Lirih lagu yang keluar dari radio butut terdengar seperti suara kaleng yang di pukul-pukul. Suara yang kring, krempeng cengkring itu tidak enak didengar padamumnya. Namun tidak bagi Sarmin. Sarmin, masih asik goyang-goyang sambil kepalanya manggut-manggut menunjukan bahwa musik yang keluar dari. Radio butut itu masih dapat dinikmati oleh pemuda desa cisambi.
Meskipun demikian tidak, terkadang comelan-comelan. Memarahi Sarmin karena tidak suka dengan radio butut itu. Namun, Sarmin tidak mengacuhkan omelan-omelan yang keluar. Sarmin hanya asik berjoged, mengangguk sambil nyanyi-nyanyi.
Ditengah sedang asik bergoyang. Tiba-tiba Sarmin berhenti berjoged. Matanya tertarap pada seorang gadis tengah lewat dihadapannya. Wajahnya yang anggun membuat Sarmin terhenti dalam berjoged. Dan melongo pada sosok gadis tersebut.