Sesampainya
di gedung cermai indah, aku duduk di lobi sambil menunggu seseorang yang keluar dari gedung. Memang aku telah
membuat janji dengan seseorang yang aku kenal di facebook. Saat buat janji
kebetulan dia sedang ada acara yang di
selenggarakan oleh sekolah tempat ia bekerja. "truk, truk, truk,
.....", suara sepatu datang menghampiriku. "mas yogi", sapa dia
kepadaku. setengah kaget saat lagi asik main hanpone, aku langsung menoleh.
"iiiiiia", kataku gugup. Aku terpana saat melihat di ada didepan mataku yang
selama ini aku hanya bisa membayangkan dia kini di ada dihadapanku.
Stiap
hari, setiap waktu. Bayangan kelopak mata yg indah itu, selalu
membayangi hidupku. Terlihat senyumnya yang indah, menyejukan hati setiap orang yang memandangnya. sungguh
memang benar-benar indah membuat semua orang tak berkedip melihatnya. Keindahan wajahnya, seperti bunga yang ada ditaman dengan
pernuh warna dan membuat seseorang untuk mengelus dan mencium harum bunga itu. Selang beberapa menit, diapun berpamitan
saat melihat jam ditanganya yang kecil mungin itu. “mas aku masuk dulu, karena
waktu istirahat telah habis”. “iia” jawabku terbata-bata seakan tidak menerima
akan perpisahan ini.
Tak lama diapun menghilang dari hadapanku dengan diikuti
suara sepatu yang semakin lama semakin mengecil dan raib dimakan waktu. Akupun hanya
dapat berdo’a Tuhan, ijinkan aku melihatnya kembali. Meskipun sakit bagiku untuk menuai mimpi bersamanya. Namun,
aku memiliki keyakinan bahwa aku akan hidup bersama orang seperti dia. Waktu berjalan begitu cepat, bahkan mungkin sangat cepat
namun memang seperti inilah hidup apalagi jika berbicara tentang cinta.
Cinta
membuat seseorang menjadi kuat. Namun,
terkadang cinta juga membuat seseorang menjadi lemah. Banyak orang berfikir gila karena cinta, ada yang rela menghabiskan waktu sampai larut malam dalam bekerja dan ada juga
yang sampai mengakhiri hidupnya demi cinta dan itu semua
karena cinta. Seperti
apakah kelak cinta ini, mungkin hanya diriku dan Tuhanlah yang tahu.
“a jangan
tinggalkan aku", itulah kata terakhir yang aku dengarkan saat meninggalnya
dan naik bis jurusan bandung jakarta. sesampainya aku di dalam bis aku duduk di
kursi kanan kedua paling belakang. kulihat sosok
wanita yang aku cintai termenung menangis ketika aku meninggalkanya. Hati ini
terasa sakit, ketika bua yang aku naik mulai meninggalkan dia. memang aku tak
ingin meninggalkannya. Namun, terpaksa aku harus
meninggalkan dia untuk bekerja di luar kota. meskipun aku terkadang merasa waswas jika suatu saat aku kembali, dia
sudah dimiliki oleh orang lain.
Namun jika aku tidak pergi, mungkin hidup aku tidak
akan berubah dan orang tua dia akan selalu mengejeku karena aku hanyalah
seorang pengangguran yang belum memiliki apa-apa untuk menikahinya. Aku bertekad pergi keluar
kota untuk mencari pekerjaan dan aku akan mencoba
untuk tabah mengahdapi semua ini. Aku sandarkan kepala
ke dinding bus sambil terus berdo'a dan
berfikir pekerjaan apa yang bisa aku kerjakan di kota sana. sedangkan aku hanya berbekal ijazah
SMA. Ditengah derunya hati, tiba- tiba aku dikejutkan
dengan sosok peria yang benar- benar memiliki paras wajah yang ganteng. Namun, dia menjadi
pedagang asongan. "wah gila, punya wajah ganteng aja dia mau jualan
asongan. Padahal dengan paras wajah yang dimiliki
olehnya. Dia, sudah memiliki modal untuk bekerja direstoran. Minimalnya, dia
menjadi pelayan lah".
Dalam hati aku
menggrutu sendirian, akhirnya akupun berpikir dan belajar dari dia. apapun,
pekerjaan yang akan aku dapatkan disana akan aku kerjakan dengan iklas yang
terpenting aku bisa mewujudkan impianku. Mungkin hanya kata itulah sebagai
modal dasarku untuk kerja disana.
Keiklasan akan membentuk seseorang menjadi kuat. Maka sikap iklas perlu diasah
dan ditingkat agar manusia bisa tumbuh kuat dan dapat bermanfaat bagi dirinya
dan orang disekitarnya
Mungkin kata itu yang akan menjadi modal
ku kelak, aku hanya ingin bersikap iklas meskipun ini merupakan hal tersulit
dalam proses perjalanan hidupku. Banyak orang diluar sana yang hanya bisa
bertahan hidup untuk mencari makan. Sedangkan aku bekerja untuk mencari jawaban
siapa diriku ini dan apakah dia pantas menjadi pendapingku.
Setibanya aku dikota akupun melamar
keberbagai toko dengan harapan dapat bekerja menjadi apapun yang terpenting aku
bisa mendapatkan pekerjaan yang halal dan aku dapat membuktikan pada mereka
bahwa aku pantas menjadi orang yang sukses. “enkau yang menjadi kekuatan dan
motivasi ku” kata itu yang selalu tertanam dalam hati dan pikiran aku. Sudah
beberapa hari aku melamar pekerjaan hingga putus asa hati ini. Saat itu pula
aku mulai menyadari ternyata untuk meraih kesuksesan memang bukan hal yang
mudah. Terkadang aku selalu menyalahkan kedua oran tuaku terutama ayahku yang
tidak dapat memberikan kebahagiaan pada ku. Pada akhirnya aku hanya bisa
berpikir,......
Untuk Ayah
Ayah engkau bekerja berparuh waktu demi memenuhi
kebutuhan keluarga
Ayah engkau bangun dikala kami masih tertudur lelap
Ayah engkau siapkan sarapan buat kami ketika hendak
kelaparan
Ayah engkau berikan kasih sayang sepenuh hati kepada
kami tanpa nenghiraukan balasan dari kami
Ayah engkau didik kami sehingga kami menjadi dewasa
dan berpendidikan
Namun, apa yang bisa kami berikan kapadamu hanya sebatas bentakan dan cacian kepadmu atas apa yang
belum kami miliki.
Kami hanya bisa menyalahkanmu ketika kami
salah dalam menjalani hidup kami
Maafkan aku ayah, aku belum bisa memberikan apa-apa untukmu
Maafkan aku ayah aku hanya bisa mencemoohkan
dirimu ketika engkau tak bisa memberikan apa yang aku ingingkan
Kau pelita dalam hidup, kau adalah nafasku do'a ku menyertaimu semoga engkau selalu diberi
kesehatan dan kekuatan dalam memberikan nafkah untuk keluarga
Ketika pagi menjelang, aku terbangun dari tidur
dan akupun mulai mengambil secangkir air putih dan meminumnya akupun bergegas kekamar mandi untuk mengambil air wudlu dan melaksanakan sholat subuh. Setelah selesai sholat subuh akupun, kembali kedapur dan
membuat secangkir kopi. Sambil menikmati kopi akupun merenung dan berpikir untuk mempersiapkan pekerjaan yang hendak aku laksanakan
hari ini. "emh, sekarang kau mau pergi kemana yah", pikirku sambil
menggrutu dalam hati. begini rupanya jika menjadi seseorang yang
belum memiliki pekerjaan yang pasti semuanya ditentuan secara serentak.
Kicauan burung menambah suasana pagi manjadi lebih lengkap. Kopi hangat yang menemani aku dikala menikmati terbitnya
mentari pagi. Pemandangan yang indah membuat aku terus terpukau oleh keadaan alam yg indah pagi. Sambil menikmati indhnya pagi akupun terenung “bukan wajahnya yang indah, namun sorot matanya
yang selalu membayangi disetiap kehiudpanku. apakah ini yg namanya cinta.
setiap waktu, setiap detik bayangan wajah itu selalu datang menemani hidupku,
terkadang aku lelah dan terkadang aku bahagia. Namun semua ini aku biarkan searah dengan perjalan waktu semakin aku biarkan
semakin kuat bayang itu datang menghampiriku. Aku rindu sosok dia, yang selalu memberikan semangat
padaku. Tuhan limpahkanlah semangat kerja untukku,
mudahkanlah segala urusanku, berikanlah hamba-Mu ini kekuatan untuk menjalankan
perintahmu.