelenggaraan pendidikan dikoreksi dari penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh Orde Lama yaitu dengan menetapkan pendidikan agama menjadi mata pelajaran dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Di samping itu, dikembangkan kebijakan link and match di bidang pendidikan. Konsep keterkaitan dan kepadanan ini dijadikan strategi operasional dalam meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan pasar (Pidarta, 2008: 137-38). Inovasi-inovasi pendidikan juga dilakukan untuk mencapai sasaran pendidikan yang diinginkan. Sistem pendidikannya adalah sentralisasi dengan berpusat pada pemerintah pusat.

Namun demikian, dalam dunia pendidikan pada masa ini masih memiliki beberapa kesenjangan. Beberapa kesenjangan, yaitu (1) kesenjangan okupasional (antara pendidikan dan dunia kerja), (2) kesenjangan akademik (pengetahuan yang diperoleh di sekolah kurang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari), (3) kesenjangan kultural (pendidikan masih banyak menekankan pada pengetahuan klasik dan humaniora yang tidak bersumber dari kemajuan ilmu dan teknologi), dan (4) kesenjangan temporal (kesenjangan antara wawasan yang dimiliki dengan wawasan dunia terkini). Namun demikian keberhasilan pembangunan yang menonjol pada zaman ini adalah (1) kesadaran beragama dan kebangsaan meningkat dengan pesat, (2) persatuan dan kesatuan bangsa tetap terkendali, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga meningkat (Pidarta, 2008: 141).

 

  1. Zaman ‘Reformasi’

Selama Orde Baru berlangsung, rezim yang berkuasa sangat leluasa melakukan hal-hal yang mereka inginkan tanpa ada yang berani melakukan pertentangan dan perlawanan, rezim ini juga memiliki motor politik yang sangat kuat yaitu partai Golkar yang merupakan partai terbesar saat itu. Hampir tidak ada kebebasan bagi masyarakat untuk melakukan sesuatu, termasuk kebebasan untuk berbicara dan menyampaikan pendapatnya (ibid.: 143). Begitu Orde Baru jatuh pada tahun 1998 masyarakat merasa bebas. Reformasi ini pada awalnya lebih banyak bersifat mengejar kebebasan tanpa program yang jelas.

Sementara itu, ekonomi Indonesia semakin terpuruk, pengangguran bertambah banyak, demikian juga halnya dengan penduduk miskin. Korupsi semakin hebat dan semakin sulit diberantas. Namun demikian, dalam bidang pendidikan ada perubahan-perubahan dengan munculnya Undang-Undang Pendidikan yang baru dan mengubah sistem pendidikan sentralisasi menjadi desentralisasi, di samping itu kesejahteraan tenaga kependidikan perlahan-lahan meningkat. Hal ini memicu peningkatan kualitas profesional mereka. Instrumen-instrumen untuk mewujudkan desentralisasi pendidikan juga diupayakan, misalnya KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), Life Skills (Lima Ketrampilan Hidup), TQM (Total Quality Management), KTSP (Kurikulum Satuan Pendidikan).

Sekarang sudah ada Undang-undang yang mengatur tentang sistem pendidikan di Indonesia yaitu UU RI No.20 Th.2003, Bab VI. Secara undang-undang pemerintah telah berusaha menyelenggarakan pendidikan dengan sebaik-baiknya, setiap tahun dan setiap ada pergantian pimpinan selalu berupaya untuk menyempurnakan kurikulum, pola dan strategi pembelajaran, penyempurnaan terarah pada pembinaan pola dan strategi pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan.

Referenci

Mudyahardjo, Redja. 2008. Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal tentang Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.

Pidarta, Made. 2007.Landasan Pendidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

http:///D:/landasan kependidikan dan prob/AS’TON BLOGGER Landasan Historis.Pendidikan.htm

http:///D:/landasan kependidikan dan prob/Landasan Historis Pendidikan_Nyimas Inda.Kusumawati_Komunitas Blogger Unsri.htm

http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/05/landasan-historis-pendidikan-indonesia.html

http://dyahrochmawati08.wordpress.com/2008/11/30/landasan-historis-pendidikan-di-indonesia/


Share Post:

Cara membuat base_url sendiri, saat membuat website

Base_url merupakan alternatif url yang digunakan saat membuat sebuah website. Salah satu contohnya adalah saat kita akan membuat sebuah template website untuk header ataupun footer. Penggunaan base url dapat membantu anda untuk menentukan url secara dinama.

Sebuah website akan diakses oleh client. Pada saat pemanggilan website melalui client tentunya alamat url website akan berubah bergantung bagaimana client dalam melakukan pemanggilan seperti saat sebuat server menggunakan IP 192.168.4.21 maka client akan memanggil website anda dengan http:192.168.4.21:80/..... hal ini membuat alamt url berubah bukan lagi memanggil localhost. 

Perang baseurl disana sangat diperlukan saat client memanggil server anda dengan menggunakan IP address maka url akan berubah secara otomatis, dimana pada saat awal pemanggilan url : http://localhost/dataku ketika di panggil akan berubah menjadi http:192.168.4.21:80/dataku. Pada saat kita menggunakan url statis maka beberapa data tidak akan terbaca oleh client seperti css dll. agar css ataupun lain sebagainya dapat di detek oleh client maka kita dapat menggunakan base-url.

Konfigurasi yang dapat kita lakukan saat membuat base_url adalah dengan memanfaatkan file configrasi. biasayanya file configurasi akan selalu dipanggil pada setiap halaman web  atau kita juga dapat memanfaatkan template header sehingga kita dapat memanggil base url setiap kali kita membutuhkan.

berikut contoh kofigurasi base url yang dapat copy paste. 

buatlah file dengan conf.php 

kemudian anda paste coding berikut: 

<?php 

if (!function_exists('base_url')) {

    function base_url($atRoot=FALSE, $atCore=FALSE, $parse=FALSE){

        if (isset($_SERVER['HTTP_HOST'])) {

            $http = isset($_SERVER['HTTPS']) && strtolower($_SERVER['HTTPS']) !== 'off' ? 'https' : 'http';

            $hostname = $_SERVER['HTTP_HOST'];

            $dir =  str_replace(basename($_SERVER['SCRIPT_NAME']), '', $_SERVER['SCRIPT_NAME']);

            $core = preg_split('@/@', str_replace($_SERVER['DOCUMENT_ROOT'], '', realpath(dirname(__FILE__))), NULL, PREG_SPLIT_NO_EMPTY);

            $core = $core[0];

            $tmplt = $atRoot ? ($atCore ? "%s://%s/%s/" : "%s://%s/") : ($atCore ? "%s://%s/" : "%s://%s");

            $end = $atRoot ? ($atCore ? $core : $hostname) : ($atCore ? $core : $dir);

            $base_url = sprintf( $tmplt, $http, $hostname, $end );

        }

        else $base_url = 'http://localhost/';

        if ($parse) {

            $base_url = parse_url($base_url);

            if (isset($base_url['path'])) if ($base_url['path'] == '/') $base_url['path'] = '';

        }

        return $base_url;

    }

}

?>

selanjutnya anda dapat memanggil fungsi dari base_url diatas dengan ara memanggilnya seperti pada contoh berikut: 

<link href="<?php echo base_url ();?>/unisa/data/assets/vendor/fontawesome-free/css/all.min.css" rel="stylesheet" type="text/css">

fungsi dari base url diata akan berjalan apabila anda menyertakan file conf.php pada halaman web diamana anda menyimpan cofigurasi base url. untuk memanggila halan tersebut anda dapat menggunakan fungsi include serperti contoh berikut:

<?php 

include"conf.php"

?>

secara lengkaap dapat ditulis pada halaman web anda seperti berikut:

<?php 

include"conf.php"

?>

<link href="<?php echo base_url ();?>/unisa/data/assets/vendor/fontawesome-free/css/all.min.css" rel="stylesheet" type="text/css">

Semoga bermanfaat terimakasih...!


Share Post:
PROPOSAL USAHA PEMBUATAN E-COMMERCE

Yogi Iskandar

10/14/2020

PENDAHULUAN   A .     Latar Belakang. Dengan semakin dekatnya era globalisasi/ perdagangan bebas, dimana jarak tidak merupakan hambat...

PROPOSAL USAHA PEMBUATAN E-COMMERCE

PENDAHULUAN

 

A.   Latar Belakang.

Dengan semakin dekatnya era globalisasi/ perdagangan bebas, dimana jarak tidak merupakan hambatan, komunikasi akan bisa dilakukan kapan saja, dimana saja. Hal tersebut juga dapat dengan mudah dalam memberikan dan mendapatkan informasi. Salah satunya adalah informasi mengenai produk dan sistem penjualan atau sering disebut dengan e-commerce.

Melalui e-commer jangkau dalam melakukan penjualan atau pembelian sebuah produk dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Tanpa batasan ruang dan waktu. Ini menjadi salah satu peluang yang besar dalam membuka sebuah usaha dengan keuntungan yang relatif besar. Hal tersebut tentunya harus dimanfaat dengan baik agar bisa mendapatkan keungan yang iptimal.

Melalui hal tersebut, perlu adanya sikap yang relevan dalam mengambil serta memanfaatkan peluang yang telah tersedia. Peluang tersebut berbentuk e-commerce  yang akan dibangun oleh prodi TKJ SMK Al-Ihya Selajambe dengan profil usaha sebagai berikut:.

Nama                    : E –Commerce TKJ SMK Al-Ihya Selajambe

Alamat                 : Jl. Lapang Gintung No 09



B.   TUJUAN


Tujuan proposal ini adalah dapat memberikan gambaran umum dari usaha e-commer yang dapat bermanfaat untuk semua kalangan yang serta umkm yang ada di wilayah selajamb kuningan

a.  Tujuan sosial :

Menciptakan lapangan kerja

Memanfaatkan peluang yang tersedia

b. Tujuan Komersial :

Mendapatkan profit.



C.   ANALISIS PASAR

Pemakaian internet serta alat komunikasi setiap harinya terus meningkat, terutama dikalangan remaja. Oleh karena itu, peluang pasar melaui internet untuk para remaja dan masyarakat secara umum sangat besar dan potensial. Selain kalangan pelajar/ mahasiswa dan sebagain masyarakat dapat menggunakan internet untuk mencari data atau pun produk yang dibutuhkan.

D.   KEBUTUHAN SDM

Untuk mendirikan e-commerce dibutuhkan tenaga ahli antara lain :

1.      Konsultan website

2.      Tenaga ahli listrik

3.      Tenaga ahli networking

4.      Tenaga ahli komputer

5.      Marketing



E.   STRATEGI PROMOSI

Strategi dalam melakukan promosi yang akan kami jalankan adalah:
Bekerja sama dengan pihak luar dalam rangka mengadakan kerja sama pelatihan komputer dan pengelolaan website. Kami akan menjalankan kembali organisasi yang bergerak dibidang teknologi informasi yang akan menghimpun siswa TKJ agar memiliki  keahlian dibidang komputer terutama pada bidang website. Dengan strategi ini, kami menargetkan bisa mendapatkan siswa TKJ SMK Al-Ihya Selajambe untuk mempromosikan usaha ini melalui media sosial, dan lain sebagainya.

 

BIAYA PENGELOLAAN

No

Barang

Jumlah

Harga Satuan

 Total

1

Komputer

3

1.800.000

        5.400.000

2

Pembuatan Webiste

1

2.300.000

        2.300.000

3

Meja Komputer + Carpet

4

120.000

           480.000

4

Printer + Scan

1

650.000

           650.000

5

Mikrotik + Instalasi PC

1

250.000

           250.000

6

Speaker

1

500.000

           500.000

7

Modem

1

850.000

           850.000

8

Switch Hub TP-Link 16 Port

1

350.000

           350.000

9

Kabel UTP 1 Pack

1

800.000

           800.000

10

RJ 45

12

1.000

             12.000

11

Alat Kebersihan

4

12.000

             48.000

12

Kursi Server

1

77.000

             77.000

 

Total Anggaran Biaya

 

 

11.717.000

 

 

 

PENUTUP

 

Demikian proposal yang kami buat. Semoga langkah yang kami ambil dalam usaha ini dapat meningkatkan siswa dalam memahami  usaha. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati kita semua kesehatan dan keselamatan dalam menjalakan aktivitas. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih banyak, dan mohon maaf bila terdapat banyak kesalahan dalam proposal ini.

 


Share Post:

Yogi Iskandar


Yogi Iskandar

Yogi Iskandar

Sponsor By:

SUBSCRIBER


SUBSCRIBER

Iklan_Foot