Iklan_1

Education & Financial Konsulting

Education & Financial Konsulting
Education & Financial Konsulting

Agrobisnis & Pariwisata

Agrobisnis & Pariwisata
Agrobisnis & Pariwisata

Digital & Network Development

Digital & Network Development
Digital & Network Development
Sejarah Sistem Operasi

Yogi Iskandar

2/24/2016

A.       Sejarah Sistem Operasi Sistem operasi, yang lebih sering disebut OS merupakan kependekan kata dari bahasa Inggris, yaitu Ope...

Sejarah Sistem Operasi



A.      Sejarah Sistem Operasi
Sistem operasi, yang lebih sering disebut OS merupakan kependekan kata dari bahasa Inggris, yaitu Operating System. Sistem Operasi adalah suatu susunan sintaks pemrogram yagn diatur dan memiliki logika tertentu dalam format file tertentu yang berfungsi untuk melakukan kontrol dan manajemen hardware serta operasi- operasi dasar pada sistem. Perkembangan sistem operasi bukan hanya untuk mengontrol hardware, tetapi juga untuk melakukan pengola data tingkat lanjut, termasuk menjalankan software aplikasi seperti program- program pengolah kata dan web browser.
Software- software lainya seperti aplikasi pengolah data, grafis, dan vidio berjalan di atas sistem operasi yang sedang bekerja. Fungsi utama dari sebuah sistem operasi adalah menyediakan interface (antarmuka) antara aplikasi user (pengguna) dan Hardware (perangkat keras) komputer. Aplikasi user (pengguna) adalah konsep  program akuntansi, office, pemerosesan data, sistem data base, manajemen sistem informasi dan lain sebagainya.
Proses sistem operasi pada umumnya meliputi akses ke disk, manaemen memori, scheduling task, dan antarmuka pengguna dengan hardware. Bagian utama yang berisikan kode untuk melakukan fungsi utamanya disebut “kernel”. Dari hal pernyataan tersebut, muncul permahaman bahwa sebuah sistem operasi merupakan software lainya. Jadi inti sistem operasi yang disebut kernel memiliki tugas mengatur sumber daya perangkat keras, mencegah terjadinya konflik antara program aplikasi yang ada, dan pada sistem operasi multiuser (banyak pengguna) bertanggung jawab mencegah terjadinya konflik diantara komputasi yang dibutuhkan oleh setiap pengguna yang sedang login ke komputer.

B.       

Share Post:
TEKNIK MENYUSUN LAPORAN

Yogi Iskandar

2/24/2016

A.       Analisis Laporan Kegiatan Usaha Analisis pelaksanaan kegiatan usaha perlu dibuat dan disusun secara sistemati dan secerm...

TEKNIK MENYUSUN LAPORAN





A.      Analisis Laporan Kegiatan Usaha
Analisis pelaksanaan kegiatan usaha perlu dibuat dan disusun secara sistemati dan secermat mungkin, serta logis. Laporan kegiatan usaha adalah penyampaian informasi, sehingga akan tercipta komunikasi antara yang melaporkan dengan pihak yang diberi laporan. Laporan pelaksanaan kegiatan hendaknya bersifat komunikatif, jelas, dan mudah dipahami oleh semua pihak.
Agar menjadi komunikatif, sebaiknya laporan pelaksanaan kegiatan usaha disusun dalam bahasa lugas dan mudah dimengerti. Dikatakan logis, apabila keterangan- keterangan yang dikemukakan di dalam laporan pelaksanaan kegiatan usaha disusun dalam urutan yang memperlihatkan adanya saling keterkaitan. Laporan pelaksanaan dikatakan lugas, apabila bahasa yang digunakannya langsung menjawab persoalan yang nyata dan tidak bertele- tele.
Pada dasarnya yagn perlu dianalisis dalam pelakasanaan kegiatan usaha, adalah sebagai berikut:
1.       Bidang kegiatan usaha
2.       Rugi/ laba
3.       Bidang keuangan
4.       Bidang permodalan
5.       Bidang administrasi dan pembukuan
6.       Bidang ketenagakerjaan
7.       Bidang pemasaran
8.       Bidang organisasi

Contoh laporan kegiatan usaha
1.       Bidang Kegiatan usaha
a.       Jenis kegiatan
1)      Jenis usaha ............................................................., Volume Rp. .........................................
2)      Jenis usaha ............................................................., Volume Rp. .........................................
3)      Jenis usaha ............................................................., Volume Rp. .........................................
4)      Jenis usaha ............................................................., Volume Rp. .........................................
5)      Jenis usaha ............................................................., Volume Rp. .........................................
b.      Laba/ Rugi
1)      Unit  ................................................................... Laba/ Rugi  Rp. ........................................
2)      Unit  ................................................................... Laba/ Rugi  Rp. ........................................
3)      Unit  ................................................................... Laba/ Rugi  Rp. ........................................
4)      Unit  ................................................................... Laba/ Rugi  Rp. ........................................
5)      Unit  ................................................................... Laba/ Rugi  Rp. ........................................
2.       Bidang Keuangan
a.       Neraca (terlampir)
b.      Analisis
1)      Likuiditas ................................... %
2)      Sovabilitas  ................................ %
3)      Rentabilitas................................ %
3.       Bidang Permodalan
a.    Modal sendiri ...........................................................= Rp. .......................................
b.    Modal Asing (luar)  ..................................................= Rp. ........................................
1)      Pinjaman Jangka Pendek ...................................= Rp. ........................................
2)      Pinjaman Jangka Panjang ...................................= Rp. ........................................
3)      Pinjaman lain- lain ..............................................= Rp. ........................................
4.       Bidang Administrasi dan Pembukuan
a.       Buku- buku
1)      Buku Pembelian Tunai .................................. =  ........................................
2)      Buku Pembelian Kredit ...................................                                                   =           ........................................
3)      Buku Pesediaan Barang .................................                                                     =          ........................................
4)      Buku Penjualan Tunai ................................... =  ........................................
5)      Buku Voucher             ...................................   = ........................................
b.      Dokumen- dokumen dagang
1)      Surat Perjanjian dagang ..................................                                                   =          ........................................
2)      SITU, SIUP, NPWP, AMDAL dll ......................  =   ........................................
3)      Faktur Kwitansi    ........................................  =  ........................................

B.      Analisis Laporan Keuangan
Pada akhir tahun seluruh kegiatan usaha perusahaan diikhitisarkan dan dilaporkan untuk dianalisis oleh pihak yang berkepentingan, untuk memproleh informasi yang tepat dalam mengambil keputusan. Analisis laporan keuangan adalah evaluasi atau penafsiran neraca dan daftar perubahan posisi keuangan adalah evaluasi atau penafsiran neraca dan daftar perubahan posisi keuangan perusahaan.
Mengadakan anaslisi laporan keuangan sangat penting sekali untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Analisis laporan keuangan selalu berkaitan dengan masalah Neraca, Laba/ Rugi, dan perubahan modal perusahaan. Analisis laporan pada hakekatnyaadalah untuk mengadakan penilaian atas keadaan keuangan perusahaan.
Untuk lebih menggambarkan perubahan posisi keuangan dan sifat perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu, suatu perusahaan diharuskan membuat laporan keuangan paling lama 2 tahun terakhir dari kegiatan usahanya.
a.       Dasar Analisis Laporan Keuangan.
Adapun yang menjadi dasar analisis dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1)      Keadaan keuangan jangka pendek
a)      Sasaran analisis atas keadaan keuangan jangka pendek adalah sebagai berikut:
(1)    Kemampuan untuk bertahan dalam keadaan depisit
(2)    Kemampuan untuk melunasi utang lancar
(3)    Kemampuan untuk mebayar biaya- biaya
(4)    Kemampuan untuk mempertahankan persediaan
(5)    Kemampuan untuk memberikan kredit pejualan
b)      Sasaran analisis atas modal kerja, meliputi hal- hal berikut:
(1)    Darimana sumber dana modal kerja diproleh
(2)    Untuk apa modal kerja tersebut
2)      Keadaan keuangan jangka panjang
Sasaran analisis terhadap terhadap keadaan keuangan jangka panjang, meliputi hal- hal berikut:
(1)    Berkurang atau bertambahnya utang jangka panjang
(2)    Kemampuan membayar bunga pinjaman secara stabil
(3)    Keseimbangan antara modal sendiri dengan modal asing
(4)    Bertambah dan berkurangnya aktiva tetap.

3)      Hasil usaha perusahaan
Sasaran analisis terhadap hasil usaha perusahaan, meliputi sasaran- sasaran berikut:
(1)    Efisiensi perusahaan antara penjualan dengan aktiva yang digunakan.
(2)    Efisiensi perusahaan antara laba dengan aktiva yang digunakan
(3)    Volume penjualan pada tingkat Break Event

b.      Kegunaan Hasil Analisis Keuangan
Hasil analisis keuangan sangat berguna bagi pihak- pihak berikut:
1)      Para pemilik perusahaan
Dengan analisis laporan keuangan pemilik perusahaan dapat menilai:
a)      Besar kecilnya imbalan untuk pemilik perusahaan
b)      Berhasil tidaknya usaha, dan
c)       Dapat tidaknya pemimpin perusahaan mempertahankan keberlangsungan perusahaanya.
2)      Manajer Perusahaan
Analisis laporan keuangan, dapat digunakan sebagai dasar:
a)      Menyusun rencana usaha yang akan datang
b)      Untuk mengukur sistem pengendalian intern
c)       Untuk menentukan kebijakan manajer.
3)      Investor, bankers, dan kreditur
Dengan adanya analisis laporan keuangan, akan diketahui mengenai likuiditas, dengan solvabilitas, dan rentabilitas perusahaan.
a)      Memberi tidaknya pinjaman
b)      Menghentikan investasi atau tidak
c)       Mengubah pinjamannya menjadi modal perusahaan
4)      Pemerintah
Dengan adanya laporan keuangan, maka pemerintah akan menetapkan hal- hal berikut:
a)      Menetapkan pajak
b)      Menetapkan kebijakan tentang masalah tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi nasional
5)      Karyawan
Dengan mengetahui  analisis laporan keuangan, maka dapat diketahui prospek/ kemajuan perusahaan di mana tenaga kerja akan menentukan sikap sebagai berikut:
a)      Pindah kerja ke perusahaan lain
b)      Perasaan aman dalam bekerja
c)       Adanya promosi jabatan
d)      Meningkatkan produktifitas dalam bekerja

Materi bisa di Download Disini

Share Post:
MENGEVALUASI dan MENGEMBANGKAN USAHA

Yogi Iskandar

2/24/2016

  A.       Struktur Kekayaan dan Finansial 1.        Struktru Kekayaan Struktur kekayaain ialah perimbangan antara aktiva (harta) te...

MENGEVALUASI dan MENGEMBANGKAN USAHA


 
A.      Struktur Kekayaan dan Finansial
1.       Struktru Kekayaan
Struktur kekayaain ialah perimbangan antara aktiva (harta) tetap, baik secara absolut maupun relatif:

Contoh:
Besarnya keseluruhan aktiva lancar Rp. 300.000.000,- dan aktiva tetap Rp. 700.000.000,00
Berdasarkan besarnya aktiva tersebut di atas, maka perimbangan secara absolut adalah 30:70  dan relatif 30%:70%.

2.       Struktur Finansial
Strukutur finansial adalah yang menunjukan bagaimana aktiva- aktiva perusahanaan dibelanjai, yaitu menyangkut semua sumber pembelanjaan, yang tercermi dalam keseluruhan pasiva neraca (keseluruha modal sendiri). Struktur finansial pada hakikatnya menunjukan pula perimbangan absolut dan relatif antara keseluruhan  modal asing (jangka pendek dan jangka panjang) dengan jumlah modal sendiri.

Contoh:
Besarnya modal asing berupa kewajiba jangka panjang Rp. 400.000.000,00, sedangkan besarnya modal sendiri adalah Rp. 600.00.000,00

Berdasarkan angka- angka tersebut d i atas berarti perimbangan absolut adalah 4:6 dan relatif adalah 40%: 60%
Mengenai struktur kekayaan dan strutur financial dapat digambarkan sebagai terlihat dalam neraca singkat berikut.

Aktiva Lancar
Rp. 300.000.000,00
Modal Asing
Rp.400.000.000,00
Aktiva Tetap
Rp. 700.000.000,00
Modal Sendiri
Rp.600.000.000,00

3.       Struktur Modal
Strutur modal menyangkut perimbangan absolut dan relatif anatar utang jangka panjang dan modal sendiri.

Contoh:
Besar mmodal asing yang berupa utang jangka panjang Rp. 300.000.000,00 sedangkan modal sendiri berjumlah Rp. 600.000.000,00 dalam hal ini berarti perimbangan absolutnya menunjukan 30:60 dan relatifnya 33 % dan 66  %.

B.      Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. Kemampuan membayar atas kewajiban jangka pendek sangat tergantung dari alat pembayaran likuid (cair) yang dimiliki perusahaan disebut seabagai daya bayar atau kekuatan bayar suatu perusahaan, yang akan menjadikan perusahaan mempunyai kemampuan membayar jangka pendeknya.
Setiap perusahaan yang mempunya daya bayar yang besar mampu membayar kewajiban jangka pendeknya setiap saat atau aktiva lancarnya lebih besar dari pada utang lancarnya disebut sebagai perusahaan likuid. Sebaliknya, apabila perusahaan hanya mempunyai daya bayar yang kecil atau utang lancar lebih besar dari pada aktiva lancarnya berarti perusahaan tersebut adalah perusahaan ilikuid (tidak likuid) dalam literatur Anglosaxon (anglosaxis) istilah likuiditas sering disebut sebagai technical solvency.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan untang lancar. Besarnya perbandingan/ rasio terbaik antara aktiva lancar dengan utang lancar adalah sekitar 2:1. Namun demikian, angka tersebut tidak mutlak. Besarnya ratio dapat ditentukan sesuai dengan jenis usaha dan kebijakan keuangan masing- masing.
Cara pengukuran atau penganlisaan likuiditas dapat dilakukan dengan cara menggunakan rumus berikut:
1.       Curent Ratio
Rumus ratio lancar (current ratio)
Current ratio =  Aktiva Lancar
                                              Utang Lancar
Rumus ratio lancar (curren ratio) digunakan untuk mengetahui kemampuan membayar utang lancar dengan aktiva lancar.

Ilustrasi.
Pak Emed bekerja di PT Pelangi sebagai staff administrasi. Penghasilan yang ia terima pada bulan Agustus  Rp. 2.000.000,00. Pengeluaran pak Ali meliputi pembayaran rekening, air, listrik, telepon, konsumsi, tabungan serta investasi. Total pengeluaran pak Emed  bulan agustus ialah Rp. 900.000,-. Kesimpulan, aktiva lancarnya. Kondisi keuangan kecuali beliau disebut likuid.







Penghasilan Pak Ali
 

 













2.       Cash Ratio
Rumus ratioo kas (cash ratio)
Cash ratio (ratio of Immediately Solvency)= Kas+Efek
                                                                                                Utang Lancar

Rumus ratio kas (cash ratio) digunakan untuk mengukur kemampuan membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dan efek yang dapat diuangkan.
Contoh:
Apabila dalam neraca suatu perusahaan terdapat jumlah aktiva lancar sebesar Rp.900.000.000,00 yang terdiri dari kas sebesar Rp.250.000.000,00 efek Rp.100.000.000,00, piutang Rp. 100.000.000,00 sedangkan kewajiban jagnka pendeknya Rp.450.000.000,00 maka cash rationya adalah sebagai berikut.

Rp. 250.000.000,00 + Rp. 100.000.000,00 = 0,771:1 atau 77,77%
                                                Rp.450.000.000,00

3.       Acid Test Ratio/ Quick Ratio
Acid test ratio disebut wick ratio yaitu perbandingan antara aktiva lancar (persediaan) dengan sutang lancar. Ratio tersebut digunakan uantuk mengukur kemampuan membayar kewaiban- kewajiban dengantidakk memperhitungkan persediaan, karena  persediaan memerlukan waktu relatif lama untuk diubah menjadi uang kas dan menganggap piutang dapat segera direalisir sebagai uang kas. Walapun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari pada piutang.
Ratio tersebut lebih tajam dari pada current ratio, karena hanya membandingkan aktiva yang paling likuid (mudah dicairkan dan diuangkan) denganutang lancar. Jika current ratio tinggi tapi quick rationya rendah berarti ada investasi yang sangat besar dalam persediaan.
4.       Working Capital To Total Asset  ratio modal kerja dengan Rasio
Rumus ratio modal kerja pada total aktiva

Working Capital to Assets Ratio = Aktiva lancar – Utang Lancar
                                                                               Jumlah Aktiva

Rumus ratio modal kerja dengan total aktiva (working capital to taoal asset) ratio digunakan untuk mengukur likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja neto.

Contoh:
Apabila besar aktiva lancar Rp. 900.000.000 dan aktiva tetapanya Rp. 975.000.000,00, sedangkan utang jangka pendeknya sebesar Rp. 450.000.000,00, maka ratio modal kerja neto kepada total aktiva adalah sebagai berikut:

Rp. 900.000.000,00 – Rp. 450.000.000,00  =  0,24 : 1 atau 24%.
   Rp. 1.875.000,00

C.      Solvabilitas
Pengertian solvabilitas suatu perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk membayar utang dalam jangka pendek. Masalah solvabilitas menyangkut kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek jangka penjangnya, tatapi para kreditur atau pemengang saham selain tertarik pada kondisi  jangka pendek mereka lebih berminat pada kondisi jangka panjang, karena posisi keuangan jangka pendek betapapun baiknya tidaklah selalu paralel dengan posisi keungan jangka panjang.
Dalam literatur Anglosaxon, Solvabilitas sering disebut sebagai Actual Savency Sedangkan perhitungan Solvabilitas, aktiva tidak terwujud (intangble assets) tidak ikut diperhitungkan.
Rumus perhitungan solvabilitas
Solvabilitas = Total Aktiva
                           Total utang
Contoh Solvabilitas adalah sebagai berikut:
Jumlah aktiva suatu perusahaan terdiri dari aktiva lancar sebesar Rp. 75.000.000,00, aktiva tetap Rp. 425.000.000,0 dak aktiva tidak berwujud Rp. 25.000.000,00
Kewajiban terdiri atas utang lancar sebesar Rp. 50.000.000,00 dan utang jangka panjang Rp.200.000.000,00
Solvabilitas = 75.000.000,00 + 425.000.000,00 = 500.000.000,00 =        2 : 1 atau 200%
                           50.000.000,00 + 200.000.000,00              250.000,00

D.      Rentabilitas/ Profibilitas
1.       Pengertian Rentabilitas
Rentabilitas/ profibilitas perusahaan adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mengehasilkan laba dari sejumlah dana yang diinvestasikan, untuk periode atau jagnka waktu tertentu. Jadi, masalah rentabilitas/ profibilitas perusahaan dalam memproleh keuntungan/ laba secara optimal dari usaha- usaha yang dijalankan dengan menggunakan sejumlah modal tertentu.
Pengukuran keuntungan yang dicapai perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai cara antara lain dengan menggunakan ratio ekonomis da rentabilitas modal sendiri atau dengan menggunakan cara lain yang biasa digunakan aliran anglosaxis, seperti pengukuran dengan menggunakan gross profit margin, operating profit margin, eraning power of tatal investement.
2.       Mengukur Rentabilitas (Ratio Rentabilitas)
Pada dasarnya, rentabilitas perusahaan dapat diukur dengan memperbandingkan laba dengan modal (aktiva yang digunakan), yang dapat digambarkan dengan rumus berikut.


 
L  X 100%
M
Keterangan:
L             = Jumlah laba yang diproleh dalam suatu periode
M          = Modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut
Dalam praktik, untuk menilai rentabilitas dapat dilakukan dengan cara- cara berikut:
a.       Membandingkan anatara laba operasi/ usaha dengan aktiva operasi.
b.      Membandingkan laba bersih setelah pajak penghasilan dengan aktiva.
c.       Membandingkan laba bersih setelah pajak penghasilan dengan keseluruhan aktiva tetap berwujud.
d.      Membangingkan laba bersih setelah paja penghasilan dengan modal sendiri.
Dari berbagai cara yang digunakan, terdapat dua cara yang paling sering dan populer digunakan, yaitu rentabilitas ekonomis danrentabilitas modal sendiri.
a.       Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yagn digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Rentabilitas ekonomi dinyatakan dalam prosentasi. Tiangkat rentabilitas ekonomi seringkali digunakan sebagai alat untuk mengukur efisiensi penggunaan modal. Dengan melaksanakan pengukuran rentabilitas ekonomi. Berarti kita dapat mengukur kemampuan suatu perusahaan, berapa besar laba yang dapat diproleh dari seluruh modal yang digunakan dalam operasinya.
Dalam pengukuran rentabilitas ekonomi, hal- hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
1)      Modal yang diperhitungkan hanyalah modal operasi yang benar- benar digunakan dalam perusahaan (operating capital atai operating assets). Sedangkan modal yang tidak menunjang operasi atau tidak bekerja seperti modal yang ditanamkan dalam efek (surat berharga), tidak diperhitungkan (kecuali pada perusahaan kredit).
2)      Laba yang diperhitungkan hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan berupa laba usaha neto (net operating income). Sedangkan laba yang diproleh dari luar operasi seperti dari bunga, hasil sewa, deviden, dan lain- lain tidak dimaksukkan untuk menghitungkan rentabilitas ekonomi.

Contoh:
“PD Semangat Maju” di Surabaya, beroperasi dengan modal sebesar Rp. 30.000.000,00 yang terdiri dari utang sebesar Rp. 15.000.000,00 bunga 12% setahun dan modal sendiri sebesar Rp. 15.000.000,00. Keuntungan yagn berasal dari operasi perusahaan selama setahun adalah Rp. 7.500.000.,-

Rentabilitas Ekonomi= Rp. 7.500.000,00 X 100% = 25%
                                                    30.000.000,00

b.      Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabillitas modal sendiri atau tersedia bagi pemilik modal sendiri dengan jumlah modal sendiri dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut. Disini berarti menyangkut  kemampuan perusahaan untuk memproleh laba  dengan menggunakan sejumlah modal sendiri yang dioperasikan dalam perusahaan.

Dalam mengukur modal sendiri, perlu diperhatikan hal- hal sebagai beirkut.
1.       Modal sendiri yang diperhitungkan adalah yang benar- benar digunakan dalam operasi perusahaan.
2.       Laba yagn diperhitungkan adalah laba setelah dikurangi dengan bunga moal asing (pinjaman) dan paja penghasilan. Rumusnya adalah sebaga  berikut:

Laba  = keuntungan setelah pajak   X 100%
                Modal Sendiri

Pengukuran rentabilitas modal sendiri dalam aliran Anglosaxis disebut dengan istilah rate of Return On Net Worth atau Rate of Return for the owners.

Contoh:
“PD Semangat Maju” ddi Surabaya, beroperasi dengan modal sebesar Rp.44.000.000,00 yang terdiri dari utang sebesar Rp. 20.000.000,00. Keuntungan yagn berasal dari operasi perusahaan selama setahun adalah rp. 10.000.000,00.
Utang (Bunga 12%)   ..........................................   Rp. 20.000.000,00                                           
Modal Sendiri    .................................................   Rp. 24.000.000,00    +
                                                         Jumlah ...................   Rp. 44.000.000,00
Keuntungan .....................................................   Rp. 10.000.000,00
Laba Sebelum Pajak ..............................................   Rp. 7.200.000,00
Pajak Pengahasilan .............................................      Rp.     720.000,00   -
Laba Setelah pajak penghasilan ..........................        Rp. 6.480.000,00
Rentabilitas Modal Sendiri =  Rp. 6.480.000,00    X 100%= 28,5%
                                                          Rp. 24.000.000,00
3.       Cara Pengukuran Rentabilitas/ Profitabilitas
Berikut adalah cara lain untuk mengukur rentabilitas/ prontabilitas suatu perusahaan. Untuk lebih jelasnya, penggunaan ratio tersebut diatas akan dibaha dengan contoh persoalan:

Contoh:
Neraca per 31 Juni 2003 PT Merah menunjukan posisi sebagai berikut:
Aktiva lancar;
Kas ......................................................... Rp.   54.000.000,00
Efek    ...................................................... Rp.   46.000.000,00
Piutang    ................................................. Rp. 140.000.000,00
Persediaan barang dagang      ................... Rp. 160.000.000,00
Jumlah Aktiva Lancar     .................................          Rp. 400.000.000,00

Aktiva tetap;
Peralatan ...................... Rp. 80.000.000,00
Akumulasi Penyusutan ... Rp.   8.000.000,00   -
                                                                                        Rp. 72.000.000,00
Gedung     ...............       Rp. 300.000.000,00
Akumulasi Penyusutan .. Rp. 10.000.000,00   -
                                                                                        Rp. 290.000.000,00
Total           ................................................   Rp. 130.000.000,00 (+)
Jumlah Aktiva Tetap       .................................          Rp. 492.000.000,00
Jumlah aktiva     ............................................          Rp. 892.000.000,00

Utang Lancar
Utang Dagang ........................................... Rp.   26.000.000,00
Utang Wesel ............................................. Rp.   20.000.000,00
Utang Pajak ............................................... Rp.     6.000.000,00
Jumlah Utang Lancar ................................. Rp. 52.000.000,00

Utang Jangka Panjang
Obligasi 10% ............................................. Rp. 100.000.000,00
Jumlah Utang ..........................................................................     Rp. 152.000.000,00

Modal Sendiri
Modal Saham ............................................. Rp. 600.000.000,00
Agio Saham       ......................................... Rp.   40.000.000,00
                                                                                      Rp. 640.000.000,00
Saldo Laba ditahan     ................................ Rp. 100.000.000,00
Jumlah Modal Sendiri ................................................................    Rp. 740.000.000,00
Jumlah Utang dan Modal   ....................................................          Rp. 892.000.000,00





Laporan laba/ rugi PT Maju selama tahu 2015 menunjukan angka- angka sebagai berikut:
Penjualan Neto .....................................................................         Rp. 700.000.000,00
Harga Pokok Penjualan ............................................................      Rp. 450.000.000,00
Laba Bruto         .....................................................................          Rp. 250.000.000,00
Biaya- biaya administrasi, penjualan, dan umum ...................          Rp. 140.000.000,00
Keuntungan sebelum bunga dan pajak ....................................      Rp, 110.000.000,00         
Bunga obligasi (10% X Rp 100.000.000,00)    ............................          Rp.   10.000.000,00
Keuntungan sebelum pajak penghasilan   .............................          Rp. 100.000.000,00
Pajak Penghasilan     .............................................................          Rp.   10.750.000,00
Penghasilan bersih (neto)  setelah pajak ...............................          Rp.   89.250.000,00

a.       Marjin Laba Kotor
Ratio marjin kotor (gross profit margin) digunakan untuk mengukur keuntunga/ laba kotor dari setiap rupiah penjualan. Rumusnya sebagai berikut:

Penjualan neto – Harga Poko Penjualan X 100%
Penjualan Neto

Marjin laba kotor =  700.000,00 – 450.000.000,00 X 100%
                          Rp. 700.000,00
 = 250.000.000,00 X 100% = 35,71 %
                                          Rp. 700.000,00
b.      Marjin Laba Operasi
Ratio marjin laba operasi (operating profit margin/ operating income ratio) digunakan untuk mengukur laba operasi sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. Rumusnya sebagai berikut:

Penjualan neto – Harga Poko Penjualan X 100%
Penjualan Neto

Marjin laba Operasi =  200.000,00 – 450.000.000,00 X 100% = 35, 71%
                                                       Rp. 700.000,00
c.       Marjin Laba Neto
Ratio marjin laba neto (net profit margin) atau merjin penjualan (sales marjin) digunakan untuk mengukur keunguntungan/ laba neto per rupiah penjualan. Rumusnya sebagai berikut:

Keuntungan Neto Sesudah Pajak  X 100%
Penjualan Neto

Marjin laba Neto =  89.250.000,00 X 100% = 12,6%
                                   Rp. 700.000,00

d.      Kemampuan memproleh laba dari total investasi
Ratio prolehan keuntungan dari total investasi (earning poer of total investment) digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang dinvestasikan dalam keseluruhan aktiva, untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (pemegang obligasi dan saham). Rumusnya sebagai berikut;

Keuntungan Sebelum Bunga dan  Pajak  X 100%
Jumlah Aktiva
 Laba Total Investasi =  110.000.000,00 X 100% = 12,33%
                                           892.250.000,00
e.      Kemampuan memproleh Laba Neto dari Total Investasi
Ratio prolehan laba neto dari modal investasi (net earning poer ratio/ rate of return on investment) digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan/ laba neto. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keuntungan Sesudah  Pajak  X 100%
Jumlah Aktiva
Marjin laba Neto dari total investasi   =  89.250.000,00 X 100% = 12,6%
                                                                892.000.000,00


Dokumen Bisa Di Donwload Disini

Share Post:

Yogi Iskandar


Yogi Iskandar

Yogi Iskandar

Sponsor By:

SUBSCRIBER


SUBSCRIBER

Iklan_Foot