Seorang
anak perempuan kelas XI SMK (Amel) dengan muka pucat dibawa ke klinik,
diketahui bahwa anak tersebut keracunan setelah makan seblak. Anak tersebut
makan seblak di pagi hari dan ternyata anak tersebut belum sarapan. Seblak
yang dipesan Amel berisi seblak pada umumnya dengan ditambahkan ceker ayam dan berbumbu
pedas. Setelah seblak tersebut habis disantap, amel kembali ke kelas karena jam
pelajaran pertama akan dimulai. Saat berjalan menuju kelas, tiba-tiba ia merasa
mual, muntah, perut terasa penuh dan pusing berkunang-kunang hingga akhirnya
tak kuat menahannya dan ia hampir pingsan. Teman-teman disekitarnya menjerit
sambil berlari untuk menolong Amel.
Ketika
anak lainya berdiri sambil berlari, seorang guru yang berada dalam kantor di
buat kaget dengan jeritan histeris dari anak-anak, kemudia guru tersebut keluar
dari kantor dan melihat Amel terkulai lemas.
Guru :
“Kenapa, ada apa?”
Siswa :
“Ini pak, amel pinsan!”
Guru :
“Lah, kenapa?”
Siswa :
“Gak tau pak”
Guru :
“Pak jepri, ambil motor”
Guru
tersebut meminta bantun guru lain untuk membawa, amel ke klinik.
Guru
Jepri :
“Iya pak”.
Anak
tersebut dibawa ke klinik
Dokter : “ini,
kenapa ??”
Guru : “ini
dok, tadi pinsan di sekolah” sambil menghampiri Dokter
Dokter : “Kenapa
bisa pinsan?,”
Dokter bertanya
sambil memeriksa Amel yang pinsan tadi.
Guru :
“kurang tau dok, tadi saya lagi di kantor dan mendengar anak-anak menjerit.
Tau-tau udah seperti ini”
Dokter : “Oh,…!!”
Dokter sambil
memeriksa. Selang beberapa menit anak tersebut terbangun.
Amel : “euhhhh,……
”, sambil memegang kepala anak tersebut merintih kesakitan.
Dokter : “udah,
sadar de ?”
Amel : “Alhamdulillah
dok ”
Dokter : “Apa
yang sakitnya de?”
Amel : “ini,
kepala saya”, sambil memegang kepala “emhhh, perut juga terasa mual dok”
Dokter : “Sudah
sarapan?”
Amel : “sudah,
dok. Sarapan di sekolah. Kebetulan tadi pagi seberangkatnya dari sekolah, aku
serasa ingin makan seblak dan akupun membelinya kemudian pas tiba disekolah aku
langsung memakannya. ”
Seblak
pedas yang masih panas, di bungkus stropom itu dimakan habis oleh Amel.
Dokter : ”emhhh,
seperti itu. Adenya, sebelum makan seblak dirumah makan apa?”
Amel : “belum
makan apa-apa, terus langsung berangkat ke sekolah”
Dokter : “Oh
begitu ya. Nah karena adek belum sarapan dan langsung mengonsumsi seblak yang
pedas bisa mempengaruhi sistem pencernaan. Dimana, lambung belum siap untuk
menerima dan mencerna makanan dengan suhu panas dan rasa yang pedas setelah 8
jam pengosongan lambung saat kita tertidur malam hari. Membuat pH di dalam
lambung belum seimbang, kemudian dinding lambung bisa terkikis dan mengalami
peradangan, sehingga efeknya adek mengalami mual-mual karena pencernaan yang
belum berjalan dengan baik. Kemudian bisa juga disebabkan karena isian dalam
seblak misal ditambah isian ceker ayam, dimungkinkan cara pencucian dan
pengolahannya tidak higine yang menyebabkan bakteri dalam ceker tersebut masih
menempel dan termakan oleh kita. Atau dari penjamah makanannya yang tidak
bersih sehingga dengan mudah kita keracunan yang menimbulkan gejala seperti
yang adek rasakan sekarang.
Jadi, boleh mengonsumsi seblak, tapi sebaiknya kalo
mau makan seblak, apalagi pedas dan banyak pilihan topingnya sarapan dulu,
dengan sepotong roti dan susu atau nasi dan lauk-pauk.
Jangan lupa konsumsi sayur dan buah juga sebagai
penetralisir dari makanan-makanan yang tidak sehat ”
Amel : “Oh,
iya dok. Tadi pagi, memang saya lagi ingin banget makan seblak. Terus pedes
banget lagi”
Dokter : “Boleh
saja, de amel makan seblak. Tetapi, waktunya yang gak tepat. Mulai dari sekarang,
de amel harus berhati-hati yah”.
Amel :
“Iya, dok makasih yah”
Dokter :
“Sekarang, saya buatkan resep yah. Nanti, bisa diambil di Apotek”
Amel dan
guru :
“Iya dok, terimakasih”.
Dokter :
“Ini, resepnya”
Amel :
“Iya dok, saya pamit yah”
Amelia
bersama guru, bergegas menuju ruang farmasi untuk mengambil obat sesuai dengan
resep yang telah diberikan oleh dokter. Dari depat loket yang membentuk
persegi. Guru, tersebut memberikan selembar resep kepada apoteker.
Apoteker : “Pagi,
pak!!. Ada yang bisa saya bantu?”
Guru :
“Saya mau beli obat sesuai dengan resep ini”
Guru
tersebut memberikan selembar kertas kepada apoteker
Apoteker : “Kenapa,
pak. Kok bisa, keracunan makanan?”
Guru : “Biasa
bu, anak zaman sekarang. Susah diatur dan mau enak sendiri. Pagi-pagi udah
makan seblak. Ya, gitu deh hasil”
Apoteker : “Iya,
yah. Anak zaman sekarang mah kayanya susah untuk membawa bekal dari rumah.
Padahal kan, makanan yang dibawa dari rumah lebih higienis”
Guru : “Iya,
susah diatur bu. Anak zaman sekarang mah”.
Apoteker : ”Hemmmmmm…!,
Jam berapa pak, tadi kejadiannya?”
Guru : “Tadi,
jam 6.40”.
Apoteker : “Oh,
ini pak. Obatnya, ini dimakan 3 X 1 dan yang ini 2 X 1”
Guru : “Iya,
bu terimakasih”
Apoteker : “Iya
pak, semoga lekas sembuh”
Guru :
“Mau kesekolah, atau langsung pulang”
Amel : “Kesekolah
pak!!”
Guru : “Kamu
yakin, mel. Mau kesekolah lagi?”
Amel : “Iya,
pak”
Guru : “Lantas,
gimana kondisi kamu. Saya lihat, muka kamu pucat loh. Kalau gak kuat jangan
maksain sekolah. Lebih baik sekarang kamu istrihat saja dirumah. Nanti, besok
atau lusa kamu baru kesekolah lagi”
Amel
: “Saya,
kuat ko pak. Lagian tadikan sudah diperiksa sama dokter dan sekarang udah minum
obat juga. Insya Allah saya kuat pak”
Guru : “Yakin,
kamu kuat mel. Lebih baik, jangan maksain. Kalau memang tidak kuat sebaikny
pulang aja. Tar pinsan. Lagi loh!”
Amel
: “Iya,
kuat pak”
Guru : “Ya,
udah kalau yakin kuat. Sekarang kita kesekolah”
Amel : “Iya
pak”
Sesampainya,
disekolah. Guru tersebut mengantarkan amel ke kelas. Sambil memberikan nasehat
kepada amel
Guru : “ini,
jadi pelajaran ya mel. Jangan sekali-kali kamu makan seblak lagi sebelum
sarapan. Nanti akan berdampak seperti ini lagi. Bukannya tidak boleh memakan
seblak, akan tetapi cari waktu yang paling tepat untuk memakannya”
Amelia : “Iya
pak”
Sesampainya
di ruang kelas, guru tersebut juga memberikan nasihat kepada teman-teman
Amelia.
Guru : “Anak-anak!!”
Anak-anak : “Iya,
pak !!”
Guru : “Ini,
menjadi perhatian yah. Jangan sampai terulang lagi. Meskipun memang makan
seblak itu enak. Akan tetapi anda harus tau kapan waktu yang tepat untuk
memakannya. Hal yang paling penting adalah jangan sampai anda memakannya
sebelum sarapan. Saran saya, lebih baik anda membawa makan dari rumah. Makan
yang dibuat oleh sendiri atau oleh orang tua jauh lebih sehat dibandingkan
dengan jajanan yang berasal dari warung atau dibua oleh orang lain. Kita tidak
pernah tau bagaimana proses pembuatanya. Siapa yang tau, bagai mana mencuci
alat untuk memasaknya atau bagaimana persiapan yang dilakukan oleh pedagang
untuk membuat makanan tersebut. Jadi, lebih anda membawa bekal saja dari rumah.
Selain, sehat anda juga bisa belajar untuk menghemat”
Anak-anak
: “Iya
pak,”
Resti : “Maaf
pak, sarapan yang dibuat oleh orang tua kita belum siap”
Guru :
“Nah, justru itu. Ini sebagai alat untuk belajar kalian. Belajar hidup mandiri.
Sebaiknya, pagi-pagi sekalin anda udah bangun. Menyiapkan sarapan pagi untuk
anda sendiri dan orang tua anda tentunya. Hal ini untuk melatih anda
agar bisa hidup sendiri. Anda yakin?, bahwa anda akan selamanya hidup bersama
orang tua. Nanti kan, setalah anda lulus kemungkinan anda akan bekerja dan jau
dari orang tua. Lantas, siapa yang akan menyiapkan sarapan buat anda kalau
bukan anda sendiri. Sedangkan anda tau, kan. Makanan yang di beli dari warung
belum tentu higienis dan sehat. Jadi, sebaiknya mulai dari sekarang cobalah
untuk belajar mandiri. Setidaknya untuk diri sendiri lah”
Resti : “Iya,
pak”
Guru :
“Sekarang silahkan lanjut, belajar”
Anak-anak :
“Iya pak”
Kemudian
guru tersebut pergi meninggalkan ruang kelas dan kemabali kekantor untuk
melanjutkan aktifitasnya.