Ketika pagi menjelang,
aku segera bersiap diri untuk memulai aktifitas seperti biasanya. namun, tak
disangka ternyata aku terlalu pagi untuk bangun. aku melihat, waktu menunjukan
pukul 02.00. "aduh, ternyata masih
sangat pagi", kataku menggumam. "aku harus gimana", sambil
berpikir dan menggaruk- garuk kepala. Sambil menghela napas akupun berpikir untuk mengerjak
sholat tahujud. Akupun bergegas untuk mengambil air wudu dan melaksakan
kegiatan sholat tahajud. Selesaianya sholat tahajud, akupun terenyuh pada
bagaimana hakekat manusia.
Nilai kualitas manusia tidak bergantung pada seberapa tinggi pendidikan yang dia
proleh. Namun, hal ini bergantung pada
bagaimana kemampuan dalam mengimplementasikannya.
Di zaman sekarang ini, tidak sedikit orang
yang berpendidikan sederhana. Namun mereka jauh lebih sukses dibadingkan dengan
orang yang memiliki gelar sarjana. Hal ini tidak menutup kemungkinan karena
tidak sedikit pula mahasiswa atau siswa yang melaksanakan kegiatan kuliah hanya
sekedar formalitas saja. Selain dari itu tidak sedikit pula mahasiswa atau
siswa yang melakansakan kegiatan pendidikan karena ikut-ikutan tidak di ikuti
oleh keinginan yang kuat untuk melaksakan kegiatan belajar dengan serius. Sehingga
lulusan dari sekolah/ perguruan tinggi tersebut memiliki kualitas sumber daya
yang kurang mumpuni. Jadi jika ada lulusan perguruan tinggi yang kurang sukses
maka pertanyakan kembali status kuliahnya.
Hidup itu adalah seni, jika seni dimainkan dengan baik maka akan
terdengar, terlihat indah. begitu pun hidup, jika dimainkan dengan baik dan iklas maka akan terasa indah.
Setiap seni yang dibuat dari hasil
kreasi seni yang maksimal akan menghasilkaan karya seni yang indah. Untuk membuat
karya seni yagn indah maka diperlukan kesiapan yang matang dengan persiapan
yang mantap dan dilakukan oleh berbagai pihak. Sehingga hasil dari karya seni
itu dapat dirasakan dan dinikmati oleh setiap orang. Demikian pula dengan dengan
kehidupan, bahwa perlu persiapan dan perencanaan yang matang sehingga setiap
orang bisa merakan hidup yang sempurna.
Setiap orang memiliki hak yang sama
untuk meraih kesuksesan. Namun, terkadanga tidak setiap orang mampu
mempersiapkan dan merealisasikan apa yang direncanakan. Sehingga telihat
ketimpangan antara orang yang sudah sukses dengan orang yang berlum sukses. Hal
itu karena tidak setipa orang memiliki keinginan yang kuat untuk meraih apa
yang diinginkan. Mereka hanya cukup berbicara “saya ingin meraih kesuuksesan
seperti orang diluarsana”. Namun. Realisasi dari langkah untuk meraih apa yang
dinginkan tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Kenapa hal itu dapat terjadi,
itu karena tidak semua orang meiliki komitmen yang tinggi.
Saran yang paling bagus adalah saran yang
dilakukan. Sehebat apapun saran konsultan kelas dunia tidak memiliki arti apa-apa jika tidak dilaksanakan. Jika tidak dilaksanakan maka tidak akan
berarti apa-apa.
Perubahan yang terjadi pada setiap
individu bergantung dari bagaimana keinginan individu tersebut untuk
merubahnya. Jika keinginan tersebut mampu direalisasikan dan dipertahankan maka
perubahan tersebut akan terlaksana. Hal ini tertunya akan berbeda dengan
seseorang yang hanya menerima hidupnya sebagai takdir. Memeng takdir seseorang
tidak akan bisa dirubah karena setiap orang pasti mati. Namun, alur cerita pada
setiap hidup manusia bisa dirubah. Apakah anda ingin mati menjadi orang biasa
atau anda mati menjadi seseorang yang luar biasa.
Ketika semua itu tidak dapat dilakukan oleh manusia maka percayakanlah pada bantuan Tuhan karena Tuhan sudah menciptakan tangan-
tangnya untuk kehidupan manusia.
Terkadang ada suatu hal yang tidak dapat
diukur dengan akal pikiran kita, hal itu karena Tuhan berkehendak. Ukuran keberhasilan
seseorang bergantung dari bagaimana cara anda untuk berusaha semaksimal mungkin
dan jika anda sudah berusaha dengan kekuatan dan pikiran anda percayakan
semuanya pada Tuhan. Semua yang ada dimuka bumi ini bisa terjadi atas
kehendak-Nya.
Jika kita mampu menjadikan kekurang sebagai kekuatan, maka kita akan
merasa hidup sempurna. Jika kita memiliki sikap sempurna
maka akan mendapatkan apa yang diinginkan.
Banyak diantara individu yang malu
terhadap kekurangan yang dimiliki olehnya. Padahal jika individu tersebut mampu
menilai dan melihat sserta memaknai kekurangan tersebut sebagai anugrah Tuhan. Maka
individu tersebut dapat menjadikan kekurangan sebagai kekuatan untuk
merubah cara hidupnya. Salah satu hal
yang dapat dilakukan adalah merubah paradigma agar kekurangan tersebut dapat
dijadikan sebagai kekuatan. Seperti Tukul Arwana, dia dapat menjadikan
kekurangan yang dimiliki olehnya sebagai kekuatan dan pada akhirnya dia dapat
merubah kehidupanya menjadi lebih baik lagi.