Iklan_1

Education & Financial Konsulting

Education & Financial Konsulting
Education & Financial Konsulting

Agrobisnis & Pariwisata

Agrobisnis & Pariwisata
Agrobisnis & Pariwisata

Digital & Network Development

Digital & Network Development
Digital & Network Development
Menikmati Hidup

Yogi Iskandar

3/15/2016

Saat aku pagi menjelang aku rentangkan kedua tanganku sambil menguap dan aku menyebutkan kalimah alhamdulilah. Aku mulai    turun d...

Menikmati Hidup





Saat aku pagi menjelang aku rentangkan kedua tanganku sambil menguap dan aku menyebutkan kalimah alhamdulilah. Aku mulai   turun dari ranjang dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan muka dan mengambil air wudu. Seselainya dari kamar mandi akupun kembali kekamar untuk melaksanakan sholat subuh. Sehabis sholat subuh akupun pergi kedapur dan membuat secangkir kopi.
“sruuuuup”, suara yang keluar ketika aku meminum kopi. “hem,... nikmat sekali” gumamku dalam hati merasakan nikmatnya kopi yang aku minum. Aku merasa, betapa indah sekali hidup ini. Aku memanjatkan syukur alhamduliha kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas nikmat yang telah diberikan olehnya sehingga aku masih diberikan kesehatan sampai hari ini.
Sambil menikamati kopi, terlintas dalam pikiranku mengenai pekerjaan yang akan aku kerjakan nanti. Apa yang hendak aku kerjakan nanti, sehingga aku bisa kembali melangsungkan hidup aku. Akupun mulai berpikir dan mencari jalan keluar kira- kira apa yang hendak aku kerjakan. Dalam hatipun aku mengguman dan memanjatkan do’a
“Ya Tuhan berikan aku kemudahan dalam menjalankan hidup ini, lapangkanlah hati dan pikiran aku sehingga aku bisa melaksanakan amanah-Mu untuk menjadi kholifah di muka bumi ini. serta aku bisa menjadi salah seorang yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain serta jadikanlah aku orang yang selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh-Mu”.
Ketika menjelang siang akupun bergegas mandi dan mengganti pakaian. Kemudian aku pergi keluar tanpa mengetahui apa yang dapat aku kerjakan. Sambil berjalan aku terus berdo’a berharap akan mendapatkan pekerjaan baru. Selang beberap menit, aku mendengar suara seseorang yang memanggil- manggil namaku. “gi, gi, gi” suara itu terdengar jelaskan akupun menoleh. Ketika aku menoleh aku melihat seseorang dari belakang mengulang-ngulang tanganya menandakan dia memanggilku. Dari kejauhan aku melihat mukanya samar- samar, kemudian aku menghampirinya. Ketika aku mulai mendekat ternyata pak sumarsono. Guru saya wakti di SMA.
Kemudia aku bersalaman dan menyapanya.
“Pagi Pak, gimana kabar abapak”
“Baik, kamu sendiri gimana Kabarnya”
“Baik Pak”
“Ouh Ia, gimana sekolah kamu?”
“saya sudah lulus pak, tiga bulan yan lalu”
“Emh, Sekarang kamu kerja dimana”
“Belum pak”
“ouh, kebetulan”
“saya lagi butuh buat jadi pegawai tata usaha disekolah, kamu mau tidak”
“mau, mau, mau pak. Mau banget”
“Ouh, ya udah besok kamu datang kesekolah Jam 07.00. sekarang bapak mau berangkat ke kuningan dulu mau rapay di dinas”
“ouh, ia pak. Terimakasih banyak”
Kemudian pak sumarsono pun, meninggalkan aku dengan sepeda moto Supra X125 yang mengeluarkan suara yang merdu. “grung, gerung, gruuuuuunnnngggg”. Suara itu semakin, lama makin hilang senyap dibawa oleh angin. Hal itu juga menggambarkan kebahagiaan aku, yang hilang ketika suara perut saya mengeluarkan suara. “haduh, ni perut. Gak, gak bersahabat banget. Sabar donk, ni juga aku lagi usaha”.
Gumam ku, sambil memegang perut yang belum diisi dari sejak pagi. “haduh, gimana. Mana beras gak ada, jangankan uang. Beras aja aku tidak punya”. Aku kembali menggerutu, sambil menggaruk- garuk kepala. Aku mulai berpikir, mulai besok aku mungkin mulai kerja. Tapikan, aku tidak tahu kapan aku akan mulai mendapatkan uang.
Sambil memegang perut akupun melangkahkan kakiku yang sama sekali aku tidak tau akan pergi kemana dan apa yang akan aku kerjakan sehiangga aku bisa mendapatkan uang untuk membeli beras atau setidaknya makanan yang dapat mengurangi  rasa lapar aku. Ketika aku berjalan sambil melihat pepohonan dengan harapan aku bisa mendapatkan buah- buah untuk mengisi perut aku. Merasa lelah aku, aku berjalan kaki. Akupun memutuskan untuk pulang, dalam pikiran aku setidaknya dengan jika aku tidur dirumah setidak akan mengurangi tenaga yang aku keluarkan sehingga aku bisa bertahan hidu hingga esok hari.
Ketika aku mulai melihat pekaranganku, aku melihat sosok wanita yang duduk didepan rumah aku. Akupun, mulai menghampirinya. Ketika aku datang, dia berdiri dan menyapaku.
”maaf, ni a yogi?” dia
“ia betul, sama siapa ya?”
“aku dinara, dari media pelangi”
“ouh, ya. Barang kali, maksud kedatangan mba apa?”
“emh, aku......”
“bentar- bentar jangan dilanjut dulu. Aku, lupa.... kita ngobrol didalam aja yuk, biar lebih santai”
Akupun menuju pintu dan membuka pintu rumah yang kuncinya sedikit macet.
 “haduh, kunci pake  macet segala” aku menggurutu, dalam hati sambil melepar senyum kepada wanita berparas cantik, dan ayu. Dengan sedikit dipaksa akupun bisa membuka, pintu rumah aku. “kreeeeet”, suara engsel pintu rumah yang mulai mengarat karena tidak terawat. Saat, aku membuka pintu rumah aku.
“allhamdulilah, akhirnya pintu bisa kebuka juga” kata aku sambil, tersenyum kepada wanita itu. “silahkan masuk”, akupun mempersilahkan wanita itu masuk.
“mau minum gak, mbak. Maaf, aku hanya punya air putih. Jadi gak, bisa nawarin. Minuman yang lain” kata aku kepada dia
“Boleh dech, air putih juga. Haus, nih nungguin aa dari tadi gak datang”
“tar aku ambil dulu air minumnya, emang nunggunya lama ya mba”, akupun melontarkan pertanyaan sambil pergi menuju dapur.
“Lumayan a”, kata dia membalas pertanyaan aku. Haduh, damai sekali rasanya hati aku saat dia memanggil kata “aa”.
Sekembalinya dari dapur, akupun membalas jawaban dari dia.
“Maaf ya mba, silahkan diminum”
“ouh, ia” kata dia
“maaf mba, rumah saya berantakan. Maklum, saya tinggal sendiri” kata aku, ...
“Ga apa- apa”, singkat dia menjawab. Sambil, meminum air yang aku suguhkan untuk dia.
“kruk, kruk, keruk.......”. sialan ni, peruk pake bunyi lagi saat ada tamu lagi. Aku hanya, terdiam dan pura- pura tidak mendengar suara apa- apa.
“suara apa, itu” dia mencloteh. Sambil tersensyum.
“haduh, syumnya itu loh menggoda. Haha, suara yang mana mba” kata aku, pura- pura  tidak mengetahui suara yang keluar dari manapun.
“itu, suara kaya orang yang lagi puasa”
“ach, gak ada suara apa- apa”, kata aku,


Share Post:

Yogi Iskandar


Yogi Iskandar

Yogi Iskandar

Sponsor By:

SUBSCRIBER


SUBSCRIBER

Iklan_Foot