Asaku,terbelenggu oleh renyuhnya waktu

 Mimpi-mimpi tentangmu, merenggut sebagian pikiranku. Aku terenyuh oleh ruang dan waktu, saat hendak menatap cintaku yang hilang. Memang, takdir tidak menyatukan kita. Tetapi dia pernah menjadi bagian dalam hidupku.

Pantaskah aku membencinya?, dia yang pernah menjadi motivasi dari bagian hidupku. Rasa sakit yang menggerutu, menyayat hatiku yang keluh kesah. Memcoba untuk menghilangkan dia yang selalu ada dalam pikiranku. 

Sakit memang hati ini, saat bayangan dia muncul tengah lamunanku. Lantas, aku harus bagaimana? Secercah pertanyaan- pertanyaan yang selalu ada pikiranku. 

Ada penyesalan dalam benak dan pikiranku. Ini salah siapa?, atau siapakah yang harus dipersalahkan. Egoku, kah. Jika pantas egoku yang dipersalahkan. Kenapa, manusia ketika diciptakan memiliki ego tinggi. Pantas atau tidak, aku ingin mendapatkan dirinya yang selalu mencari bayangan semu. 

Niscaya kerelaan dalam hati menggelumat, menatap hadirnya sebuah cinta dan keabadian. Seyognya, cinta ini bergelutu. Menatap indahnya memtari pagi, mencintai adalah anugrah dan dicintai adalah keindahan. Sajak cinta itu, pantas untuk siapa. 

Lembayung cinta dan kerelaan menatap indahnya bayang semu menghadirkan kisah cinta dalam kerelaan.

Terimakasih, cinta. Bahagia selalu menyertai, kebersamaan yang telah terlewati bukanlah hanya sebuah cerita. Melainkan tentang indahnya sebuah perjalan hidup yang telah di lalui. Love you ...!

Pendidikan itu bukan benar ataupun salah, melainkan tentang cinta

 Pendidikan, tidaklah asing bagi setiap orang. Nilai dasar dari pendidikan adalah berupaya untuk terus menciptakan keberpihakan seseorang dalam menangani permasalahan hidupnya. 

Banyak oramg berbicara tentang pendidikan, segelumit materi pun muncul bahkan teori-teorinya pun tidak lagi berada pada sistem kebenaran. Untuk mendapatkan pendidikan yang relevan diperlukan sebuah sistem kepercayaan. Kepercayaan tersebut bukanlah tentang apa dan bagaimana. Melainkan, tentang sistem yang menganut pada nilai dasar manusia itu sendiri.

Nilai dasar dari manusia terdapat pada sistem elementer, yang berpengaruh pada kekuatan dasar dari manusia itu untuk mempercayai tentang dirinya, kemampuan yang dimiliki olehnya. Sehingga, mampu mengembangkan seluruh organ yang mencurahkan segala yang ada pada potensi dirinya.

Serpihan kaca runcing tidak berbahaya jika tidak digerakan atau ditusuk

 Serpihan kaca itu, runcing. Saat aku melewati sepintas jalan disebuah kampung. Ada sebuah rumah yang tidak terurus, rumah itu kusam tidak ada satupun yang dapat membuktipan kehidupan. Saat aku berjalan aku melihat serpihan kaca yang runcing. 

Aku berpikir kaca itu bisa menyakiti orang. Jika di tusukan atau di goreskan pada kulit seseorang. Namun, tidak akan menyakiti seseorang jika disimpan di tempat yang tepat justru akan bermanfaat jika ditempatkan di tempat yang tepat. 

Begitu dengan sebuah keputusan, jika sesorang membuat keputusan yang tidak akan menyakiti orang lain. Bahkan dirinya akan di senangi oleh orang lain. Namun, sebaliknya jika salah dalam menentukan sebuah keputusan. Bukan hanya diri sendiri yang akan tersakiti, melainkan ada orang lain juga yang tersakiti. 

Keputusan yang tepat, tidak hanya mengarah kepada kepenting personal atau intitusional. Hal, ini harus mengarah kepada kepenting fungsional dari roda pergerakan perjalanan sebuah siklus yang mengarah kepada sitem yang relevan dengan perbaikan organisasi. 

Aspek yang membangun sebuah sistem untuk  menggerakan sendi-sendi dari perjalanan siklus organisasi perlu adanya stimulan yang dapat menggerakan kehidupan organisasi ke arah yang lebih baik lagi.