Iklan_1

Education & Financial Konsulting

Education & Financial Konsulting
Education & Financial Konsulting

Agrobisnis & Pariwisata

Agrobisnis & Pariwisata
Agrobisnis & Pariwisata

Digital & Network Development

Digital & Network Development
Digital & Network Development

Hari ini dan esok aku adalah guru, guru untuk diriku sendiri




Setibanya aku di sekolah, aku langsung masuk ruangan kelas."Pagi", kataku pada semua murid."Pagi pak", serentak anak-anak menjawab."Pagi ini, kita akan melaksanakan ujian tulis", kataku pada anak-anak yang begitu srius."Yah, bapak", anak pun mengeluh karena mereka menganggap bahwa ujian merupakan hal tersulit untuk mereka. "Harus siap donk, kan setiap manusia dimanapun berada pasti mengalami masalah. Masalah, biasanya datang tak terduga. Kebayang gak sama anda, jika masalah mau datang bilang-bilang dulu?. Mungkin, dunia ini tak seindah hari ini." kataku, membuat argumen. Akupun membagikan soal ulangan yang telah aku siapkan beberapa hari yang lalu. Matanya membelalang keatas, saat aku masukbruangan. Saya kira dia kesurupan, ternyata dia sedang memikirkan jawaban dalam mengerjakan soal ujian.
Selang beberapa waktu suara gerumuh data dari sudut belakang, saya pikir ada apa. Eh, ternyata. Teriakan anak- anak saat selesai mengerjakan soal. Mereka kegiarangan karena telah berhasil mengerjakan semua soal. "Pak bolehkan saya keluar, diapun mengucapka sebuah kata-kata mistis atau misterius yang jelas mereka berharap kebaikan akan datang kembali pada  mereka di hari esok dan nanti.
Seselesainya anak- anak mengerjakan soal, akupun bergegas pulang dan sesampainya dirumah aku bergegas kekamar, aku langsung melempar badanku kekamar "brug". suara itu yang keluar saat aku menjatuhkan badanku ke kasur. " hari yang sangat melelahkan" gumanku dalam hati. mungkin memang seperti inilah hidup bertarung dengan waktu menerjang alam demi memenuhi kebutuhan hidup ini. Permasalahannya bukan tentang cinta, namun tentang bagaimana menghargai cinta. Setiap masa adalah waktu, setiap waktu adalah keadilan. bukan yang adil di adilkan, melainkan peng adil mengadili.
Ketik aku berjalan, terlihat semak-semak yang mulai mengering. Sempat terpikir oleh aku, jika manusia sudah tua rentan mungki akan seperti itu. Semak yang mengering tidak terlihat kekokohannya dari semak itu yang tersisa hanyalah serpihan usang rapuh dan penuh dengan sisa-sisa kehampaan karena berakhirnya masa kejayaan yang penuh dengan ketidakpastian apakah habis dimakan api, api membusuk tak memiliki guna lagi, bagaimana dengan hidupku kelak apakah hanya menjadi seseorang yang biasa saja atau menjadi salah seorang yang tidak memiliki guna lagi.
"kresek", bunyi itu tiba-tiba keluar dari sudut belakang, saat aku sedang kerja. sempat terpikir oleh aku bahwa itu merupakan sesuatu yang kurang enak dipandang. Aku mulai menarik nafas, dan mencoba membalikan kepalaku kesamping. Saat aku menoleh kebelakang ternyata hanya seekor kucing yg sedang kelaparan. Semilir angin yang terhepas kedalam jiwa. jiwa yag terpanah dalam mimpi-mimpi yang indah akan hadirnya dirimu. Menatap mimpi seorang kekasih yang tak kunjung jumpa, memberikan keindahan dalam hidupku.

Share Post:

Yogi Iskandar


Yogi Iskandar

Yogi Iskandar

Sponsor By:

SUBSCRIBER


SUBSCRIBER

Iklan_Foot