Iklan_1

Education & Financial Konsulting

Education & Financial Konsulting
Education & Financial Konsulting

Agrobisnis & Pariwisata

Agrobisnis & Pariwisata
Agrobisnis & Pariwisata

Digital & Network Development

Digital & Network Development
Digital & Network Development

Sajak Cinta yang Tak Sampai Antara Cinta, Dusta dan Penghianatan



Terbesit Wajahmu Yang Sayu
Kehampaan Terlihat Dari Renyuh Wajahmu
Siapakah Engkau,.....!
Siapakah Engkau,....!



Diujung Pelupuk Mataku, Tertuju Pada Matamu

Aku di lahirkan dan di besarkan di desa yang asri dan cukup jauh dari kota. Kehidupan yang aku jalanni tergolong orang biasa-biasa saja. Kondisi keluargakupun secara ekonomi berada pada kondisi ekonomi menengah kebawah. Pengalamanku tentang cinta tidak terlalu banyak karena aku bukanlah tipe orang yang mudah mendapatkan cinta. Pendiam mungkin itu julukan buat aku, keseharianku lebih banyak diam dirumah sehingga aku tidak terlalu banyak teman dan pengalaman hidupkupun terkesan monoton.
Dari kecil hingga lulus kuliah aku tidak pernah jauh dari kedua orang tuaku, aku. Di usia 29 tahun orang tuaku ingin segera menikah sedangkan aku  menanggapi itu biasa saja. Ketika pagi menjelang, aku terbangun dari tidur yang teramat pulas karena lelah bekerja. Sesaat aku terbangun aku melihat seisi kamar kusam penuh dengan kehampaan seperti halnya hati ku. Akupun bergegas ke kamar mandi, untuk membasuh muka dan mengambil air wudu. Seselesainya wudhu, akupun bergegas melaksanakan sholat subuh.
Do’a- do’a terlantunkan ketika selesai sholat subuh. Aktifitasku berlanjut, menghampiri setoples gula dan kopi. Satu sendok kopi dan satu setengah gula aku tuangkan kedalam gelas di tambah dengan air panas.
 “seruffff”, bunyi yang keluar saat kopi yang kuminum sambil berjalan menuju meja belajar untuk mempersiapkan bahan- bahan yang akan hendak aku kerjakan di  siang ini. Sambil mempersiapakan bahan- bahan tersebut akupun, termenung dengan kehampaan yang terasa dalam hati ini. “akan kah aku menemukan, orang yang dapat mengerti dan memahami aku serta menerima aku apada??” Pertanyaan itu selalu muncul di hati dan pikiran aku, seperti halnya sebuah teror yang selalu datang di setiap saat.
Waktu menunjukan puluk 6.00 aku mulai membereskan kamar dan mengambil sehelai handuk dan bergegas ke kamar mandi. Sehelai baju seragam yang terjait rapih  selayaknya seorang pegawai yang memiliki honor tinggi terpang-papang di tubuhku. Yah, aku seorang guru honorer yang hendak pergi kerja. Sepeda moto win, yang aku modifikasi dengan bodi KLX menjadi teman dalam perjalan kuliah ku. Aku gunakan sebagai alat tranfortasi untuk berangkat kuliah dan kerja.
“gojreg,.... gojreg”, suara yang keluar saat aku menyalakan sepeda motor tua. Kaki kiri kuangkat dan ku tekan dalam- dalam untuk memasukan tranmisi, agar motor dapat berjalan. “grunnggggg”, lantunan suara yang keluar dari kenalpot motorku saat hendak pergi berangkat kerja. Sambil menikmati perjalanan aku melihat kanan dan kiri, sesekali aku tersenyum pada orang- orang yang aku kenal.
“pagi pak”, sapaan anak-anak saat aku datang kesekolah. Kunci kontak motor aku putar kekiri untuk mematikan mesin motorku. “geclek”, suara standar motor saat motor kusimpan di parkiran dan membiarkannya menunggu aku bekerja. Anak- anakpun berlarian hanya sekedar untuk menyapa dan bersalaman. Senyum simpul terlepar pada anak-anak saat aku menyapa mereka.
Selang beberapa jam, aku berkerja dan saat tiba pukul 14.00 aku mematikan laptop dan bergegas pulang. Seketika akupun menghidupkan motor dan menjalankannya. Sambil menikmati, perjalan dan tersenyum simpul pada setiap orang yang aku kenal. Aku tertuju pada sesosok wanita yang telihat cantik di balik pintu kaca toko. Spontan jantungku berdegup kencang dan teringat pada wajah cantik itu.
Waktu pun terus berjalan, aku hanya bisa menjalani aktifitas seperti biasa. Tanpa sadar, selang beberapa tahun aku berangkat kerja kesekolah. Aku terperanjat saat keluar dari gang rumah melihat seorang wanita yang berjalan saat ia hendak berangkat kerja. Aku hanya bisa melirik, dan bertanya dalam hati. Siapakah wanita itu,  wanita yang mampu mengetuk hatiku. Selama ini aku hanya bisa terdiam tanpa ada rasa dan cuek saat melihat seorang wanita. Pertanyaan itu hanya bisa tersimpan, dan dibiarkan saja menemani perjalanan hidupku.
Dua bulan berlalu, aku kembali dipertemukan dengan seorang wanita pada waktu aku hendak pergi berangkat kerja. Saat aku keluar dari gang kecil yang memiliki lebar tidak kurang dari satu meter dan aku mengendarai sepeda motor. Aku melihat seorang wanita yang berjalan. Dia menggunakan jaket merah dan rok panjang berwarna hitam. Matanya sayu, alisnya yang nyatu. Hatikupun tersentak saat aku melihatnya, “siapakah wanita itu”. Pertanyaanku dalam hati, dan aku hanya bisa melirikan mataku tak mampu berucap walaupun hanya sekedar kata “hay”. Akupun membiarkan dia terus berjalan, dan hilang dari pandangannku.
“Selama ini aku tidak pernah melihat dia”, gumamku sambil menikmati perjalananku menuju tempat kerja, “ah mungkin dia anak tetanggu yang tidak aku ketahui, selama inikan aku jarang keluar rumah”, akupun kembali berbicara dalam hati. Perjalananku, berakhir ketika aku sampai di tempat kerja dan aku menjalankan aktifitas seperti biasanya.


Share Post:

Yogi Iskandar


Yogi Iskandar

Yogi Iskandar

Sponsor By:

SUBSCRIBER


SUBSCRIBER

Iklan_Foot