Realiti Kehidupan Anak Desa
Oleh: Yogi Isnkandar
“seorang anak yang
memiliki notabene keluarga biasa,
dan memiliki cita-cita diluar kehendak dirinya.”
---< Dilahirkan dari keluarga biasa>----
1.
Dilahirkan dari keluarga biasa
Di
suatu daerah yang terletak diantara perbatasan kabupaten kuningan dan kabupaten
ciamis, tinggalah sebuah keluarga kecil dan sederhana “keluarga pak
ratam”. Dari keluarga kecil ini lahirlah seorang anak laki-laki yang bernama
Rojak. Pada saat rojak dilahirkan, kebetulan ayah rojak tidak ada di kampung.
Ayah rojak sedang merantau ke daerah lampung yang pada saat tersebut sedang
gencar-gencarnya membuat sebuah perkebunan di daerah lampung.
Untuk
memenuhi kebutuhan, ibu rojak membuat sebuah kerajinan tikar yang bahan bakunya
dari tanaman pandan. Seselainya kerajinan tangan tersebut kemudian dijual
kepada orang yang membeli tikar tersebut dengan harga senilai Rp.8.000,- sampai
Rp.11.000,-. Beranjak usia 8 bulan rojak dibawa merantau kelampung oleh kedua
orang tuanya. Dilampung rojak dibesar hingga berusia 5 tahun, meskinpun dengan
keadaan yang biasa-biasa saja rojak bisa menikmati masa kecil dengan baik.
Sejak kecil, rojak dididik oleh kedua orang tuanya dengan cara-cara tertentu.
Dengan didikan dari orang yang diberikan oleh kedua orang tua rojak, rojak
memiliki imajinasi yang luar biasa dimasa tersebut.
Disuatu
ketika rojak bilang kepada orang tuanya. Ma, rojak ingin sepeda “kata rojak”.
buat apa sepeda “ema bertanya kepada rojak”, rojak tidak bisa berargumen pada
saat orang tua rojak mengajukan sebuah pertanyaan. Mendingan kamu main
mobil-mobilan aja jak kalua main sepedah kan kamu juga masih kecil “ema kembali
berkata”. Pokonya aku ingin sepeda ma, kalau ema gak bisa beliin sepeda buat
rojak. Rojak akan usaha sendiri, rojak akan jual gorengan, uangnya akan dikumpulin
dan dibelikan sepeda “rojak kembali berkata dengan nada membentak”. Ah, kamu
ini ada-ada aja emang kamu sanggup gituh beli sepeda dengan usahamu sendiri “si
ema berkata sambil meledek”. Rojak merupakan anak yang berbeda dengan anak-anak
lainya. Ketika, anak-anak yang lain melihat orang tuanya pergi kepasar atau
datang dari pasar, si anak tersebut langsung menghampiri orang tuanya memesan
atau meminta pesanan pada saat orang tuanya pergi kepasar. Sedangkan rojak diam
dan cuek aja saja, ketika orang tuanya pergi atau datang dari pasar.
Rojak
memang memiliki karakter yang cuek, keras kepala dan sedikit pendiam. Selain
itu, rojak jarang sekali minta sesuatu kepada orang tua. Cuman, sekali ada
maunya sebelum tercapai rojak menggunakan berbagai cara agar keinginannya
terwujud. Masa kecil rojakpun berjalan sewajarnya, meskipun rojak belum sadar
sebenarnya apa yang harus dilakukan dan apa yang dinginkan rojak hanya bisa
menjalani proses kehidupan selayak anak-anak.
Diusia
6 tahun rojak pulang kekampung halamannya, kota terpencil di kabupaten
kuningan. Sesampinya di selajambe, rojak belum bisa bermain dengan anak-anak
yang ada di selajambe, setelah beberapa minggu rojak baru bisa bermain dengan
temannya. Masa kecil yang penuh warna bagi rojak, setiap kali bermain pasti
datang kerumah dengan keadaan baju kotor, rambut basah, kulit hitam. Rojak
bermain bersama teman-tamannya ke Kali Cijolang yang menjadi pembatas antara
Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Ciamis. Sewaktu rojak masih kecil rojak
ditinggal oleh kedua orang tuanya, orang tua rojak pergi merantau kembali untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Selama ditinggal oleh kedua orang tua rojak, rojak
tinggal bersaman nenek dan sanak saudara. Tinggal bersama saudara bagi rojak
ialah hal yang paling membosankan dan hal yang paling menyulitkan, antara
saudara selalu ada aja masalah bagi rojak. Yah, mungkin itulah pengalaman yang
harus dilewati oleh rojak. Meskipun demikian proses kehidupan harus tetap
berjalan.
Sewaktu
usia 7 tahun, rojak mulai masuk sekolah ketingkat dasar. Nama sekolah rojak
ialah SDN I Selajambe, salah satu sekolah negeri yang ada di selajambe. Sekolah
yang dulu di tempati oleh rojak sekarang menjadi sekolah paforit, yang
sebenarnya apa yang menjadi kriteria untuk menjadi sekolah pavorit?. Sekolah
dasar banyak sekali memberi pengalaman yang dialami oleh rojak baik
pengalaman yang mungkin bagi rojak adalah pengalaman pahit, atau juga
pengalaman yang sangat menyenangkan.
Pendidikan
kelas 1 terlewati dengan biasa-biasa saja, yang ada hanyalah bermain dan bermain,
sewaktu kecil rojak tumbuh seperti anak biasanya. Rojak tidak pernah
mendapatken prestasi seperti halnya anak-anak yang memang memiliki prestasi.
Sewaktu kelas 3 SD rojak berjualan, kebetulan barang-barang yang dijualnya
ialah makanan ringan yang diambil dari ua, ia adalah kaka laki-laki dari ibu.
Anak kecil yang malang, dan bodoh. Mungkin, itu panggilan bagi rojak sewaktu
kecil, rojak pikir barangnya habis dijual. Ternyata sebagian kecil barang
dagangan rojak diambil oleh teman-temannya, barang dagangan yang diambil oleh
teman-taman rojak dapat dikethui setelah ua onoh “penjaga sekolah”, mengetahui
tingkah laku teman-temannya rojak.
Libur
sekolah pun tiba, untuk mengisi liburan panjang kelas tiga. Rojak pergi ke
lampung, sesampainya di lampung rojak menyaksikan banyak sekali perubahan.
Rojak bertannya dalam hati kemana kampungku yang dulu membesarkan aku?, kemana
kampung yang dulu telah memberikan warna pada hidupku?, dan kemanakah
teman-teman yang dulu bermain bersamaku?. Berbagai pertanyaan datang, aku hanya
berfikir ya sudahlah, mungkin inilah hidup yang harus terjadi. Selama pergi
berlibur didaerah lampung Rojak sangat menikmati, meskipun tanpa teman-teman
yang dulu bermain bersama. Untuk mengisi liburan rojak bermain kekebun, sambil
mengambil kopi-kopi yang sudah merah. Kopi tersebut dikumpulkan dan jual kepada
pembeli, hasil dari penjual kopi tersebut dibelikan buku dan peralatan untuk
belajar dikelas 4 SD.
Waktu
liburpun usai, dan rojakpun kembali ke desa selajambe. Hal yang mungkin paling
bahagia oleh rojak, sepulangnya dari lampung. Rojak diberikan hadiah sebuah
al-quran dari ua “kakak dari ibu”, hadiah tersebut diberikan atas tanda
terimakasih dari ua karena rojak telah membantunya selama berlibur di lampung. Dengan
mendapatkan hadiah tersebut rojak merasa bahagia, dengan kata lain rojak bisa
belajar mengaji tanpa menghiraukan ketidak adaan al-qur’an.
Setelah
beberapa hari berada di desa selajambe, akhinya rojak masuk sekolah dengan
keadaan yang seperti biasanya. Meskipun keadaan yang biasa-biasa saja tidak ada
prestasi yang bisa ditonjolkan, tetapi rojak tetap menjalani hidupnya. Suatu
ketika rojak berkelahi dengan teman sekelasnya “ ali namanya”, badanya memang
kecil tetapi, dia memiliki sikap corelis abis. Permasalahan tersebut
terselesaikan dengan sendirinya.
Dengan
bertambahnya usia, bertambah pula rasa ingin. Pada usia 9 tahun, rojak memasuki
masa puber yang pertama. Salah seorang yang ditaksir sama rojak, Nining
namanya. Ya, walaupun harus berebut dengan teman sekelasnya, rojak hanya bisa
terdiam dan membiarkan temannya untuk terus mendapatkan wanita tersebut. Waktu
berjalan seperti biasanya, ketika itu rojak memandang salah seorang wanita yang
memang rojak menyukainya. Walaupun memang masih satu kelas, tetapi rojak tetap
saja tidak bisa mengutarakannya yang sampai saat ini masih belum bisa
terpecahkan.
Waktupun
terus berjalan dan akhirnya sampailah diujung kelas 6 semester akhir,
disemester akhir rojak belajar secara sungguh-sungguh. Pada saat tersebut rojak
dan temannya harus mengalami perubahan sistem pendidikan, rojak dan
teman-tamannya harus mengikuti tes yang memang dapat menentukan kelulusannya.
Ujian Nasional, itulah nama tes yang harus diikuti. Meskipun tidak masuk
logika, disaat sumber daya manusia dan sarana prasana yang belum memadai.
Setiap sekolah harus mampu meluluskan peserta didiknya, waktupun terus berjalan
dan rojakpun lulus dengan nilai yang cukup. Anak-anak tetap aja anak-anak,
meskipun kelakuannya diluar kehendak masih aja dilakukan. Karena kesal ijazah
yang belum juga dicetak sama pihak sekolah, rojak bersama temannya melakukan
perusakan pohon sirsak. Setelah pohon tersebut dirusak dilemparnya, pada saat
melempar ternyata mengenai salah satu rumah yang dekat dengan sekolah dan
akhirnya kena semprotan, dech!.
Sambil
menunggu, waktu masuk SLTP Rojak pergi berlibur ke Bandung. Di bandung rojak
ikut bersama saudara yang merupakan Kaka dari bu. Sesampainya di bandung rojak
diajak bermain game oleh kakanya yang bernama Rasji. Yah dasar bodoh, rojak
tetap aja gak bisa bermain game dan selalu dikalahkan oleh kakanya yang bernama
Rasji. Setiap kali ada ajah tingkah yang dilakukan oleh rojak dan Rasji,
mungkin hari itu hari yang sangat menyenangkan bagi rojak. Mulai dengan
menggoda wanita yang kebetulan tetangga dari Rasji, sampai membicarakan hal-hal
yang memang sewajarnya bagi anak seumuran Rasji dan rojak.
Disuatu
ketika, rojak diajak main sama ua ke pasar. Rojak dibelikan roti, yang menurut
Rasji roti tersebut memang enak. Tetapi, menurut rojak tidak enak, maklum wong
deso. Mulai masuk kepertengah liburan, rojak mulai tidak suka dengan kelakukan
yang dilakukan oleh Rasji. Akhirnya, tidak ada lagi rasa persaudaraan antara
rojak dan Rasji. Dengan kekesalannya rojak menampar Rasji, mereka pikir rojak
akan terdiam disaat mereka mengolok bahkan mengeluarkan kata-kata yang kurang
enak. Apalagi mereka berdua dengan kakanya, yang terus meperlakukan rojak
seperti anak kecil Rasji dan rasdi berkata layaknya seperti orang yang tidak
memiliki sopan santun. Rasji dan rasdi, seperti orang yang tidak punya
pendidikan walau bagaimanapun hati rojak tetap hati manusia yang terbuat dari
sari pati tanah yang lembek dan sewaktu-waktu bisa patah.
Tepat
hari jum’at rojak pun pulang karena waktu libur sudah hampir habis, tepat hari
sabtu rojak datang kerumah dan mulai mengikuti pendaftaran di MTs GUPPI
Selajambe, dalam mengikuti pendafataran rojak kembali bertemu dengan
teman-temanya. Sesampainya disekolah rojak langsung dihampiri oleh beberapa
temannya yang menannyakan tentang liburan rojak. Jak, giman liburan kamu selama
dibandung “ujar teman rojak”. Ah, biasa aja. Gak ada yang mengesankan “jawab
rojak”. Jak, kemarin aku datang kerumahmu!, memberitahukan tentang pendaftaran
ke sekolah, pas bilang sama orang tua kamu!, katanya kamu pergi kebandung dan
orang tuamu sedikit kaget karena kamu sedang ada tidak ada di rumah “teman
rojak kembali berkata”. Ia, Orang tua saya juga udah cerita “rojak kembali
berkata”. Akhirnya, rojak dan kawan-kawan masuk keruangan dan mengikuti kegitan
yang diselenggarakan oleh pihak sekolah.
2.
Menjalani Masa Remaja yang
biasa-biasa saja
Seselesainya,
mengikuti kegiatan pendaftaran rojak bersama teman-teman mengikuti kegiatan
masa orientasi siswa (sekarang masa orientasi peserta didik). Kegiatan tersebut
berjalan selama satu minggu, diawal masuk sekolah ketingkat SLP kegiatan
tersebut cukup mengasikan bagi rojak. Selain dapat bertemu dengan teman-teman
lama, rojak juga mendapatkan teman baru di MTs GUPPI Selajambe. Tetapi, ada
yang menjadi pertanyaan bagi rojak, apakah saya bisa kenal dengan teman-teman
yang dulu satu sekolah dengan rojak yang sekarang mereka sekolah di SMPN 1
Selajambe. Ternyata belakangan dapat diketahui oleh rojak tidak dapat dekat
lagi dengan teman-teman yang dulu satu sekolah dengan di SD, sekolah yang telah
memberikan warna bagi rojak.
Rojak
mengikuti pembelajaran di MTs GUPPI Selajambe layak orang biasa, tidak ada
prestasi yang dapat ditonjolkan, jangankan masuk pringkat 10 besar dapat
rangkingpun gak pernah kepikiran. Rojak tergolong orang yang kurang pandai
dalam bergaul, sehingga teman semasa sekolah ditingkat SLP hanya satu orang,
basir namanya. Basir merupakan teman akrab dan teman terbaik dimata rojak,
selain orangnya penyabar dan pendiam basir selalu mengerti dengan
keinginan rojak. Seperi biasa setelah istirahat tiba, rojak dan basir pergi ke
mushola untuk melaksanakan sholat duha. Hal ini dilakukan karena kami berdua
tidak memiliki uang lebih untuk membeli makanan diwarung seperti lajimnya
anak-anak. Tetapi tidak berarti rojak gak dikasih uang jajan oleh orang tua
rojak, namun uang yang dikasih oleh orang tua rojak di tabung.
Mata
pelajaran yang paling disukai oleh rojak ialah mata pelajaran fisika, di dalam
mata pelajaran fisika terdapat pelajaran elektonika. Disanalah rojak mulai
mengerti kenapa harus belajar dengan benar, tetapi yang menjadi permasalahan. Mata
pelajaran yang ditekuni secara serius hanyalah mata pelajaran fisika yang
didalamnya terdapat pembelajaran elektronik. Disuatu ketika rojak sedang
mengikuti kegiatan pembelajaran, tiba-tiba rojak mengeluakan suara keras.
Sehingga mengagetkan guru. Ada apa jak? “guru bertanya”, Ga ada apa-apa pak,
“Jawab rojak”. Setelah waktu istirahat tiba, rojak bersama teman-teman
dipanggil kekantor oleh guru yang tadi mengajar.
Sebenarnya
kamu itu ingin sekolah gak?, “tannya pak guru”. Inginpak, “jawab rojak dan teman-taman”.
Lalu, kenapa kalian berbuat seperti itu!, “pak guru kembali bertanya”. Gak tahu
pak, “jawab rojak dan teman-teman”. Ya sudah, kali ini bapak maafkan. Tetapi,
jika kalian mengulangi kembali mohon maaf. Mungkin, pihak sekolah akan
mengeluarkan kalian, “kata pak guru”. Rojak dan teman-teman hanya bisa
mengangguk dan berkata “ia pak”. Setelah selesai ngobrol guru tersebut pergi
dan menghampiri kepala sekolah, tetapi kepala sekolah enggan untuk menghampiri
rojak dan teman-teman. Akhirnya rojak dan teman-teman di suruh masuk kelas
kembali.
Rojak
kembali kekelas, sambil berbincang-bincang dengan temannya. Teman hari ini
merupaka hari bersejarah bagi kita, kita sudah tidak punya lagi
kesempatan, jika kita melakukan kesalahan kita akan dikeluarkan “ujar rojak
kepada teman-temannya”. Teman-teman rojak hanya terdiam, dan rojak pun kembali
terdiam. Rojak berifikir, mungkin teman-teman rojak memiliki pemikiran yang
sama dengan apa yang dipikirkan oleh rojak. Sesampainya dirumah rojak kembali
mengikuti pembelajaran seperti biasa, dari kejadian tersebut rojak menjadi anak
yang pendiam dan sedikit berubah.
Waktu
terus berjalan, sehingga rojakpun sampai disemester akhir. Rojak dan
teman-teman diminta oleh kepala sekolah untuk datang kekantor setiap malam
jum’at. Rojak dan teman-teman beserta kepala sekolah melakukan ritual (sholat
sunat berjamat), hal tersebut dilakukan meminta kepada tuhan agar kami diberi
kemudahan dalam mengerjakan soal-soal yang menjadi penentu kelulusan. Soal yang
menjadi kelulusan yaitu matematika, bahas inggris dan Bahasa Indonesia.
Meskipun tidak masuk akal , kami harus pulang pergi kesekolah untuk belajar
kelulusan hanya dapat ditentukan dengan 3 mata pelajaran.
Sewaktu
disemester tiga rojak di tannya oleh kedua orang tuanya. Jak, nanti kalau udah
lulus mau sekolah kemana?, “tannya ibu”. Gak ma, rojak gak mau lanjutin
sekolah. Soalnya otak rojak gak muat ma, rojak mau lanjutin ngurus kebun aja di
lampung, “jawab rojak”. Ya udah, kalau kamu gak pengen sekolah, yang penting
kamu jangan sampe menyesal. “ibu kembali berkata”, rojak hanya bisa terdiam
saat ibu berkata. Disaat rojak sedang menunggu hasil keputusan tentang
kelulusan Ujian Nasional, rojak diajak kekebun sama kaka (anak dari ua). Di
kebun kaka bertanya kepada rojak!. Jak nanti kalau udah lulus, mau melanjutkan
sekolah kemana? “tannya kaka kepada rojak”. Gak ka saya mau ngurusin kebun aja
di lampung “jawab rojak”. Jak kalau menurut kaka, rojak musti sekolah. Kalau
gak sekolah, kapan lagi rojak akan mengembangkan ilmu pengetahuan rojak. Setajam-tajam
pisau kalau gak diasah pasti akan berkarat dan pisau tersebut akan tumpul, lah
kalau udah tumpul. Apakah pisau tersebut dapat dipergunakan dengan maksimal?,
“kaka bertanya kepada rojak”. Rojak sedikit terdiam mulai dari sana hati rojak
mulai agak terbuka, tetapi rojak belum mampu mengatakan kepada kaka tentang
niatnya untuk sekolah. Satu kata yang dikatakan sama rojak, gak tahu kak,
gimana nanti aja. Rojak dan kaka kembali pulang karena hari udah mulai sore.
Sesampainya
dirumah rojak kembali memikirkan tentang perkataan kakanya. Dihari kemudian
rojak diminta ibunya untuk mengatarkan makanan kerumah eyangnya (adik dari
kakek). Sesampainya rojak dirumah eyang, rojak disambut sama saudara (anak dari
eyang). Ketika beberapa menit ngobrol rojak kembali di kejutkan dengan
pertanyaan mengenai sekolahnya, jak kamu mau sekolah kemana? “tanya eyang
kepada rojak”. Gak eyang, rojak gak sekolah, kasihan orang tua rojak ga ada
biaya, “jawab rojak”. Ah, jangan meniadakan rijki dari Tuhan jak. Semua orang
yang tinggal dibumi ini pasti diberi rijki sama Tuhan, udah kamu sekolah aja di
tempat eyang yang bekerja soal biaya nanti urusan belakang, “eyang kembali
berkata”. Ia, jak mending sekarang sekolah dekat dulu, saya membutuhkan waktu 4
jam untuk sampai kesekolah, “saudarapun ikut nimbrung”. Rojak hanya bisa
terdiam disaat eyang dan saudara rojak mengeluarkan kata-kata mengenai sekolah
rojak. Meskipun, dalam hati rojak udah mulai ada keinginan untuk sekolah rojak
tidak mau mengungkapkan keinginannya.
Setelah
selesai berbincang-bincang dengan eyang dan saudara, tidak terasa hari udah
sore. Akhirnya, rojakpun berpamitan kepada eyang. Eyang, rojak mau pamit dulu,
mengenai sekolah nanti saya mau obrolin dulu sama orang tua rojak, “kata
rojak”. Oh, ga nginep jak, mendingan kamu nginep aja disini, “tanya eyang”. Gak
ah, lain kali aja eyang, “jawab rojak”. Setelah selesai berbicara rojak
langsung pulang kerumah, diperjalanan rojak terus berfikir mengenai sekolahnya.
Ditengah perjalanan rojak memantapkan mengenai sekolahnya, sesampainya dirumah
rojak berdiam diri. Setelah beberapa jam rojak berdiam rojak bilang kepada
orang tuanya, ma rojak mau lanjutin sekolah “kata rojak”. Mau sekolah jak,
“jawab ema, nada kaget”. Ia ma, rojak diminta sekolah lagi sama kakek. Kata
kakek mau tidak mau ada biaya atau tidak pokoknya kamu musti sekolah, “rojak
menceritakan perkataan kakek”. Lah jak, biayanya dari mana kamu tahu sendirikan
jak ayah kamu, cuman bekerja serabutan, “ibu rojak kembali berkata”.
Rojak hanya bisa terdiam disaat ibunya mejelaskan tentang keadaan ekonomi.
Dihari
kemudian rojak dikejutkan, dengan pertanyaan ibunya. Jak, kalau kamu ingin
sekolah ada dua pilihan mendingan sekolah di subang atau kamu ikut dengan
kakekmu sekolah di ciamis, “ibu rojak berkata”. Rojak hanya bisa berdiam disaat
ibunya memberi pertanyaan tersebut, rojak memiliki keinginan untuk sekolah
dikuningan mengambil jurusan permesinan atau elektornika. Tetapi rojak tidak
bisa memaksakan keinginannya karena rojak sadar akan kemampuan dari orang tua
rojak. Pada saat penetuan mengenai sekolah, rojak berpikir kalau kesubang rojak
tidak bisa meneruskan belajar mengenai bakatnya. Akhirnya rojak memutuskan
untuk sekolah mengikuti kakenya, dalam pikiran rojak kalau sekolah mengikuti
kakek rojak. Rojak bisa jalan kaki untuk berangkat uang jajan dan ongkos
berangkat rojak bisa dikumpulin untuk membeli peralatan elektronik. Disaat
selesai berfikir rojak berkata kepada orangtunya. Ma, rojak mau sekolah ikut
dengan kakek aja, “rojak berkata”. Ia, kalau memang itu sudah menjadi keputusan
kamu ma ikut aja dengan apa yang menjadi keputusan kamu.
Beberapa
minggu kemudian rojak mulai mengikuti kegiatan pendafataran di sekolah yang
berada di daerah kabupaten ciamis. Dihari pertama rojak masuk sekolah, rojak
merasa gembira karena mendapatkan teman-teman baru, meskipun rojak harus
berjalan kaki kesekolahnya. Setelah berjalan dalam beberapa hari mengikuti
sekolah, rojak mendapatkan teman yang dianggap teman yang paling baik menurut
rojak. Karena rojak merupakan anak yang sulit untuk bergaul, rojak paling hanya
bisa berteman dengan satu teman aja. Diminggu ketiga rojak mengikuti kegiatan
kursus komputer di LPP Prima Mandiri College yang kebetulan pemiliki tempat
kursus tersebut merupakan salah satu guru di MA Al-Istiqomah. Setelah beberapa
minggu mengikuti kursus komputer guru rojak meminta rojak untuk mengajar
ditemapt kursus tersebut. Untuk tambahan uang rojak menyatakan bersedia
meskipun rojak hanya baru mengikuti pendidikan selama dua minggu. Karena rojak
memiliki aktifitas tambahan rojak harus pulang larut malam, pagi rojak harus
sekolah dan sorenya rojak mengajar ditempat kursus.
Setiap
hari rojak dimarahin sama kedua orang tuanya, karena rojak sering pulang larut
malam. Pada saat rojak dimarahin rojak hanya bisa terdiam, karena rojak
memaklumi pemikiran orang tua rojak. Mereka memiliki pemikiran terdahulu, rojak
terus menjalankan aktifitas meskipun harus pulang malam dan dimarahin sama
kedua orang tuanya. Disuatu ketika rojak pulang jam 6 sore, karena yang menjadi
perbatasan antara kabupaten ciamis dan kabupaten kuningan ialah kali cijolang
dan kebetulan belum ada jembatan untuk menghubungkan kedua kabupaten tersebut.
Disaat air kali sedang besar rojak terpaksa harus muter dan membutuhkan waktu 4
jam untuk sampai kerumah. Selain jalan kaki rojak juga harus melewati kebun dan
beberapa anak sungai. Disaat melewati anak sungai rojak hampir saja terbawa
arus anak sungai untungnya ada pohon waru yang menyelamatkan rojak. Rojak baru
bisa sampai dirumah rojak pada jam sembilan malam.
Sesampainya
dirumah rojak kembali dimarahin sama orang tua rojak. Lagi-lagi rojak hanya
bisa terdiam disaat orang tua rojak memarahin rojak. sesuai dengan yang
direncanakan rojak, rojak mulai melihat uang yang kumpulkan udah mulai
terkumpul dan rojak pun mulai membeli komponen elektronik. Rojak memiliki
rencana untuk membuat sound system, dalam pemikiran rojak selain menjalankan
sebuah hobi rojak pikir dengan membuat sound system rojak akan bisa mendapatkan
uang dan tidak harus melamar kerja kepada perusahaan atau lembaga intansi.
Rojak merupakan orang yang tidak suka diam, untuk mengisi waktu kosong selain
mengajar ditempat kursus rojak mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
oleh sekolah seperti ekstrakurikuler pramuka dan OSIS.
Hari-hari
rojak dipenuhi dengan warna, canda tawa, sedih semua berjalan sesuai dengan
iringan waktu. Rojak menjalani kehidupan dengan tenang meskipun berbagai
tekanan datang, tekanan tersebut datang dari kondisi ekonomi yang sempit, dari
beban harus mengajar ditempat kursus. Dipertengahan semester rojak terpaksa
mengundurkan diri dari tempat bekerja karena sudah tidak kuat sudah dengan
perkataan orang tua. Orang tua rojak berpikir yang namanya kerja harus dapat
uang banyak padahalkan rojak kerja di tempat kursus tersebut hanya dari jam
14.00 s/d 18.00. Jadi rojak mendapatkan uang sewajarnya, tetapi yang namanya
orang tua memiliki pemikiran terdahulu susahlah dan rojakpun terpaksa
memundurkan diri.
Dengan
memundurkan diri rojak pun mulai membuat strategi untuk melanjutkan rencannya
membuat sebuah sound system, rojak tidak memiliki kemampuan dalam merakit
seound system, yang dimiliki hanyalah sebuah keberanian dan tekad untuk
mendapatkan uang tambahan bagi rojak. Sedikit demi sedikit sound system rojak
mulai terbangun, meskipun dalam perakitan tersebut rojak dimarahin oleh kedua
orang tua, karena suara yang berisik dan banyak peralatan yang berserakan.
Dalam merakit sound system rojak dibantu oleh teman dekatnya jajang, jajang
merupakan orang ciamis dan jajangpun merupakan teman pilihan yang dianggap
paling baik bagi rojak. Seperti yang sudah saya ceritakan diatas rojak
merupakan orang yang kurang memiliki kemampuan dalam bergaul.
Waktu
terus berlalu, dan berbagai pengalaman pun banyak ditemui oleh rojak, tetapi
satu pengalaman yang kurang memberikan warna pada kehidupan rojak yaitu cinta.
Rojak merupakan orang yang serius pendiam, dan sulit berinteraksi. Hal itu
menyebabkan rojak sedikit sulit dalam mendapatkan kisah cinta. Seiring
berjalannya waktu rojakpun mulai sampai di semester akhir, di semester akhir
rojak mulai mendapatkan uang dari hasil sewa sound systemnya. Uang yang
dihasilkan lumayan besar, dalam semalam rojak bisa mendapatkan uang 100.000
sekali berangkat. Meskipun harus melek tetapi rojak menikmati pekerjaannya karena
hal itu sesuai dengan hoby rojak.
Disemester
akhir, rojak pun harus mulai serius belajar karena akan menghadapi ujian
nasional. Agar nilai yang didapatkan rojak baik, rojakpun harus menginap di
sekolah karena harus belajar tambahan dan mengikuti kegiatan spiritual di
pondok pesantren agar rojak dan teman-teman lulus serta dengan nilai baik.
Disuatu ketika rojak berjalan dengan teman rojak dengan tujuan akan memperbaiki
sound system karena ada sebuah trable. Di perjalanan kami ngobrol dengan
teman-teman, Kira-kira kalau udah lulus siapaya yang akan menjadi guru, “kata
salah satu teman rojak”, paling herni, dan rojak tuh yang akan jadi guru, “kata
jajang”, ah, gak mungkin saya jadi guru “rojak membantah”, liat aja entar jak
kamu pasti jadi guru “jajang kembali berkata”, ah, gak mungkin kamu kan tau
sendiri saya orang yang kaya gimana “rojak kembali menyangkal”.
Sesampainya
dirumah, rojak melupakan perkataan teman-teman rojak, dan mulai berkerja
memperbaiki sound system. Di hari kemudian tibalah Ujian Nasional dan Ujian
Akhir Semester rojak dan teman-teman menjalani ujian dengan keaadaan tegang,
kami semua ketakutan atas ketidak lulusan. Seselasainya ujian, beberapa minggu
kemudian akhirnya tiba di pengumuman hasil ujian nasional. Hasil ujian nasional
ternyata rojak masuk kategori tiga besar, yang semula rojak tidak pernah
mendapatkan prestasi rojak masuk tiga besar. Sungguh kenikmatan yang luar biasa
bagi rojak, seselainya pengumuman rojakpun mulai mengahadapi perpisahan kami
pun berpisah dan membuat sebuah kesepakatan dengan teman-teman bahwa rojak dan
teman-teman rojak berpisah untuk mengumpulkan modal dan akan kembali berkumpul
setelah sama-sama memilki modal untuk membuka sebuah usaha dibidang elekrtonik
tentunya.
Setelah
beberapa bulan dalam menjalani kelulusan rojak merasa jenuh, kebetulan pada
saat itu di desa selajambe baru dibuka SMK. Ketika rojak melihat anak sekolah
berduyun-duyun berangkat kesekolah, hati rojak tergetar. Hal itu mengingatkan
akan kenangan-kenangan semasa sekolah, dan rojakpun memiliki keinginan untuk
sekolah lagi. Namun, apalah daya ingin memeluk gunung tanganpun tak sampai.
Setelah beberapa bulan menjadi pengangguran, meskipun sound system rojak dapat
menghasilkan uang. Tetapi, tidak sebanding dengan pengeluaran rojak. Ketika rojak
sedang berkumpul dengan keluarga, tiba-tiba kaka datang kerumah menawari kerja
bareng di jakarta disebuah proyek instalasi listrik. Rojakpun sepakat untuk
berangkat kerjakarta, dijakarta rojak bekerja dengan giat dan penuh semangat.
Rojak memiliki keinginan untuk mengumpulkan modal, dalam pikiran rojak
bermaksud ingin membuka sebuah usaha.
Proyek
yang dikerjakan rojak pun selesai dan akhirnya rojak harus pulang terlebih
dahulu karena rojak harus membuat adminitrasi kependudukan. Setelah beberapa
minggu rojak dikampung, rojakpun diminta berangkat kembali ke jakarta. Tetapi
terdapat masalah, orang tua rojak dalam keadaan sakit dan rojakpun tidak bisa
berangkat kejarkata. Dalam hati rojak sedih karena uangnya cukup lumayan,
tetapi apalah daya. Selang beberapa minggu penggilan untuk berangkat belum juga
ada, yang ada malah informasi lowongan kerja dikantor pos. Rojak mencoba
membuat sebuah lamaran, tetapi rijki belum menghendaki rojak. Rojak tidak
diterima untuk bekerja dikator pos. Tetapi, informasi lain kembali diterima
rojak, terdapat informasi bahwa dikantor KUA Kec. Selajambe terdapat lowongan
kerja untuk menjadi operator komputer, akhirnya rojak melamar kekantor KUA
Selajambe dan rojakpun diterima.
Sehubungan
di KUA tidak terlalu sibuk rojakpun membuat surat lamaran kerja untuk bekerja
di SMK Al-Ihya, rojak bersyukur sangat besar karena rojakpun kembali diterima
di SMK Al- Ihya. Akhirnya rojak bekerja di dua intansi dengan membagi waktu,
tiga hari bekerja di KUA dan tiga hari bekerja di SMK. Setelah beberapa bulan
bekerja rojak memberanikan diri untuk melajutkan kuliah di Universitas
Kuningan.
Dalam
memenuhi kebutuhan pendidikan rojak menjalani kuliah sambil bekerja, meskipun
harus membagi waktu antara kuliah dan bekerja rojak tetap bersabar. Untuk mendapatkan
uang rojak harus berkerja ekstra keras, disuatu ketika rojak diminta
mengerjakan sebuah proposal pembangunan untuk SMK Al-Ihya Selajambe. Rojak
mengerjakan proposal tersebut sampai pukul 4 pagi, dalam tiga hari rojak harus
mengurangi tidurnya. Setelah mendapatkan bantuan rojak harus membuat laporan,
rojak kembali melek dan itu semua dikerjakan dengan ketulusan dan keberanian
dengan luar biasa meskipun rojak belum memiliki pengalaman dalam membuat
administrasi mengenai bantuan.
Setelah
selesai mebuat laporan rojak ikut mengantarkan laporan tersebut dinas
pendidikan pusat, di jakarta. Ketika diperjalanan kearah jakarta, rojak
teringat kenangan semasa bekerja di jakarta. Tetapi, itu semua hanyalah sebuah
kenangan tidak bisa terulang kembali. Sesampainya dijakarta, rojak masuk
kegedung dan ikut mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan rojak (laporan
pembangunan). Ketika rojak dan kepala sekolah naik leef, tiba-tiba rojak
berkata. Pak, kok gini ya naik leef rasanya pusing “kata rojak”. Kepala sekolah
tertawa keras, hahaha. Baru nail leef ya “kepala sekolah mengejek rojak”. Ah,
bapak kaya ga tahu rojak aja kapan rojak ngalamin naik leef “rojak beragumen”.
Rojak pun mulai memasuki ruangan tempat dimana laporan dikumpulkan.
Setelah
selesai memberikan laporan, rojakpun kembali kekampung dan menjalani rutinitas.
Rojak memang orang yang tidak bisa diam, meskipun sibuk dengan pekerjaan rojak
ikut aktif dalam organisasi. Rojak masuk ke organisasi HMI (Himpunan Mahasiswa
Islam) di Kab. Kuningan. Tepat disemester 4 rojak mencalonkan diri untuk
menjadi calon ketua badan legislatif mahasiswa. Rojak pun terpilih sebagai
ketua umum BLM, rojak harus membagi waktu antara pekerjaan dan aktifitasnya
sebagai mahasiswa sekaligus aktifis di kab. Kuningan.
Setelah
beberapa waktu menjalani perkuliahan rojakpun diberi kesempatan untuk mengajar
sambil mengerjakan pekerjaan tata usaha. Selang beberapa bulan rojak mengajar,
rojak pun diangkata menjadi guru resmi di SMK Al-Ihya Selajambe. Menjadi
seorang guru memiliki waktu yang longgar, rojak berfikir untuk mencari
pekerjaan baru untuk mengisi waktu kosong. Baru terpikir oleh rojak, tiba-tiba
kakak datang kerumah menawari sebuah pekerjaan untuk menjadi guru di MTs GUPPI
Selajambe, rojakpun menerima pekerjaan tersebut dan mulai bekerja di MTs GUPPI
Selajambe. Disuatu ketika rojak diminta oleh kepala SMK untuk ikut hadir pada
pertemuan MOU mengenai penerimaan bantuan pembangunan smk dari propinsi yang
bertempat di Hotel Pesona Bambu (lembang) rojak melihat Dekan FKIp Universitas
Kuingan dan Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Inggris rojakpun berfikir ternyata
orang lain pun memiliki aktifitas lain untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Sedangkan rojak yang hanya bekerja di beberapa tempat kerja dan tidak memiliki
jabatan tertentu sudah merasa lelah apalagi yorang lain yang memiliki jabatan
tertentu namun memiliki pekerjaan dobel.
Dalam
hati dan pikiran sempat terpikir bahwa yang namanya pekerjaan memang harus
dilakukan oleh setiap orang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika memang,
orang malas maka akan tertinggal. Apalagi, di era informasi ini, semua bisa
didapatkan dengan mudah dan dapat dikerjakan dimanapun tanpa batas waktu yang
terpenting adalah bagaimana kita mampu berpikir dan mencari solusi tertentu
untuk meraih masa depan yang lebih baik. Meskipun rojak harus membagi waktu
antara kuliah, aktifis, KUA, SMK dan terakhir MTs. berbagai aktifitaspun harus
dijalani rojak, rojakpun kembali berpikir inilah yang namanya kehidupan
dan kalau tidak seperti ini kapan rojak akan merubah kehidupan rojak. Walaupun
rojak harus menguras tenaga, dan kerja ekstra keras untuk membiayai kuliah dan
melanjutkan kehidupan rojak inilah jalan yang harus ditempuh oleh rojak.
Itulah
kehidupan yang dialami oleh rojak, semoga bisa bermanfaat dan memberikan
insfirasi bagi setiap orang untuk terus semangat dalam menjalani kehidupan,
“jika kita ingin membantu negara dalam memberantas kemiskina, maka bantunlah
diri kira sendiri. Dengan membantu diri kita sendiri maka kita akan membantu
satu dari jutaan beban negara”.
3. Meraih Mimpi Hanya Dengan Modal Tekad
“Gi
kamu udah liat pengemuma belum?”, tanya salah satu temanku. Ketika aku datang
ke kampus. “Belum”, kataku. “Emang Pengumuman Apa?”, akupun kembali
bertanya kepada teman. “Itu, tuh.
Pengumuman KKN”. Temanku kembali menjawab, “Emang dimana?”, akupun kembali
bertanya keteman. “Itu, ditempat information board yang deket prodi”. Temanku
kembali menjawa “Ouh ia, aku mau liat dulu yah”. Sambil melangkahkan kaki ku ke
lokasi dimana pengumuman KKN yang hendak aku laksanakan. “ok”, dengan serentak
temankupun menjawab.
Setibanya
di information board, aku langsung melihat beberapa deretan nama yang terdiri
dari berbagai kelompok dalam kelompok terdiri atas beberapa prodi dan fakultas.
Setelah aku melihat, ternyata aku ada di
kelompok 48. Seselesainya aku melihat informasi klompok KKN, akupun pergi tanpa
ada hal yang aneh bagiku. Akupun langsung pergi keruang kuliah dan menyimpan
tas di sampingku. Tak lama, aku duduk di kursi. Dosenpun, datang dan memberikan
salam. Perkuliahan pun dimulai dan berakhir pukul 18.00 dan akupun langsung
menuju motor dan pulang.
Hari-
hari berganti hari akhinya tiba pada pengarahan untuk mahasiswa yang akan
melaksanakan KKN, akunpun berangkat dengan biasa- biasa saja tanpa ada hal yan
aneh dalam diriku. Sesampainya di Student Center, akun langsung mencari no
kelompok, yaitu 48. Sedang enaknya mengobrol dengan temanku akupun langsung
melihat sosok, wanita yang begitu cantik duduk disebrangku. “wah, cantik sekali
wanita itu”, gumamku dalam hati. Setelah mahasiswa kumpul semua, akhirnya
dosenpun memberikan pengarahan mengenai perencanaan yang akan kami laksanakan
dalam kegiatan KKN.
Selang
satu jam, pengarahanpun selesai dan kamipun. Merencanakan untuk melaksanakan
survey kelokasi KKN.
-----< Good Luck
>-------